Waspadai Tanda-Tanda Remaja Ingin Bunuh Diri, bunuh diri adalah tindakan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Kondisi ini berkaitan erat dengan masalah kesehatan mental, seperti depresi, dan bisa terjadi pada siapa pun. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda bunuh diri agar langkah pencegahan dapat segera dilakukan.  

World Health Organization (WHO) mencatat setiap 40 detik, ada satu korban meninggal yang disebabkan oleh tindakan bunuh diri, termasuk dari kalangan remaja.

Waspadai Tanda-Tanda Remaja Ingin Bunuh Diri

Ada banyak faktor yang bisa memicu tindakan tersebut, umumnya dimulai dari masalah dalam kehidupan yang menyebabkan gangguan psikologis seperti depresi, bahkan penyalahgunaan obat-obatan.

Depresi pada remaja memengaruhi cara mereka berpikir, merasa, dan berperilaku, dan dapat menyebabkan masalah emosional, fungsional, dan fisik.

Perasaan ini membuat mereka sulit untuk berfungsi secara normal dan melakukan aktivitas seperti biasa. Mereka juga dapat mengalami kesulitan fokus dan tidak memiliki motivasi atau energi.

Depresi dapat membuat remaja merasa sulit untuk menikmati hidup atau bahkan menjalani hari. Masalah seperti tekanan teman sebaya, harapan akademis, dan perubahan tubuh dapat membawa banyak pasang surut bagi remaja.

Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab depresi pada remaja di antaranya adalah:

  • Faktor genetik
  • Perubahan hormon
  • Faktor biologis, depresi karena faktor biologis terjadi jika neurotransmitter yang merupakan bahan kimia otak alami terganggu
  • Trauma yang terjadi saat masa kanak-kanak, seperti pelecehan fisik atau emosional, kehilangan orangtua
  • Kebiasaan berpikir negatif
  • Tekanan dari lingkungan terdekat, misal menjadi korban bullying

Masalah keluarga, beban pendidikan, hingga perundungan di dunia maya (cyberbullying) turut meningkatkan risiko bunuh diri di kalangan remaja.

Ciri-ciri depresi pada remaja dari sisi emosional:

  • Kehilangan motivasi dan semangat dalam melakukan aktivitas
  • Merasa sedih, frustasi, dan tidak punya harapan
  • Mudah tersinggung dan marah karena hal kecil
  • Rasa percaya diri yang rendah
  • Merasa tidak berguna dan gagal
  • Sulit berpikir, konsentrasi, dan sulit membuat keputusan
  • Berpikir untuk bunuh diri

Ciri-ciri depresi pada remaja dari sisi perubahan perilaku:

  • Mudah lelah dan kehilangan energi
  • Insomnia atau terlalu banyak tidur
  • Perubahan nafsu makan (penurunan atau peningkatan makan)
  • Merasa gelisah dan sulit berkonsentrasi
  • Menyendiri dan mengurung diri di kamar
  • Tidak memerhatikan penampilan
  • Cenderung melakukan hal-hal negatif
  • Prestasi di sekolah menurun
  • Keinginan untuk menyakiti diri sendiri
Baca Juga :  Data Instansi yang Buka Formasi CPNS 2024 Lulusan SMA/SMK Sederajat

Depresi berbeda dengan sedih biasa

Perasaan sedih, kecewa, atau putus asa adalah hal yang wajar dialami dalam fase perkembangan remaja. Walaupun gejalanya mirip, bukan berarti seseorang pasti mengalami depresi.

Maka dari itu Anda perlu tahu terlebih dulu apa perbedaan antara sedih dan depresi. Kesedihan biasanya berlangsung sementara atau dalam waktu yang tidak begitu lama lalu akan menghilang seiring berjalannya waktu.

Hanya dengan melakukan hal menyenangkan, kesedihan biasanya hilang dan seseorang akan kembali ceria. Sementara itu, depresi adalah kondisi ketika kesedihan ini tak kunjung berakhir bahkan bertambah parah setiap harinya.

Depresi tidak akan hilang dengan sendirinya dan butuh penanganan medis untuk mengatasi gejalanya. Anak yang depresi bahkan kehilangan minat untuk melakukan hal yang disukainya. Ia bisa saja mengurung diri di kamar berhari-hari hingga hitungan minggu.

Melansir CBS News, American Academy of Pediatrics bersama dengan Kepala Divisi Psikiatri Anak dan Remaja di NorthShore University, dr Benjamin Shain menyebutkan tanda keinginan bunuh diri pada remaja yang perlu diperhatikan orangtua dan lingkungan sekitar.

  • Mudah tersinggung
    Salah satu tanda yang perlu diperhatikan adalah ketika remaja menjadi lebih mudah tersinggung. Perasaan tersinggung bakal berujung pada rasa stres dan menyebabkan remaja melakukan tindakan yang merugikan mereka. Tanda ini menjadi ‘bendera merah’ bagi orang-orang di sekitar, khususnya para orangtua. Saat tanda ini muncul, orangtua dan lingkungan sekitar perlu memberikan perhatian lebih pada remaja.
  • Malas
    Remaja yang berisiko untuk memiliki pikiran bunuh diri biasanya lebih tak peduli pada dirinya sendiri. Dia tak akan memperhatikan kebersihan diri dan mengubah penampilan secara drastis dengan lebih berantakan.
  • Masalah tanpa jalan keluar
    Remaja yang memiliki masalahan tanpa jalan keluar patut diwaspadai. Sederet persoalan seperti hamil di luar nikah, putus dengan pacar, atau menghadapi perundungan di sekolah bisa meningkatkan risiko bunuh diri pada seorang remaja.
  • Berontak tanpa sebab
    Ketika seorang remaja mendadak kerap memberontak dan melawan aturan hingga melewati batas, orangtua patus khawatir. Apalagi jika tindakan yang dilakukan sampai mengganggu kenyamanan orang lain di sekitarnya.
  • Melarikan diri
    Remaja yang melarikan diri dari rumah akibat stres juga perlu diperhatikan. Shain menyebut bahwa anak-anak tunawisma memiliki kecenderungan bunuh diri yang lebih tinggi.
  • Merasa tidak berharga
    Sejumlah perasaan seperti merasa tidak diakui dan tidak dianggap oleh keluarga atau kelompok tertentu bisa mendorong keinginan bunuh diri pada remaja.
  • Menulis tentang kematian
    Menulis tentang kematian umum terjadi pada remaja dengan pikiran bunuh diri. Gejala ini biasanya muncul akibat faktor internal dan eksternal.
  • Mengonsumsi alkohol dan narkoba
    Penggunaan narkoba dan alkohol merupakan salah satu faktor risiko kasus bunuh diri. Kebiasaan mengonsumsi alkohol dan narkoba menandai perilaku menyimpang remaja.
  • Menyendiri
    Menjauhkan diri dari lingkungan sosial menandai gangguan mental yang terjadi pada seseorang. Perilaku menyendiri pada remaja menjadi salah satu sinyal kemungkinan bunuh diri.
  • Keluhan sakit fisik
    Rasa sakit secara fisik bisa menjadi indikator gangguan kecemasan dan depresi. Gangguan fisik diakibatkan oleh rasa cemas dalam pikiran. Masalah yang tidak teratasi membuat tubuh menjadi kurang baik.
  • Merasa bosan
    Rasa bosan dan tak mampu berkonsentrasi menjadi indikator penyalahgunaan obat terlarang. Kebosanan juga bisa menjadi gejala depresi, yang ujung-ujungnya juga bakal memicu keinginan bunuh diri pada remaja. Merasa tidak berdaya, malu, bersalah, atau tidak ada masa depan
  • Bercanda tentang bunuh diri
    Remaja yang kerap berbicara tentang bunuh diri atau bahkan bercanda tentangnya perlu ditangani dengan serius. Pasalnya, bercanda tentang hal tersebut bisa jadi penanda mental seorang remaja tengah terganggu.
  • Percobaan bunuh diri
    Remaja yang pernah melakukan percobaan bunuh diri tapi gagal berisiko untuk kembali melakoni aksi yang sama. Risiko ini akan lebih tinggi jika akar permasalahan tidak diselesaikan dengan baik.
Baca Juga :  Update Link Mirror Pengumuman Hasil SNBP 2024 dan Cara Cek Hasilnya

Mencegah Bunuh Diri pada Remaja

Jika Anda mendapati remaja yang bertindak seakan-akan sedang merencanakan untuk bunuh diri, maka lakukan hal berikut untuk mencegahnya bunuh diri:

  • Bertanya dan tawarkan bantuan
    Menanyakan tentang adanya keinginan untuk bunuh diri pada remaja yang ingin melakukannya adalah hal yang tepat. Meski tampak sulit, hal ini justru dapat mencegah terjadinya bunuh diri pada remaja. Tanyakan juga masalah yang sedang di alami dan tawarkan bantu yang bisa Anda berikan.
  • Singkirkan benda berbahaya
    Jauhkan semua benda berbahaya yang bisa digunakan untuk melakukan bunuh diri, seperti racun hama, obat-obatan, benda tajam, senjata api, dari jangkauan dirinya.
  • Berikan perhatian
    Dengarkan semua yang dia ingin sampaikan dan selalu pantau tindakannya. Jangan mengabaikan ancaman bunuh dirinya dan justru melabeli sebagai individu yang suka bersikap berlebihan. Cobalah berdiskusi dengannya untuk mengetahui masalah sedang ia hadapi dan dukung mereka untuk menyelesaikannya.
  • Dukung ia untuk melakukan hal positif
    Berikan dukungan pada remaja untuk mulai melakukan hal-hal positif, seperti kembali menikmati hobi, berolahraga di luar lapangan, atau sekadar bersosialisasi dengan teman-temannya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mengurangi gejala depresi pada remaja.
  • Lakukan langkah perawatan
    Bantu remaja untuk menjalani perawatan dengan psikolog atau psikiater. Yakini bahwa langkah ini akan membantunya untuk menjadi lebih baik. Selain itu, bantulah dia untuk mengikuti apa yang dianjurkan.
Baca Juga :  Link Download Angkot d Game Mod Apk V2.16 dan Link Unduh Game Serupa Ojol The Game Asli dari CodeXplore

Remaja yang depresi mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur daripada biasanya, atau sebaliknya, mengalami insomnia. Anda mungkin juga memperhatikan bahwa anak remaja yang depresi makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.

Meskipun depresi dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa bagi para remaja dan mengganggu kehidupan keluarga sehari-hari, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka agar merasa lebih baik. Langkah pertama adalah mempelajari seperti apa depresi pada remaja dan apa yang harus dilakukan jika Anda melihat tanda-tanda peringatannya.

Waspadai Tanda-Tanda Remaja Ingin Bunuh Diri

Referensi:

  • Kenali Faktor Pemicu dan Tanda-Tanda Ingin Bunuh Diri, alodokter.com
  • Mengenali Tanda-Tanda Bunuh Diri pada Remaja, alodokter.com
  • Depresi pada Remaja yang Patut Dikenali, Berikut Penyebab dan Gejalanya, merdeka.com
  • Kenali Tanda-tanda Remaja yang Berisiko Bunuh Diri, cnnindonesia.com
  • Waspadai Tanda-tanda Keinginan Bunuh Diri pada Remaja, kompas.com
  • It takes a whole community to help prevent teen suicide, intermountainhealthcare.org