Tips Mengatasi Tantrum pada Anak Menurut Para Ahli, tantrum merupakan hal yang sering kita temui pada anak-anak. Mengatasi anak tantrum memang terkadang rumit. Namun demikian, tantrum tak lepas sebagai bagian dari tumbuh kembang anak usia 2 tahun.

Marah-marah dan mengamuk pada anak atau ledakan emosi dikenal dengan sebutan tantrum. Tantrum sebenarnya merupakan bagian normal dari pertumbuhan anak.

Tips Mengatasi Tantrum pada Anak Menurut Para Ahli

Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Pediatri Sosial RS Pondok Indah dr. Catharine Mayung Sambo Sp. A (K) mengatakan, ciri tantrum pada anak bermacam-macam. Beberapa di antaranya menangis, menjerit/berteriak-teriak, “mogok” tidak mau bergerak, kaku, lemas, memukul, menendang, berguling-guling, melempar benda-benda, menahan napas, mendorong, ataupun menggigit.

Rasa frustrasi juga cukup sering menyebabkan tantrum, rasa frustrasi pada balita dapat timbul ketika terjadi konflik internal antara keinginan diperhatikan orangtua dengan keinginan mandiri yang kuat, dan ia belum mampu mengatasinya dengan baik.

Tips Mengatasi Tantrum pada Anak Menurut Para Ahli

Berikut ini merupakan Tips Mengatasi Tantrum pada Anak Menurut  dr. Catharine yang bisa dilakukan orangtua:

  • Mengalihkan perhatian anak, dapat dengan memindahkan anak ke tempat atau kamar lain, menawarkan pilihan mainan lain yang lebih aman, menyanyikan lagu, atau menunjukkan hal lain yang menarik.
  • Berikan pilihan untuk hal kecil, agar anak memiliki rasa mampu mengendalikan situasi.
  • Tidak memberi toleransi dan segera menghentikan perilaku yang menyakiti, seperti memukul, menendang, melempar, atau menggigit.
  • Usahakan tetap tenang dan tidak membentak atau memukul anak.
  • Pastikan lingkungan sekitar anak aman, atau apabila tantrum terjadi di tempat umum atau di jalan, lebih baik anak segera digendong atau digandeng sambil diingatkan tentang bahaya yang mungkin terjadi.
Baca Juga :  Download Aplikasi Fitness Erakulis Bikinan Pesepakbola Cristiano Ronaldo Terdapat Fitur Kesehatan Mental

Ada beberapa hal yang dapat membuat tantrum pada anak adalah:

  • Dapat memengaruhi seberapa cepat dan kuat reaksi anak-anak terhadap hal-hal seperti peristiwa yang membuat frustrasi. Anak-anak yang mudah marah mungkin lebih cenderung mengamuk.
  • Stres, lapar, kelelahan, dan stimulasi berlebihan. Hal ini dapat mempersulit anak-anak untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan dan perilaku.
  • Situasi yang tidak dapat diatasi oleh anak-anak. Misalnya, balita mungkin kesulitan mengatasinya jika anak yang lebih besar mengambil mainan.
  • Emosi yang kuat. Misalnya kekhawatiran, ketakutan, rasa malu dan amarah dapat menjadi beban bagi anak-anak.
  • Jenuh atau rasa bosan
  • Mengalami sakit perut atau pencernaan lainnya
  • Overstimulation
  • Gerah atau panas
  • Anak merasa tak didengar oleh orang tua
  • Tidak nyaman di ruangan tersebut
  • Membutuhkan kehangatan keluarga
Baca Juga :  Tips Aturan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa, Mana Yang Lebih Baik?

Menurut Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog., temper tantrum adalah luapan atau ledakan emosi anak yang sulit dikendalikan, biasanya berkaitan dengan keinginan yang tidak terpenuhi dan terjadi dalam situasi atau kondisi tertentu yang membuat anak tidak nyaman misalnya sedang mengantuk, lelah atau frustrasi.

Tantrum di usia batita bukan mencerminkan anak yang manipulatif, tapi memang anak tengah mengalami masa sulit dalam mengendalikan emosinya termasuk dalam merespons rasa frustasi.

Temper tantrum merupakan hal yang masih tergolong normal karena merupakan bagian dari proses perkembangan.

Anak-anak berumur antara 1 sampai 3 tahun biasanya rawan mengalami tantrum. Sebagai periode dari perkembangan, tantrum diharapkan berakhir di usia menjelang 6 tahun dimana kemampuan bahasanya sudah lebih mahir sehingga dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi lebih baik.

Meski tantrum adalah hal yang sangat wajar dalam kehidupan batita, Bunda sebaiknya tetap waspada dan mencari sumber masalah yang mungkin menjadi penyebabnya.

Apakah telah terjadi masalah di dalam lingkungan keluarga? Apakah Bunda atau Ayah tengah menjalani masa yang super sibuk dan penuh gangguan? Apakah orangtua tengah tertekan, baik oleh pekerjaan atau hal lain? Semua hal tadi dapat mendorong terjadinya tantrum pada anak.

Baca Juga :  Makanan Untuk Penyakit Jantung dan Stroke Untuk Pria

Jika tantrum si batita terjadi terlalu sering atau terlalu intens atau dia menyakiti dirinya sendiri atau bahkan menyakiti orang lain, maka perlu untuk mencari bantuan dan pemeriksaan rutin anak pada dokter atau psikolog biasanya akan mendiskusikan tumbuh kembang si kecil.

Itulah Tips Mengatasi Tantrum pada Anak Menurut Para Ahli, mengatasi anak tantrum usia 2 tahun antara lainnya adalah dengan menghindari mengekang balita saat tantrum, apalagi mencubit atau memukul. Beri si Kecil pelukan lembut sambil membisikkan kata-kata yang menenangkan. Bentuk suasana positif dan tunjukkan empati Anda kepadanya buah hati anda.

Referensi: alodokter.com,halodoc.com, orami.co.id