Mengenal Scaffolding Parenting untuk Perkembangan Anak, Pola Asuh yang mengajarkan Anak Belajar dari Kesalahan, Scaffolding (juga dikenal sebagai scaffold learning, scaffold method, scaffold teaching, dan scaffolding instruksional) adalah metode yang sangat populer dalam pendidikan anak usia dini.

Konsep scaffolding dalam konteks pendidikan anak TK berarti memberikan dukungan belajar secara terstruktur kepada anak hingga anak mampu mengerjakan sesuatu secara mandiri tanpa bantuan orang dewasa.

Mengenal Scaffolding Parenting untuk Perkembangan Anak, Pola Asuh yang mengajarkan Anak Belajar dari Kesalahan

Konsep scaffolding ini baru dikembangkan jauh setelah Vygotsky meninggal dunia. Namun hingga kini, konsep ini dianggap masih relevan untuk memastikan anak menyerap informasi atau ilmu dengan optimal dalam sebuah lingkungan pembelajaran.

Scaffold parenting adalah pola asuh yang memungkinkan anak untuk belajar dari kesalahan mereka, kata Julian Lagoy, MD, seorang psikiater dari Mindpath Health, mengutip Fatherly.

Dari perspektif perkembangan anak, lanjut dr Julian, scaffold parenting membantu anak mengembangkan kebajikan yang lebih baik dalam hidupnya.

Scaffolding bekerja paling baik ketika pendidik menggunakan berbagai cara untuk memanfaatkan metode, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Jika seorang anak mengalami kesulitan menyelesaikan proyek, seorang pendidik dapat membuat berbagai saran yang mungkin dapat membantu memecahkan masalah, sambil mendorong anak untuk menyelesaikan masalah sendiri. Misalnya, “Menara blok itu terus jatuh. Satu cara kita bisa memperbaikinya adalah dengan meletakkan semua blok yang lebih besar di bagian bawah. Apa cara lain yang menurut Anda bisa kita bantu agar tetap terjaga?”
  • Mengajukan pertanyaan menyelidik untuk mendorong seorang anak mendapatkan jawaban secara mandiri.
  • Dalam contoh blok menara di atas, seorang pendidik yang scaffolding dapat membuat versi mereka sendiri yang lebih kecil dari menara blok untuk menunjukkan bagaimana blok bekerja paling baik.
  • Selain itu, guru dapat mendorong anak untuk menggunakan sumber daya yang berbeda untuk membantu menara blok tetap terjaga dan berpikir di luar kotak dengan mendapatkan solusi kreatif. “Apa yang Anda lihat di kelas kami yang akan membantu mendukung menara blok kami? Mungkin jika kami membalikkan tempat pensil itu, itu bisa membantu. Dapatkah Anda memikirkan hal lain?”
  • Jika seorang anak mengalami kesulitan datang dengan jawaban atas pertanyaan, “Apa kebalikannya?” pada mereka sendiri, seorang guru yang scaffolding dapat memberikan banyak jawaban untuk dipilih untuk membantu anak mendapatkan respon yang benar secara mandiri.

Dalam pendidikan anak usia dini, scaffolding dapat diimplementasikan dalam banyak cara. Sebagai contoh:

  • Jika seorang anak tahu cara menggambar garis vertikal lurus, Anda kemudian dapat menunjukkan kepada mereka cara menggambar garis horizontal lurus. Setelah kedua keterampilan itu dikuasai, mereka dapat menggabungkannya menjadi persegi.
  • Setelah seorang anak mengenali huruf tertentu, Anda dapat mengajarkan suara dan kemudian kata-kata yang dimulai dengan suara itu.
  • Seorang anak yang dapat menggunakan gunting keselamatan dapat menggunakan keterampilan itu untuk menggunakan pukulan lubang.

Dari perspektif perkembangan anak, lanjut dr Julian, scaffold parenting membantu anak mengembangkan kebajikan yang lebih baik dalam hidupnya.

Ada lima karakteristik scaffold parenting yang dapat membantu orang tua membesarkan anak-anak yang tangguh. Yaitu:

  1. Empati
    Saat keadaan menjadi sulit, orang tua yang berempati menyampaikan kepada anak bahwa mereka tidak akan meninggalkannya. Sehingga, anak mengerti bahwa mereka tidak dibiarkan menderita sendirian dan memiliki orang tua yang membantu memproses ketidaknyamanannya.
  2. Validasi
    Ketika anak-anak mengalami kegagalan, memvalidasi upaya mereka adalah cara bagus untuk memberikan umpan positif. Akui semua emosi yang dirasakan anak dan perjuangan yang telah mereka lakukan untuk mencapai sesuatu.
  3. Intervensi
    Intervensi atau campur tangan orang tua saat anak mengalami kesulitan sangatlah penting, tetapi tetap atur batasan. Carilah kesempatan untuk memberikan waktu pada anak mengatasinya sendiri.
  4. Struktur
    Memberi anak-anak jadwal teratur adalah alat yang membantu menumbuhkan kemandirian dengan mengatur waktu mereka. Saat menyusun jadwal, jangan lupa melibatkan pendapat anak agar mereka tidak kewalahan saat menjalankan rutinitasnya.
  5. Dorongan
    Ketika anak-anak mengalami frustrasi atau kegagalan, mereka membutuhkan dukungan untuk membantunya bangkit kembali. Mengekspresikan dukungan pada anak dapat membantu membangun kepercayaan diri ketika mereka tidak percaya pada diri mereka sendiri.

Teori ini bisa memberikan banyak manfaat apabila penerapannya sesuai. Anak yang mendapat stimulus sesuai dengan kebutuhan mereka tentu bisa lebih mudah menyerap informasi baru.

Mengenal Scaffolding Parenting untuk Perkembangan Anak, Pola Asuh yang mengajarkan Anak Belajar dari Kesalahan

Referensi:

  • https://www.sehatq.com
  • https://www.parapuan.co
  • https://www.parenting.co.id
  • https://www.verywellfamily.com