Mengenal Intermittent Explosive Disorder, Gangguan Kejiwaan yang Ditunjukkan Melalui Ledakan Amarah Tak Terkendali, IED adalah episode agresif atau ledakan amarah dengan reaksi yang terlalu berlebihan dalam menanggapi situasi.

Ledakan amarah pada seseorang ini bisa terus berulang jika tidak ditangani dengan baik. Meskipun begitu, gejalanya bisa saja menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Mengenal Intermittent Explosive Disorder, Gangguan Kejiwaan yang Ditunjukkan Melalui Ledakan Amarah Tak Terkendali

Apa anda pernah melihat orang ketika marah, Apakah berbicara dengan nada tinggi? Memaki orang lain di sekitar kalian? Atau membanting barang dan merusaknya?

Ketika mengalami hari atau keadaan yang melelahkan, menyebalkan, dan bertemu dengan orang-orang yang tidak menyenangkan, sangat wajar jika kita jadi merasa kesal dan jengkel. Kemudian menjadi lebih sensitif dan mudah terpancing akan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak perlu terlalu kita risaukan.

Respon ini merupakan respon yang wajar ketika kita menjadi lebih sensitif, marah, dan kesal setelah mengalami suatu hal yang buruk. Namun perlu diketahui, ada beberapa respon yang dapat digolongkan sebagai hal yang tidak wajar dan bisa membahayakan, misalnya berteriak, membentak, merusak benda, atau bahkan memukul orang atau benda. Respon yang tidak wajar ini dapat mengarah pada Intermittent Explosive Disorder.

Intermittent Explosive Disorder (IED) adalah penyimpangan perilaku serta gangguan kejiwaan yang biasanya ditandakan dengan amarah yang meledak-ledak dan terjadi tiba-tiba tanpa ada faktor pemicu yang signifikan alias tidak proporsional apaibla dibandingkan dengan penyebab kemarahannya.

Saat penderita IED marah, yang biasa disebut dengan episode, mereka akan bertindak sangat agresif seperti merusak properti atau barang, melontarkan serangan verbal (menghina, mengumpat dalam proporsi yang tidak wajar), atau bahkan menyerang orang lain secara fisik.

Intermittent Explosive Disorder (IED) merupakan gangguan kronis yang dapat berlanjut selama bertahun-tahun, meskipun tingkat keparahan ledakan dapat menurun seiring bertambahnya usia. Perawatan melibatkan obat-obatan dan psikoterapi untuk membantu mengontrol impuls agresif.

Sebuah gangguan saat seseorang mengalami kegagalan dalam mengontrol rasa marahnya dan memiliki dorongan-dorongan untuk bertindak secara kasar. Saat ada masalah, bahkan masalah kecil sekalipun, amarahnya dapat “meledak-ledak”.

Baca Juga :  Soal Latihan Tes OJK dan Kunci Jawaban Lengkap 2024

Ada agresi yang timbul, baik itu agresi secara verbal maupun fisik. Agresi verbal yang timbul dapat berupa berteriak, membentak, mengumpat atau berkata-kata kotor, menghina, dan sebagainya.

Agresi non-verbal yang muncul dapat berupa perilaku merusak, menyakiti, memukul, dan sebagainya. Perilaku agresi ini tidak dapat dikontrol. Perilaku ini juga sulit diprediksi karena dapat muncul sewaktu-waktu bahkan jika masalah yang dihadapi sebenarnya bukan masalah yang besar.

Penderita Intermittent Explosive Disorder juga biasanya mengalami gejala fisik sebagai akibat dari ledakan amarahnya, seperti sakit kepala, sulit bernafas, tremor, dan sebagainya.

Situs Psychology Today menjelaskan, IED merupakan ketidakmampuan seseorang dalam menahan emosinya sehingga meluapkannya dengan cara marah-marah sambil menyerang orang lain atau merusak barang-barang.

Gangguan ini ditandai oleh sikap permusuhan, impulsif, dan ledakan agresif yang berulang. Orang-orang dengan IED pada dasarnya mudah “meledak” meskipun tidak ada provokasi atau alasan yang jelas.

Orang-orang yang menderita IED kerap menggambarkan perasaan seolah-olah mereka kehilangan kendali atas emosi mereka dan selanjutnya akan diliputi oleh kemarahan.

Orang dengan IED dapat mengancam atau benar-benar menyerang benda, hewan atau manusia lainnya.

Penyebab Intermittent Explosive Disorder

Penyebab Gejala Intermittent Explosive Disorder diduga berasal dari kelainan mekanisme otak untuk mengatur produksi serotonin (hormon bahagia) dan kortisol (hormon stres), sehingga memengaruhi tingkat emosi pengidapnya. Faktor lain yang diduga menjadi penyebab IED adalah faktor genetik, faktor lingkungan dan kebiasaan memendam amarah.

Berikut beberapa faktor penyebab lain yang bisa memunculkan Intermittent Explosive Disorder pada seseorang:

  • Berusia di bawah 40 tahun
  • Sering menerima kekerasan verbal dan fisik sejak kecil
  • Memiliki banyak trauma semasa kecil
  • Minim produksi serotonin dalam otak
  • Memiliki gangguan kesehatan mental lainnya, seperti ADHD, BPD, dan ASPD
  • Atau mereka yang mengalami gangguan ini cenderung mengalami depresi, masalah kecemasan, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Baca Juga :  Puasa Bisa Mengurangi Penyakit Asam Lambung, Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Selain itu, kemarahan yang meletup-letup ini bisa terjadi akibat keadaan yang dialami oleh seseorang. Berikut beberapa penyebab IED yang didapat dari faktor lainnya:

  • Kondisi keluarga, seperti kekerasan rumah tangga hingga perceraian
  • Masalah di sekolah, tempat kerja, atau komunitas
  • Masalah dengan suasana hati
  • Gangguan kesehatan fisik

Gejala Intermittent Explosive Disorder

Gejala yang muncul sebenarnya bisa sangat bervariasi. Mungkin seperti marah dengan tambahan aksi lainnya. Berikut beberapa gejala yang muncul saat seseorang mengalami IED:

  • Berteriak sambil memaki
  • Mempertahankan argumen yang berlebihan
  • Mengamuk tidak jelas
  • Menebar ancaman
  • Memukul dinding atau memecahkan barang di sekitar
  • Merusak benda-benda yang dilihat
  • Menampar atau mendorong orang di dekatnya
  • Mengajak berkelahi
  • Melakukan serangan tiba-tiba dengan maksud melukai

Hal yang Dilakukan Ketika Menghadapi Ledakan Amarah

Dikutip dari Psychology Today, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan ketika menghadapi ledakan amarah dari pengidap intermittent explosive disorder.

  • Intermittent Explosive Disorder adalah Masalahnya, Bukan Diri Anda
    Temperamental adalah salah satu indikasi pasangan Anda memiliki intermittent explosive disorder. Menghadapi ledakan amarahnya, sadari bahwa hal ini bukanlah kesalahan diri Anda. Walaupun Anda memang berbuat kesalahan tidak berarti Anda pantas mendapatkan amarah se-ekstrem ini. Hadapi kemarahannya tanpa membuat Anda menyalahkan diri sendiri adalah kunci utama. Hal ini karena penderita intermittent explosive disorder memang cenderung memojokkan lawan bicaranya. Ketika mengungkapkan emosi tanpa bisa menyadari reaksinya terlalu berlebihan, mereka akan cenderung berlaku manipulatif dan Anda harus bisa menghadapinya.
  • Jangan Tanggapi Ledakan Amarahnya dan Tinggalkan Ruangan
    Jika kemarahannya tidak juga mereda atau malah semakin menjadi, jangan mencoba untuk menyanggah atau menanggapi dengan balik melawan. Pahami bahwa saat ini pasangan Anda tengah melepaskan bebannya bagai anak kecil yang tengah tantrum karena kesulitan mengekspresikan emosi. Coba berempati dan minta ia perlahan menemukan alasan sebenarnya apa yang membuatnya marah. Jika tidak berhasil, bukan jadi hal buruk untuk menghindar dan membiarkan amarahnya mereda dengan sendirinya.
  • Jika Makin Buruk, Cari Pertolongan
    Terkadang, penderita intermittent explosive disorder kesulitan mengendalikan diri sehingga cenderung melibatkan kekerasan fisik untuk meluapkan emosi. Ini adalah peringatan keras agar Anda lebih waspada. Selalu pastikan Anda memiliki kontak darurat jika hal ini terjadi dan pastikan diri Anda aman dan segera mendapat pertolongan jika kemarahannya semakin memburuk.
Baca Juga :  Cara Mudah Registrasi Akun Kereta Cepat Whoosh 2024

Hal yang Dilakukan Setelah Amarah Mereda

Menjalin hubungan dengan orang dengan intermittent explosive disorder adalah sebuah komitmen yang dijalani tidak hanya ketika mereka marah, namun juga ketika hubungan sedang baik-baik saja. Berikut yang harus dilakukan:

  • Bicarakan Tentang Amarahnya
    Jangan biarkan pasangan menganggap sikapnya ketika marah adalah hal yang wajar. Bicarakan soal luapan emosi tiap kali hal itu terjadi dan cari hal-hal yang memantik ledakan kemarahannya. Jika awalnya pasangan menghindari topik, teruslah mencoba dan jangan takut untuk terbuka dengan perasaan Anda menghadapi kondisi tersebut.
  • Sepakati Kode untuk Menghindari Kejadian Selanjutnya
    Beberapa kejadian ledakan kemarahan bisa saja terjadi di depan umum. Hal ini seringkali menjadi tontonan dan gunjingan banyak orang. Hindari hal ini dengan menyepakati kode tertentu untuk membantunya mengidentifikasi emosi.
  • Selesaikan Masalah dan Jadwalkan Konseling
    Bersabar bukanlah satu-satunya solusi menghadapi penderita intermittent explosive disorder. Selesaikan masalah dengan segera adalah pilihan yang seharusnya Anda ambil. Jika ia merasakan kegelisahan dan berusaha untuk mengatasi, waktunya anda maju dan beri dukungan.

Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat perawatan yang terbaik.

Mengenal Intermittent Explosive Disorder, Gangguan Kejiwaan yang Ditunjukkan Melalui Ledakan Amarah Tak Terkendali

Referensi:

  • Intermittent Explosive Disorder: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya, hellosehat.com
  • Suka Marah-Marah? Kenali Bedanya Marah Biasa dan Intermittent Explosive Disorder! , uc.ac.id
  • IED atau Intermittent Explosive Disorder, Saat Kemarahan Meledak Membabi Buta, sehatq.com
  • Intermittent Explosive Disorder adalah Gangguan Amarah, Ini Solusinya, id.theasianparent.com