Bahaya Sering Berteriak Pada Anak Dapat Mengubah Struktur Otak, ini Penjelasan dari Para Ahli, bentakan  pada anak dapat berdampak buruk bagi perkembangan buah hati Anda.

Mungkin kita sering membentak anak ketika ia melakukan hal-hal yang kurang baik, meskipun menurut kita bentakan kepada si kecil hanya reaksi spontan saja, namun,  bentakan itu akan mempengaruhi otak anak.

Bahaya Sering Berteriak Pada Anak Dapat Mengubah Struktur Otak, ini Penjelasan dari Para Ahli

Bila pada saat berlangsungnya bentakan, maka 1 milyar sel otak anak akan mengalami kerusakan, Menurut penelitian yang dilakukan di University of Montreal dan CHU Sainte Justine Research Centre bersama dengan tim peneliti dari Stanford University, ditemukan adanya hubungan antara frekuensi pola ibu berteriak dengan ukuran otak anaknya.

Para peneliti mengungkapkan, bahwa bentuk pola pengasuhan yang keras seperti berteriak dapat membahayakan perkembangan otak anak-anak.

Dalam penelitian sebelumnya, para peneliti sebenarnya sudah melihat efek berteriak pada otak anak. Namun, dengan penelitian terbaru ini mereka menjadi lebih tahu kalau hal itu dapat memengaruhi struktur dan bentuk otak anak secara signifikan.

Baca Juga :  Download Aplikasi Fitness Erakulis Bikinan Pesepakbola Cristiano Ronaldo Terdapat Fitur Kesehatan Mental

Disebutkan, seorang anak yang sering mendengar teriakan dari orangtuanya akan mengalami penyusutan ukuran otak hingga mereka mencapai usia remaja.

Studi tersebut menggunakan data dari anak-anak yang dipantau sejak mereka lahir di awal tahun 2000-an. Para ahli memperhatikan pola pengasuhan dan tingkat kecemasan anak setiap tahun dalam rentang usia anak  antara 2-9 tahun.

Lalu anak-anak dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan paparan terhadap pola pengasuhan yang kasar dengan teriakan.

Mereka juga mengambil anak-anak yang sama ini ketika berusia antara 12-16 tahun dan menyelesaikan MRI untuk melihat struktur otak anak tersebut.

Kemudian hasilnya adalah pada anak-anak yang sering terpapar oleh teriakan dengan intensitas yang tinggi memiliki ukuran otak yang lebih kecil daripada anak-anak yang tidak terpapar.

Ini sekaligus menjadi studi pertama yang menemukan hubungan langsung antara pola pengasuhan yang keras dengan kecemasan anak-anak dan anatomi fisik otak mereka, terutama pada bagian otak.

Menurut Dr. Amir Zuhdi, dokter ahli ilmu otak dari Neuroscience Indonesia, dalam situs nationalgeographic.co.id, bentakan orangtua jelas membuat anak ketakutan.

Baca Juga :  Makanan Untuk Penyakit Jantung dan Stroke Untuk Pria

Munculnya rasa takut akan membuat tubuh anak memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Tingginya hormon kortisol dalam tubuh akan memutus sambungan neuron di otak.

Menurut Dr. Amir Zuhdi,inilah empat hal yang akan terjadi kepada anak Anda jika mereka sering dibentak.

  • Sulit mengambil keputusan
    Anak yang sering dibentak oleh orangtuanya akan cenderung lebih takut. Hal ini membuat anak akan selalu ragu untuk mengambil keputusan atau berbuat sesuatu. Buah hati Anda takut bertindak karena khawatir akan dibentak oleh Anda bila keputusan atau tindakannya Anda anggap salah.
  • Kurang percaya diri
    Ketakutan yang sering ia rasakan ketika Anda membentaknya membuat anak Anda lebih memilih untuk diam. Mereka enggan berinisiatif dan kurang percaya diri dalam melakukan sesuatu karena takut akan dimarahi.
  • Sulit menerima informasi
    Bentakan yang anak Anda terima dapat membuat sambungan neuron di otak buah hati Anda putus. Putusnya sambungan-sambungan ini berdampak terhadap kelancaran menerima dan menyimpan informasi yang mereka terima.
  • Sulit membuat perencanaan
    Jika anak melakukan kesalahan, berikan mereka pengertian tanpa membentaknya. Nasihat lembut yang mereka terima akan membuat buah hati Anda merasa nyaman. Anak juga akan lebih menerima nasihat Anda tanpa merasa tertekan dan kecewa. Mulai sekarang berhentilah membentak dan jangan gunakan nada tinggi ketika berbicara dengan anak. Anak akan lebih gembira dan dapat tumbuh dengan optimal.
Baca Juga :  Jawaban Apakah Boleh Minum Kopi Ketika Sahur?

Penelitian menunjukkan bahwa berteriak pada anak, hal itu sebenarnya bisa menciptakan lebih banyak masalah untuk jangka panjang.

Menurut Dr. Laura Markham, sebagai orang tua dan juga penulis Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting, berteriak adalah teknik parenting yang tidak dapat dilakukan.

Referensi:Kompas.com, nationalgeographic.co.id