Waspadai Jika Tubuh Kekurangan Cairan, kehilangan cairan tubuh bukan saja karena asupan air yang rendah tapi bisa juga karena diare, demam, berkeringat berlebihan dan sering buang air kecil (karena diabetes).

Gejala umum yang timbul akibat dehidrasi sebetulnya dapat Anda amati. Misalnya saja, kulit kering, mata cekung, derajat elastisitas kulit menurun, bibir serta mulut kering, frekuensi atau jumlah buang air kecil menurun, dan urine berwarna kuning pekat.

Waspadai Jika Tubuh Kekurangan Cairan

Dehidrasi terjadi saat asupan cairan tubuh tidak terpenuhi atau cairan yang keluar tubuh lebih banyak dibandingkan dengan cairan yang masuk.

Cairan tubuh dapat terbuang saat muntah, buang air kecil, berkeringat, dan diare. Selain itu, aktivitas fisik, cuaca, dan makanan bisa memengaruhi seberapa parah dehidrasi yang terjadi.

Berbagai efek samping yang terjadi saat tubuh kekurangan cairan:

  • Otak
    Saat tubuh mengalami dehidrasi, sel-sel tubuh mengirimkan sinyal rasa haus ke otak. Ketika kebutuhan cairan itu tidak kita penuhi, kita rentan mengalami perubahan suasana hati dan penurunan kinerja kognitif. Dehidrasi juga membuat kadar elektrolit tubuh terlalu rendah yang bisa mendatangkan masalah di otak. Elektrolit adalah mineral yang membantu sinyal listrik melewati sel. Jika elektrolit tubuh terlalu rendah, tubuh mengalami gangguan pada sinyal listrik yang dapat menyebabkan otot berkedut dan bahkan kejang.
  • Ginjal dan sistem urinaria
    Ketika mengalami dehidrasi, sel-sel mengirim sinyal ke hipotalamus yang melepaskan hormon vasopresin atau hormon antidiuretik (ADH). Hormon ini memberi sinyal pada ginjal untuk menghilangkan lebih sedikit air dari darah, yang menyebabkan buang air kecil serta warna urin lebih gelap dan lebih pekat. Ginjal adalah filter utama untuk darah. Tanpa asupan cairan yang memadai, organ tersebut tidak dapat mengeluarkan kotoran dan racun dari aliran darah. Kurangnya cairan dalam waktu lama juga membuat ginjal bekerja lebih keras yang memicu cedera. Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal. Kurang cairan juga bisa memicu pembentukan batu ginjal yang mengganggu kinerja tubuh kita.
  • Aliran darah
    Tubuh kita membutuhkan cairan untuk membuat darah. Ketika asupan cairan berkurang, volume darah juga menurun.
  • Saluran pencernaan
    Saluran pencernaan membutuhkan cairna yang memadai agar berfungsi dengan baik. Tanpa asupan cairan yang cukup, kita juga bisa mengalami sembelit. Dehidrasi juga dapat merusak lapisan mukosa usus dan mikrobiome, yang penting untuk pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
  • Kulit
    Kulit adalah organ terbesar dalam sistem kekebalan tubuh. Kulit yang sehat membantu menghalangi masuknya kuman dan bakteri pada tubuh kita. Ketika asupan cairan tubuh berkurang, kulit juga bisa kering dan pecah-pecah. Hal ini bisa mempermudah masuknya patogen penyebab penyakit ke tubuh.
  • Pingsan
    Elektrolit, kalium dan natrium, bermuatan listrik dalam sel dan jaringan tubuh. Jika elektrolit tidak seimbang, mengakibatkan kontraksi otot yang tak sengaja dan terkadang risiko paling buruk menyebabkan hilang kesadaran atau pingsan.
  • Syok hipovolemik
Baca Juga :  Viral, Apa Benar Makanan Pedas Jadi Penyebab Kista? Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Syok hipovolemik terjadi ketika jantung tak mampu memasok darah yang cukup ke tubuh. Itu akibat kekurangan volume darah. Kondisi ini tergolong masalah dehidrasi paling berbahaya. Ketika volume menurun, mengakibatkan penurunan tekanan darah dan jumlah oksigen dalam tubuh.

Ketika mengalami dehidrasi, badan Anda dapat terasa semakin lemas dan kurang berenergi. Pasalnya, tubuh berusaha keras untuk tetap berfungsi tanpa asupan cairan yang cukup. Jika dibiarkan, kelelahan yang dialami bisa berdampak fatal bagi tubuh.

Waspadai Jika Tubuh Kekurangan Cairan

Referensi:

  • https://www.klikdokter.com
  • https://www.halodoc.com
  • https://kompas.com
  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id
  • https://www.prevention.com
Baca Juga :  Minuman Dehidrasi yang Harus Dihindari Selama Puasa