Suhu di Indonesia Panas Sekali, Apakah dilanda Gelombang Suhu? Beberapa hari terakhir, masyarakat di media sosial mengeluhkan suhu udara yang terasa sangat panas di sejumlah wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Tercatat suhu lebih dari 36 derajat Celcius terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi dan Semarang pada catatan meteorologis tanggal 14 Oktober 2021.BKMG kemudian menjelaskan penyebab terjadinya suhu panas dan membantah hal ini terjadi sebagai akibat gelombang panas.

Sebelumnya, beredar kabar di media sosial bahwa suhu di Indonesia dapat mencapai 40 derajat Celcius karena dilanda gelombang panas. Masyarakat dianjurkan untuk menghindari minum es atau air dingin.

“Berita yang beredar ini tentu tidak tepat dan tidak benar (hoax), karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas,” kata Plt. Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko lewat laman resmi BMKG.

Baca Juga :  Cara Cek Data Pegawai Non ASN 2024

Indonesia tidak dilanda gelombang panas karena berada di wilayah ekuator. Sementara gelombang panas ini akan terjadi di wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi.

Salah satu negara yang sempat dilanda gelombang panas adalah Korea Selatan pada Juli 2021. Ketika itu suhu di sejumlah wilayah dapat melebihi 33 derajat Celcius dengan periode waktu lama hingga mencapai 3 minggu.

Jika bukan karena gelombang panas, mengapa suhu terasa lebih panas dari biasanya?

Urip memaparkan suhu panas ini disebabkan oleh dua hal yaitu imbas matahari tepat di atas sejumlah wilayah Indonesia dan tutupan awan yang lebih sedikit karena pengaruh siklon tropis Kompasu.

Saat ini, matahari tepat berada di atas Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT. Hal ini terjadi karena gerak semu tahunan matahari.

Baca Juga :  Patokan Normal Kadar Gula Darah Pria Usia 50 Tahun

Sebagaimana diketahui, pada periode bulan September hingga April, posisi semu matahari tengah dalam perjalanan menuju posisi 23 derajat lintang selatan. Konsekuensi dari posisi ini adalah belahan bumi utara akan mengalami musim dingin sedangkan bagian bumi selatan mengalami musim panas.

Untuk di Indonesia sendiri, posisi ini akan menyebabkan musim hujan.

“Setelah meninggalkan ekuator. Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan September/Oktober dan Februari/Maret, sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut,” ujar Urip.

Kemudian terkait siklon Kompasu, siklon ini menarik massa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan dan menjauhi wilayah Indonesia. Ini menyebabkan wilayah Jawa cenderung lebih cerah dan berawan beberapa hari terakhir.

Baca Juga :  Makanan Untuk Penyakit Jantung dan Stroke Untuk Pria

“Cuaca cerah menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan. Kondisi tersebut berkaitan dengan adanya Siklon Tropis KOMPASU di Laut Cina Selatan bagian Utara,” katanya.

Suhu di Indonesia Panas Sekali, Apakah dilanda Gelombang Suhu?

Sumber: https://www.detik.com/