Stres Berlebih Meningkatkan Risiko Terjadinya Serangan Jantung, Merasa terus-menerus stres dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan peredaran darah.

Menurut sebuah studi, merasa stres berkepanjangan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Stres Berlebih Meningkatkan Risiko Terjadinya Serangan Jantung

Stress sebenarnya adalah respons tubuh terhadap suatu tekanan. Banyak situasi atau momen dalam hidup yang dapat memicu stress.

Tekanan itu kerap muncul ketika kita mengalami sesuatu yang baru, tak terduga, atau mengancam diri kita. Begitu pula saat kita tak dapat mengendalikan situasi tersebut.

Saat terjadi stress, kita pasti akan melakukan suatu hal untuk menghadapinya. Kemampuan untuk bertahan dan melawan tekanan tersebut antara lain bergantung pada genetik, pengalaman sebelumnya, kepribadian, serta situasi sosio-ekonomi masing-masing.

Melansir dari www-bhf-org, Penelitian, yang diterbitkan dalam The Lancet , yang telah menerima liputan media luas, mengklaim untuk pertama kalinya menunjukkan bagaimana stres dapat dikaitkan dengan penyakit jantung dan peredaran darah pada manusia.

Stres yang berkepanjangan dikaitkan dengan aktivitas yang lebih tinggi di area otak yang terkait dengan pemrosesan emosi, dan peningkatan kemungkinan mengembangkan penyakit jantung dan peredaran darah.

Para peneliti, dari Universitas Harvard, menyarankan stres bisa menjadi faktor risiko yang sama pentingnya dengan merokok atau tekanan darah tinggi .

Penelitian ini terdiri dari dua penelitian. Studi yang lebih besar, terdiri dari 293 orang, melihat scan otak mereka, dan menyarankan bahwa ketika Anda stres, amigdala Anda (area otak yang berhubungan dengan stres) memberi sinyal ke sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah putih ekstra dan menyebabkan arteri menjadi meradang.

Melansir dari mayoclinic, Penelitian telah menunjukkan bahwa depresi dan stres psikososial berhubungan dengan serangan jantung. Selain itu, tingkat stres yang tinggi telah terbukti berdampak negatif terhadap kesehatan jantung.

Baca Juga :  Patokan Normal Kadar Gula Darah Pria Usia 50 Tahun

Stres psikososial dapat bersifat jangka pendek atau jangka panjang, dan kedua jenis tersebut telah dikaitkan dengan penyakit jantung. Bagaimana tepatnya stres menyebabkan serangan jantung masih dipelajari.

Stres emosional dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, atau hipertensi, yang selanjutnya menyebabkan penyakit jantung dan penumpukan plak di arteri koroner.

Stres emosional juga dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon stres, atau kortisol. Hormon-hormon ini memengaruhi trombosit dan nada otonom, yang merupakan cara tubuh Anda mengontrol fungsi tak sadar seperti detak jantung dan tekanan darah. Semua faktor ini berperan dalam penyakit jantung.

Juga, situasi stres jangka pendek yang parah seringkali dapat menyebabkan gagal jantung yang parah tetapi biasanya sementara. Kondisi ini disebut sindrom patah hati, juga dikenal sebagai kardiomiopati takotsubo, sindrom balon apikal atau kardiomiopati stres.

Dampak stres bagi penderita jantung yang harus diwaspadai

Stres juga dapat membuat seseorang lebih ingin merokok, minum alkohol dan bermalas-malasan. Hal ini juga menjadi faktor risiko penyakit jantung.

Untuk mengurangi rasa stres, lakukanlah kegiatan-kegiatan positif dan aktif bergerak. Olahraga bisa jadi salah satu cara untuk mengurangi stres. Berikan tubuh asupan makanan yang sehat, sehingga akan berdampak baik pula bagi kesehatan.

Melansir dari hellosehat.com, Stres dapat menurunkan kesehatan jantung dengan berbagai cara sehingga membuat seseorang lebih rentan terkena penyakit kardiovaskuler, di antaranya:

  • Saat stres tekanan darah meningkat
    Stres sebabkan risiko penyakit jantung jadi tinggi dengan meningkatkan tekanan darah. Jika stres diatasi, tekanan darah akan kembali normal dan tidak berdampak apapun ke tubuh. Sebaliknya, jika stres tak kunjung hilang dan malah semakin menjadi-jadi, maka tekanan darah akan tetap tinggi. Tekanan darah yang tinggi ini yang kemudian menyebabkan seseorang berisiko terkena penyakit jantung. Ketika tekanan darah tinggi, maka aliran darah tidak lancar, sehingga bisa saja menimbulkan gangguan pada kerja jantung. Banyak studi menyebutkan bahwa tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko dari serangan jantung, gagal jantung, bahkan stroke.
  • Nafsu makan yang semakin tinggi
    Selain meningkatkan tekanan darah, stres juga bisa sebabkan risiko penyakit jantung semakin besar akibat berat badan naik tanpa kendali. Banyak orang yang stres berat menjadikan makanan sebagai pelarian. Stres pun bisa membuat nafsu makan meningkat. Hal ini terkait dengan tingginya hormon kortisol saat stres terjadi. Efek dari naiknya hormon kortisol ini, cenderung membuat seseorang makan berlebihan, sekali pun perut sudah kenyang. Sering kali makanan yang dijadikan sebagai pelampiasan stres adalah makanan tidak sehat, seperti junk food. Porsi makanan yang berlebihan, memicu obesitas yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Pilihan makanan yang tidak sehat bagi jantung juga akhirnya memicu terbentuknya plak. Plak ini dapat menyumbat aliran darah di pembuluh arteri jadi tidak lancar dan menyebabkan penyakit jantung.
  • Tidak bergairah melakukan aktivitas lain
    Stres dapat menyebabkan seseorang jadi lebih malas dan ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Munculnya rasa malas karena Anda terus murung dan sedih seharian. Konsentrasi Anda yang terpusat pada rasa sedih ini, pasti membuat semangat untuk beraktivitas jadi kendor. Kalau hanya sikap malas-malasan dilakukan sehari saja, tidak apa. Akan tetapi, jika kondisi ini terjadi terus-menerus, jangan heran kalau nanti berat badan Anda melonjak saat ditimbang. Sebab gaya hidup sedentari alias malas gerak akan membuat timbunan lemak tubuh semakin banyak. Dan lemak akan membentuk plak dan menyumbat aliran darah Anda dan akhirnya jantung tidak bisa memompa darah dengan baik.
  • Picu sulit tidur atau insomnia
    Insomnia berkaitan erat dengan stres berat yang nantinya bisa sebabkan risiko penyakit jantung jadi meningkat. Saat stres, otak Anda akan jadi sibuk memikirkan berbagai masalah yang dihadapi. Akibatnya, Anda jadi susah tidur dan kekurangan tidur keesokan harinya. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), insomnia karena stress membuat tekanan darah jadi naik. Kondisi inilah yang bila terus dibiarkan akan merusak kesehatan jantung.
  • Cenderung mencari pelarian dengan melakukan kebiasaan buruk
    Stres juga bisa sebabkan risiko penyakit jantung semakin tinggi karena cenderung membuat Anda merokok dan minum alkohol lebih sering. Dengan dalih, rokok dan alkohol dapat membuat Anda jadi lebih nyaman.
Baca Juga :  Minuman Dehidrasi yang Harus Dihindari Selama Puasa

Ketika mengalami stress, seseorang mungkin merasa cemas, takut, marah, sedih, emosional, frustrasi, atau depresi. Dari sikap dan respons serta kondisi yang dialami orang ketika diserang stress itu, ada potensi stress picu serangan jantung. Oleh karena  berbagai hal tersebut, dapat muncul berbagai risiko penyakit jantung.

Stres Berlebih Meningkatkan Risiko Terjadinya Serangan Jantung

Referensi:

  • https://www.webmd.com
  • https://www-bhf-org-uk
  • https://www-mayoclinichealthsystem-org
  • https://www.heart.org
  • https://www.alodokter.com
  • https://hellosehat.com
Baca Juga :  Viral, Apa Benar Makanan Pedas Jadi Penyebab Kista? Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air