Sejarah Kampung Maroko di Bandung, Cek Wisatanya yuk. Kampung yang letaknya ada di tepian aliran Sungai Citarum itu masuk ke wilayah Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, KBB. Tak terlalu banyak yang mengenal Kampung Maroko, namun bagi orang yang tinggal di Bandung Barat dan Cimahi, setidaknya pernah mendengar kampung itu.

Maroko yang merupakan negara di benua Afrika membuat kejutan di Piala Dunia 2022 Qatar. Namun ternyata, di pelosok Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, ada sebuah kampung bernama Maroko. Kampung tersebut tak punya sebuah penanda semacam gapura, monumen, maupun tugu yang dengan tegas mencetak nama ‘Kampung Maroko’ agar mudah dibaca orang. Meskipun dari Jalan Raya Cihampelas-Cililin, di marka jalan tertulis arah menuju ‘Maroko’.

Sejarah Kampung Maroko di Bandung, Cek Wisatanya yuk

Situasi itu membuat sebuah desa di Kabupaten Bandung Barat (KBB), yakni Kampung Maroko, ikut dibicarakan sejumlah warganet. Maroko, negara yang berada di benua Afrika, belakangan menjadi perbincangan hangat karena sepak terjang tim nasionalnya yang memukau di Piala Dunia 2022.

Lalu, apakah ada kaitannya Kampung Maroko dengan negara Maroko? Ternyata, kampung yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas itu tidak berkaitan sama sekali dengan negara di Afrika Utara itu.

Meski memiliki kesamaan nama, Kampung Maroko di KBB dan Negara Marko yang berada di benua Afrika itu tentunya sangat berbeda atau sama sekali tidak ada yang identik dalam segala hal.

Kampung Maroko di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi perbincangan karena namanya memiliki kesamaan dengan negara Maroko yang mampu mengalahkan Spanyol pada gelaran Piala Dunia 2022.

Kampung Maroko ini terletak di tepian aliran Sungai Citarum, namun kampung tersebut tidak memiliki sebuah penanda seperti gapura, monumen, maupun tugu dengan tulisan nama ‘Kampung Maroko’ agar mudah dibaca dan diingat orang.

Sementara saat memasuki kampung tersebut, kondisinya tidak ada yang berbeda dengan kampung-kampung lain yang ada di sekitar Desa Mekarjaya karena sama sekali tidak hal yang menonjol layaknya di Negara Maroko.

Hanya saja, Kampung Maroko itu memiliki sebuah tempat yang bisa disebut sebagai ikonnya yakni Dermaga Maroko yang terletak di tepi aliran Sungai Citarum.

Sejarah Kampung Maroko di Bandung, Cek Wisatanya yuk

Di dermaga ini terdapat sebuah tempat makan yang berada di tengah sungai dan tempat memancing ikan.

Kampung Maroko juga, kata Deni, sama sekali tidak ada hubungannya dengan sosok orang dari negara Maroko yang pernah singgah, datang, atau punya sejarah khusus di kampung tersebut, sehingga kemungkinan besar nama Maroko sendiri disematkan oleh orangtua pada zaman dulu.

Dikutip dari Tribunnews, Kampung Maroko sama sekali tidak berkaitan dengan sosok orang dari negara Maroko yang pernah singgah, datang, atau punya sejarah khusus di sana.

Namun, Deni tidak mengetahui secara pasti sejak kapan tempat lahirnya ini dinamai Kampung Maroko. Sebab, berdasarkan cerita orangtuanya, kampung tersebut sudah bernama Kampung Maroko jauh sejak sebelum ia lahir.

Suasana Kampung Maroko juga tak beda dengan kampung lain di sekitarnya. Hanya deretan rumah di pinggir Jalan Cihampelas. Justru yang jadi perhatian, akses menuju kampung tersebut rusak parah.

Ada sebuah pasar yang buka setiap beberapa hari sekali. Pasar tersebut hingga kini masih menjadi pusat perekonomian warga. Kebanyakan yang dijual di pasar itu berbagai kebutuhan rumah tangga seperti sembako hingga sayur-mayur.

Bagi mereka yang hendak datang ke kampung tersebut, harus rajin bertanya pada orang di sepanjang jalan. Atau bisa juga mengandalkan tuntunan dari aplikasi peta digital Google Maps. Rutenya melalui Kota Cimahi ataupun Kabupaten Bandung Barat ke arah Cililin.

Sejarah Kampung Maroko di Bandung, Cek Wisatanya yuk

Lantas apa makna di balik nama Kampung Maroko itu? Menurut Deni Sugandi (46), tokoh masyarakat, nama Maroko berkaitan dengan kebiasaan emak-emak zaman dulu menghisap rokok.

“Jadi kalau dulu ngobrol sama orang tua, Maroko itu sebetulnya dari ‘Emak-emak Ngarokok’. Kemudian disebutlah kampung itu dengan Kampung Maroko,” ujar Deni saat ditemui di Dermaga Maroko, Rabu (7/12/2022).

Deni mengatakan, di kawasan Kampung Maroko tersebut terdapat Dermaga Maroko yang dulunya berfungsi sebagai rute transportasi dari Kecamatan Cihampelas menuju Kecamatan Batujajar dengan melalui jalur air.

Dermaga ini, banyak dimanfaatkan masyarakat dari du kecamatan itu karena bisa memangkas waktu ketimbang memutar melewati Jalan Cihampelas menggunakan motor atau mobil.

“Jadi dulunya dermaga ini digunakan sebagai penyeberangan orang yang mau ke Batujajar pakai perahu. Tapi sekarang sudah tidak lagi karena ada jembatan penyeberangan, akhirnya yang pakai perahu berkurang,” katanya.

Sejarah Kampung Maroko di Bandung, Cek Wisatanya yuk

Wisata di Kampung Maroko

Kampung Maroko terletak di tepian aliran Sungai Citarum. Kampung tersebut tidak memiliki sebuah penanda seperti gapura, monumen, maupun tugu dengan tulisan nama ‘Kampung Maroko’ agar mudah dibaca dan diingat orang.

Sehingga, sama sekali tidak hal yang menonjol dari kampung ini. Namun, Kampung Maroko memiliki sebuah tempat yang bisa disebut sebagai ikonnya yakni Dermaga Maroko. Letaknya di tepi aliran Sungai Citarum.

Di sana terdapat tempat memancing ikan dan tempat makan di tengah sungai di sana. Selain itu, Kampung Maroko juga memiliki tempat kulineran, glamping, dan wisata air.

“Ada destinasi wisata seperti tempat makan terapung, glamping terapung, dikembangkan juga untuk wisata air,” ujar Heri.

Ia menambahkan, wisata air yang dimaksud seperti memancing, wisata keliling sungai naik perahu, dan permainan air yang dikelola oleh perorangan alias masyarakat setempat.

Adapun untuk kulineran di restoran terapung, pengunjung bisa datang ke Dermaga Maroko untuk mencoba tempat makan di tengah Sungai Citarum.

Dermaga Maroko dulunya berfungsi sebagai rute transportasi dari Kecamatan Cihampelas menuju Kecamatan Batujajar dengan melalui jalur air.

Sebab, jalur tersrbut dinilai bisa memangkas waktu ketimbang memutar melewati Jalan Cihampelas menggunakan motor atau mobil.

Namun, dermaga tersebut tidak lagi digunakan sebagai penyeberangan orang karena saat ini sudah ada jembatan penyeberangan.

“Sekarang sudah tidak lagi (untuk penyeberangan orang) karena ada jembatan penyeberangan, akhirnya yang pakai perahu berkurang,” pungkasnya.

Sayangnya, Heri mengungkapkan, sudah banyak wilayah di Kampung Maroko yang saat ini terendam air.

“Karena ada bendungan Waduk Saguling, sebelum ada bendungan kan perkampungan biasa. Tapi karena ada waduk, jadi ada bagian yang terendam,” tuturnya.

Sejarah Kampung Maroko di Bandung, Cek Wisatanya yuk

Sumber :