Mengenal Aerophobia, Takut Naik Pesawat dan Cara Mengatasinya, Salah satu jenis phobia yang ada adalah aerophobia atau  takut akan pesawat terbang. Istilah lain untuk aerophobia adalah aviophobia.

Menurut penelitian tahun 2016 dari University of New England, setidaknya 2,5-40% orang bisa merasakan kecemasan akibat naik pesawat setiap tahunnya.

Mengenal Aerophobia, Takut Naik Pesawat dan Cara Mengatasinya

Phobia pesawat terbang merupakan hal yang umum. Tingkat prevalensinya mencapai 2,5% sampai 6,5% dari total populasi. National Institute of Mental Health menjelaskan, kondisi phobia kebanyakan terjadi lantaran kurangnya kontrol atas situasi yang terkait.

Gejala aerophobia

Pembeda utama aerophobia dengan ketakutan biasa saat naik pesawat adalah rasa ngeri yang begitu intens. Sangat mungkin muncul kecemasan berlebihan hanya saat berpikir tentang naik pesawat atau terbang.Beberapa gejala fisik yang mungkin muncul ketika hal ini terjadi di antaranya:

  • Detak jantung meningkat
  • Keringat berlebih
  • Kulit memerah
  • Menggigil
  • Mual
  • Napas tersengal-sengal
  • Sensasi seperti tersedak
  • Sistem pencernaan terasa tidak nyaman
  • Tidak bisa berpikir jernih
  • Tubuh gemetar
  • Disorientasi

Penyebab munculnya aerophobia

Pemicu terjadinya aerophobia bisa karena satu hal atau gabungan beberapa faktor. Terkadang, kondisi ini bisa dipicu atau memburuk apabila seseorang memiliki phobia lain seperti:

  • Claustrophobia (fobia ruangan sempit)
  • Acrophobia (fobia ketinggian)
  • Germ phobia (fobia terhadap kuman atau keberadaan orang asing)

Ketiga jenis fobia di atas sangat bisa membuat kondisi aerophobia memburuk. Apalagi saat harus menghabiskan waktu cukup lama di dalam pesawat bersama dengan banyak orang asing lainnya.

Bukan hanya fobia, ada pula masalah fisik yang berkontribusi terhadap ketakutan terbang, seperti:

  • Sinus atau tersumbatnya telinga bagian tengah sehingga muncul rasa nyeri saat terbang
  • Demam dan masalah sinus kronis lainnya yang menimbulkan rasa tidak nyaman
  • Penyakit jantung atau kondisi medis lain yang meningkatkan risiko penyumbatan darah

Faktor risiko

Menurut Medical News Today, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko menderita aerophobia, antara lain:

  • Takut berada di ruang tertutup atau sempit (claustrophobia)
  • Takut berada di tempat dengan keramaian (enochlophobia)
  • Takut ketinggian (acrophobia)
  • Takut terhadap serangan teroris atau gencatan senjata.

Setiap orang bisa memiliki faktor pemicu berbeda atas munculnya takut naik pesawat berlebian. Namun jika dirangkum, beberapa faktor yang umum terjadi adalah:

  • Pengalaman traumatis
    Adanya pengalaman traumatis seperti selamat dari kecelakaan pesawat bisa menjadi pemicu munculnya aerophobia.
  • Faktor lingkungan
    Apabila orangtua punya kecenderungan takut terbang, maka kengerian yang sama bisa muncul. Selain itu, melihat teman atau kerabat yang fobia naik pesawat juga bisa memberikan pengaruh.
  • Konflik lain
    Terkadang ketakutan terbang juga bisa terjadi karena konflik lain seperti stres terhadap pekerjaan dengan frekuensi perjalanan jauh cukup sering.

Demikianlah informasi mengenai Aerophobia atau  aviophobia, pada beberapa kasus, penderita aerophobia dapat mengalami serangan kepanikan atau panic attack.

Referensi: halodoc.com, sehatq.com