Kenali Speech Delay Keterlambatan Bicara pada Balita, speech delay merupakan salah satu jenis gangguan komunikasi yang menyebabkan anak terlambat bicara.

Speech delay bisa  disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari gangguan pendengaran, kelainan struktur mulut, hingga gangguan saraf.

Kenali Speech Delay Keterlambatan Bicara pada Balita

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di beberapa media, ada sekitar 5 – 8 persen anak di Indonesia yang mengalami gangguan keterlambatan bicara.

Pada umumnya, anak berusia 2 tahun sudah dapat menguasai sekitar 50 kosa kata dan menggabungkan 2 kata menjadi kalimat sederhana, seperti “aku lapar”. Sementara itu, anak berusia 3 tahun sudah mampu menyusun 3–4 kata menjadi kalimat utuh.

Dikatakan Sarah Bradley dalam Very Well Family, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), kebanyakan anak mulai berbicara antara usia 1 dan 2 tahun.  Pada usia 2 tahun, kebanyakan anak bisa mengucapkan kata dasar seperti, “Mama, Dada, dan makan”, dan sering menyusun kata menjadi dua-pertanyaan dan kalimat kata.

Apabila anak tampaknya tidak normal dalam berbicara, itu mungkin bukan tanda keterlambatan bicara atau bahasa, tetapi mungkin belum mulai terlibat dalam percakapan dengan orang di sekitarnya. Pada fase ini, Bunda bisa mulai melatih bicara dengan anak di rumah.

Namun pada masalah yang lebih serius, seperti regresi bicara, harus dibawa ke terapis bicara berlisensi. Elaine Luo, dokter penyakit dalam bersertifikat menjelaskan bahwa terapi wicara itu merupakan pengobatan untuk masalah komunikasi dan gangguan bicara. Ini dilakukan speech-language pathologists (SLP).

Terapi wicara mungkin diperlukan untuk gangguan bicara yang berkembang di masa kanak-kanak seperti speech delay atau gangguan bicara pada orang dewasa yang disebabkan cedera atau penyakit, seperti stroke atau cedera otak.

Adapun kemampuan bicara anak ini termasuk ke dalam salah satu aspek perkembangan bicara dan bahasa. perkembangan bicara dan bahasa sendiri memiliki tiga aspek utama. Beberapa aspek tersebut di antaranya adalah:

  • Kemampuan bicara (speech): Kemampuan memproduksi bunyi, termasuk artikulasi, kelancaran bicara, suara, dan intonasi.
  • Bahasa (language): Memahami dan mengekspresikan bentuk kata, fungsi kata, penggunaan kata sesuai dengan tata bahasa dan situasi.
  • Komunikasi (communication): Kemampuan anak dalam memahami atau menyampaikan pesan secara verbal (berbahasa) dan non-verbal (gestur) yang berpengaruh pada perilaku.

Berikut ini adalah hal yang perlu mewaspadai adanya kondisi speech delay bila Si Kecil menunjukkan beberapa tanda seperti:

  • Saat lahir dan seterusnya, si kecil tidak memberi respons terhadap suara. Ia juga tidak menunjukkan minat berinteraksi dengan orang lain.
  • Pada usia 4 bulan, anak tidak memiliki keinginan berkomunikasi.
  • Usia 6 bulan, mata si kecil tidak melirik dan kepala tidak menoleh kepada sumber suara yang datang dari belakang atau samping. Saat dipanggil namanya, anak juga tidak merespons. Serta, ia bisa kehilangan kemampuan mengeluarkan suara.
  • Saat usia 12 bulan, anak kehilangan kemampuan bicara yang sudah pernah ia miliki. Misalnya, tidak mengatakan ‘mama’ atau ‘papa’.
  • 15 bulan hingga 18 bulan, si kecil tidak mengerti saat diajak berbicara atau berkomunikasi.
  • Usia 18 bulan, anak tidak bisa mengucapkan 10 kata.
  • Di rentang usia 21 hingga 24 bulan, anak tidak merespons pada perintah misalnya ‘duduk’, ‘berdiri’, atau ‘kemari’. Perbendaharaan katanya kurang dari 50, tidak pernah mengucapkan kalimat yang terdiri dari 2 kata, bicaranya sulit dimengerti, hingga tidak bisa menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh atau namanya sendiri. Tidak bereaksi saat dipanggil
  • Menghindari kontak mata saat diajak berbicara
  • Kesulitan menyebutkan benda-benda di rumah
  • Belum bisa merangkai dua atau tiga kata
  • Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana
  • Memilih menunjukkan gestur tubuh daripada berbicara saat meminta sesuatu
  • Belum Bisa Berceloteh pada Usia 15 Bulan
  • Belum Dapat Bicara pada Usia 2 Tahun
  • Tidak Menunjukkan Reaksi Emosi
  • Pengucapan dan Artikulasi yang Buruk Ketika Bicara
  • Tidak Merespons secara Verbal
  • Kosakata Tidak Bertambah

Speech Delay pada anak dapat diakibatkan oleh beberapa kemungkinan. Berikut ini beberapa penyebab Speech Delay yang dapat terjadi pada Si Kecil:

  1. Gangguan berbicara dan Bahasa
    Keterlambatan bahasa merupakan kondisi ketika Si Kecil kesusahan dalam menyusun frasa yang dapat dimengerti. Sementara keterlambatan berbicara adalah sebaliknya, yaitu saat Si Kecil berkomunikasi non-verbal, tetapi tidak dapat mengucapkan banyak kata.
  2. Masalah pada mulut
    Masalah pada mulut, Lidah atau langit-langit mulut Si Kecil. Kondisi ini disebut juga dengan istilah ankyloglossia yang menyebabkan lidah tidak bebas bergerak karena frenulum lidah yang terlalu pendek. Kondisi ini akan menyulitkan Si Kecil untuk membuat suara tertentu terutama huruf D, L, R, S, T, Z, dan Th. Hal ini pun akan menyulitkan bayi kesulitan dalam saat menyusu.
  1. Gangguan pendengaran
    anak yang tidak dapat mendengar dengan baik cenderung memiliki permasalahan dalam berbicara. Salah satu gejala gangguan pendengaran pada Si Kecil terlihat ketika ia tak mampu menamai objek tapi baru bisa memahaminya saat orang lain memberitahunya lewat gerakan.
  2. Autism spectrum disorder
    Autisme dapat menjadi salah satu penyebab anak mengalami keterlambatan bicara atau Speech Delay. Beberapa tandanya antara lain adalah frasa yang berulang-ulang, perilaku berulang, gangguan komunikasi verbal dan nonverbal, gangguan interaksi sosial, dan penurunan kemampuan bicara dan berbahasa.
  3. Masalah psikologis
    Orang tua dapat mengatasinya dengan membawa Si Kecil ke psikolog anak agar Si kecil dapat menjalani terapi dan juga mendapatkan stimulasi yang tepat.

berikut ini adalah tips untuk mengatasi speech delay pada anak, yaitu:

  • Lakukan Diskusi Sederhana dengan Si Kecil
    Rajin mengajak Si Kecil ngobrol menjadi salah satu cara yang cukup efektif untuk mengatasi keterlambatan bicara pada anak. Ajak anak berdiskusi mengenai hal-hal yang menarik bagi mereka, misalnya membahas tentang kartun kesukaan atau kegiatan yang dilalui selama satu hari.
  • Belajar Bernyanyi Bersama
    Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan menyenangkan untuk anak kecil. Ciptakan suasana menyanyi sesantai mungkin, berikan lagu anak-anak yang memiliki kata-kata sederhana dan nada sederhana. Lakukan nyanyian dengan memberikan sedikit gerakan tarian agar anak merasa tertarik.
  • Membacakan Buku Cerita atau Mendongengkan Anak
    Bercerita dengan menggunakan buku-buku dongeng yang dilengkapi gambar-gambar menarik merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi speech delay pada anak. Selain bisa meningkatkan daya imajinasi dan menambah kosakata pada anak, bercerita atau dongeng juga bisa menambah waktu berkualitas antara anak dan orangtua.
  • Jangan ada televisi sebagai latar belakang
    Kebisingan sebenarnya dapat mempersulit anak untuk menangkap kosakata baru. Bertentangan dengan apa yang dipikirkan banyak orang, suara  TV yang bising tidak meningkatkan perkembangan anak.
  • Minimalkan Penggunaan Pacifier
    Jika balita atau anak prasekolah masih menggunakan empeng, akan sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan tersebut, tetapi juga sangat sulit untuk berbicara dengan empeng di mulut, jadi terus menggunakannya saat bicara dapat mengganggu prosesnya.

Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorder, perkembangan bicara setiap anak memang berbeda-beda. Namun, ada patokan dasar yang bisa digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan bicara anak, sesuai usianya. Hal ini bisa diterapkan untuk mendeteksi apakah anak mengalami keterlambatan dalam berbicara atau tidak.

Berikut adalah patokan kemampuan berbicara anak sesuai usianya:

  • Usia 3 bulan. Di usia ini, bayi biasanya sudah mulai mengeluarkan suara yang tidak memiliki arti atau bisa dibilang bahasa bayi (blabbing). Selain itu, ia juga sudah mulai bisa mengenali dan mendengarkan suara serta memperhatikan wajah orangtuanya saat sedang berbicara kepadanya. Jadi, berusahalah untuk jeli dengan tiap tangisan yang ia keluarkan. Sebab, pada usia tiga bulan, bayi sudah bisa menangis untuk kebutuhan yang berbeda-beda.
  • Usia 6 bulan. Bayi mulai mengeluarkan suara-suara yang berbeda, dan suku katanya mulai terdengar lebih jelas, seperti “pa-pa” atau “ba-ba”. Barulah ada akhir usia enam bulan, ia akan mulai bersuara untuk mengekspresikan kondisinya saat senang atau sedih, menoleh ke arah datangnya suara, dan memperhatikan alunan musik.
  • Usia 9 bulan. Menginjak usia 9 bulan, bayi akan mulai memahami beberapa kata dasar seperti ‘”tidak” atau “ya”. Ia juga akan mulai menggunakan nada suara yang lebih luas.
  • Usia 12 bulan. Bayi sudah bisa mengucapkan kata “mama” atau “papa” dan menirukan kata-kata yang diucapkan orang terdekat di sekitarnya. Pada usia ini, bayi juga sudah bisa memahami beberapa perintah seperti, “ayo, sini” atau “ambil botolnya”.
  • Usia 18 bulan. Di usia ini, bayi sudah bisa mengulang kata-kata yang orangtua ucapkan kepadanya dan akan menunjuk ke sebuah benda atau bagian tubuh yang orangtua sebutkan. Selain itu, bayi juga sudah bisa mengucapkan sekitar 10 kata dasar. Namun, jangan khawatir jika ada beberapa kata yang masih belum jelas pengucapannya seperti kata “makan” disebut “mam”.
  • Usia 24 bulan. Bayi sudah bisa mengucapkan setidaknya 50 kata dan berkomunikasi memakai dua kosa kata.
  • Usia 3-5 tahun. Kosakata yang dimiliki anak pada usia ini akan berkembang dengan cepat. Di usia tiga tahun, sebagian besar anak-anak sudah dapat menangkap kosakata baru dengan cepat. Mereka juga sudah bisa memahami perintah yang lebih panjang.

Melansir Hello Sehat, beberapa dampak jangka panjang jika anak memiliki gangguan berbicara yang tidak mendapatkan perawatan dini antara lain:

  • Prestasi akademik buruk
  • Sulit mendapat pekerjaan yang cocok
  • Sulit bersosialisasi dan rentan mengalami masalah kejiwaan

Speech delay bukan hal yang dapat dianggap remeh, jika tidak segera ditangani, hal ini dapat mengakibatkan masalah ketika anak menginjak usia dewasa nantinya.

Kenali Speech Delay Keterlambatan Bicara pada Balita

Referensi:

  • Delayed Speech or Language Development (for Parents), kidshealth.org
  • Kenali Tanda-tanda Speech Delay pada Anak, klikdokter.com
  • Tanda Speech Delay pada Anak dan Cara Mengatasinya, alodokter.com
  • Begini Cara Mengatasi Speech Delay pada Anak,halodoc.com
  • Speech Delay pada Anak, Kenali Gejala hingga Cara Mengatasinya, sehatq.com
  • Assessing Your Child’s Speech Delays, valenciapediatrics.com