Hati-Hati, Gejala DBD Pada Anak Yang Perlu Diwaspadai Orang Tua, demam berdarah dengue atau dbd, bisa dikenali melalui gejala yang muncul.

Namun sayangnya, gejala penyakit ini seringnya diabaikan dan dianggap sebagai tanda dari penyakit lain. Padahal, dbd merupakan jenis penyakit yang tidak boleh diabaikan dan harus segera mendapat penanganan medis yang tepat.

Hati-Hati, Gejala DBD Pada Anak Yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Desember 2020, diketahui bahwa kasus DBD tersebari di 472 kabupaten/kota di 34 provinsi. Kematian akibat DBD terjadi di 219 kabupaten/kota.

Proporsi kematian akibat DBD berdasarkan golongan umur antara lain:

  • < 1 tahun: 10,32%
  • 1-4 tahun: 28,57%
  • 5-14 tahun: 34,13%
  • 15-44 tahun: 15,87%
  • 44 tahun: 11,11%

Ciri-ciri demam berdarah pada anak terkadang mirip dengan flu, sehingga masalah kesehatan ini terlambat terdeteksi. Padahal, penanganan medis yang tepat penting untuk mengatasi demam berdarah.

Untuk meningkatkan kewaspadaan pada masalah kesehatan yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini, kenali beberapa ciri-ciri DBD pada anak, cara mengatasi, sampai kapan perlu waspada dengan penyakit ini.

Baca Juga :  Minuman Dehidrasi yang Harus Dihindari Selama Puasa

Gejala DBD pada Anak

Pada kasus DBD yang lebih berat, anak dapat mengalami gejala yang umumnya berupa:

  • Demam tinggi hingga mencapai 40 derajat celcius
  • Nyeri di bagian belakang mata
  • Nyeri pada tulang, otot, dan sendi
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Pembengkakan pada kelenjar
  • Selain itu, anak dapat mengalami bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh.

Gejala-gejala tersebut umumnya akan berlangsung selama 7 hari. Namun pada situasi tertentu, gejala dapat memburuk sehingga memicu sindrom syok dengue.

Kondisi ini dapat mengancam nyawa, karena terjadi kebocoran pembuluh darah dan penurunan jumlah trombosit.

Jika tidak segera diatasi, dapat menimbulkan perdarahan dari gusi dan hidung, perdarahan di bawah kulit, sulit bernapas, lemah, muntah terus menerus, keringat dingin serta sakit parah pada bagian perut.

Demam hilang dan digantikan oleh gejala yang mengkhawatirkan

Perlu diketahui, dua hari pertama setelah demam adalah yang masa-masa paling penting. Dokter akan memonitor fase DBD pada anak setelah demam tinggi berlalu untuk mendiagnosis apakah ia mengalami demam berdarah.

Baca Juga :  Tips Aturan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa, Mana Yang Lebih Baik?

Ketika demam turun, waspadai gejala DBD pada anak yang lebih parah, seperti:

  • Sakit kepala parah
  • Perdarahan pada gusi dan hidung
  • Sakit perut yang parah
  • Muntah terus-menerus
  • Adanya darah dalam muntah, urine, atau feses
  • Perdarahan di bawah kulit yang terlihat seperti memar atau bintik-bintik
  • Kelelahan
  • Sulit bernapas
  • Gelisah

Selain memahami gejala berikut, pastikan anak terus mendapat asupan minum yang cukup dan beristirahat.

Hindari pemberian obat antiradang nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan asam mefenamat, karena telah terbukti memperparah perdarahan.

Jika dilakukan dengan cepat, perawatan ini biasanya cukup untuk mengobati penyakit DBD secara efektif. Dalam kasus yang lebih lanjut, dokter mungkin harus melakukan transfusi darah.

Cara mengobati demam berdarah pada anak

Jika Anda menemukan beberapa ciri-ciri demam berdarah pada anak, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan. Selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter biasanya juga menyarankan tes darah untuk memastikan diagnosis.

Baca Juga :  Makanan Untuk Penyakit Jantung dan Stroke Untuk Pria

Tidak ada obat khusus untuk demam berdarah. Dokter biasanya meresepkan parasetamol untuk mengurangi demam dan menghilangkan rasa sakit. Anda juga bisa mencoba beberapa cara mengatasi demam berdarah pada anak berikut ini:

  • Pastikan anak Anda cukup istirahat
  • Beri anak Anda banyak cairan untuk diminum agar tidak dehidrasi
  • Berikan makanan yang bergizi agar proses pemulihan dapat berjalan dengan optimal
  • Kompres demam anak agar suhu tubuhnya cepat turun

Orang tua dan pengasuh juga perlu mewaspadai perubahan kondisi tubuh anak saat menjalani proses pemulihan saat terkena demam berdarah.

Waspada penyakit DBD dengan program 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat nyamuk bertelur. Tingkatkan juga pencegahan dengan rutin melakukan fogging di daerah tempat tinggal anda.

Referensi: herminahospitals.com,alodokter.com, halodoc.com,orami.co.id