Strategi Guru dalam Membangun Karakter Peserta Didik. Guru merupakan ujung tombak dalam membangun karakter peserta didik. Oleh sebab itu, bagaimana strategi guru dalam upaya membangun karakter peserta didik tersebut.



Strategi juga diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Strategi dalam penelitian ini adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas untuk memberikan rasa kondusif pada anak dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Strategi Guru dalam Membangun Karakter Peserta Didik

Menurut penulis Ibu Eti Suhaeti/Kepala SLB Negeri Garut Kota, langkah pertama Strategi Guru dalam Membangun Karakter Peserta Didik yang harus dilakukan jelas dimulai dari guru itu sendiri. Bagaimana guru akan membangun nilai karakter peserta didik apabila gurunya sendiri tidak memiliki karakter yang baik. Sebelum guru membangun karakter peserta didik, terlebih dahulu guru harus mengetahui arti nilai karakter itu sendiri. Kemudian, baru menelaah seberapa penting nilai karakter tersebut, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi peserta didik.

Oleh sebab itu, perlu gagasan dan pemikiran guru yang matang dalam menentukan tujuan pembelajaran tentang nilai karakter yang akan ditanamkan kepada peserta didik.

Baca Juga :  Tips Menangani Pembully dengan Cara Dipeluk



Menurut penulis, ada beberapa tahap Strategi Guru dalam Membangun Karakter Peserta Didik untuk menanamkan nilai karakter pada peserta didik agar karakternya dapat terbangun. Yaitu:

1. Menentukan terlebih dahulu nilai karakter mana yang akan ditanamkan kepada peserta didik.

2. Menelaah apakah nilai karakter ini penting baik bagi guru itu sendiri maupun bagi peserta didik. Sehingga, antara guru dan peserta didik memiliki pandangan yang sama tentang nilai karakter tersebut. Jika menurut guru nilai itu sangat penting dan bermakna maka nilai tersebut perlu dikenalkan dan dilaksanakan, baik oleh guru maupun peserta didik.

3. Guru mengenalkan tentang nilai karakter yang hendak ditanamkan kepada peserta didik (tahapan informasi). Misalnya, tentang nilai karakter peduli lingkungan. Guru harus terlebih dahulu mengenalkan nilai karakter peduli lingkungan, kemudian menyebutkan apa saja kegiatan yang termasuk nilai karakter peduli lingkungan. Salah satu contoh yang mendukung nilai karakter  peduli lingkungan adalah tentang kebersihan lingkungan sekolah. Misalnya menyapu halaman sekolah, membuang sampah pada tempatnya, tidak mencorat-coret tembok, jika ada sampah yang berserakan segera diambil dan dibuang ke tempat sampah. Nilai-nilai tersebut perlu dikenalkan kepada peserta didik.

Baca Juga :  Nilai Minimal Masuk Kuliah di PKN STAN 2024 Wajib Ikut UTBK

4. Setelah itu, guru harus melakukan komunikasi timbal balik. Artinya, tidak hanya guru yang mengenalkan atau menginformasikan nilai karakter tersebut. Ini diperlukan interaksi dua arah, dimana guru harus dapat memberikan pengaruh kepada peserta didik dengan menjadi role model bagi peserta didik. Informasi dapat diterima dan direspons oleh peserta didik tergantung pada seberapa jauh guru dapat meyakinkan peserta didik tentang nilai karakter tersebut yang perlu ditanamkan. Sehingga, peserta didik mempunyai keyakinan (belief). Dengan keteladanan guru maka akan lebih mudah ditiru. Contoh, ketika guru melihat sampah yang berserakan di halaman sekolah tetapi guru tersebut acuh tak acuh dan tidak memungutnya, akan ditiru oleh peserta didik. Kalau kata istilah dulu, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Biasanya, guru itu selalu digugu dan ditiru. Jadi, menurut penulis, kepribadian guru itu sangat memengaruhi dalam membangun karakter peserta didik.

5. Setelah itu, kegiatan tersebut harus rutin dilakukan/dikondisikan hingga menjadi budaya dan menjadi kebiasaan.

Baca Juga :  KODE REDEEM Free Fire 25 Maret 2024 Terbaru

6. Apabila sudah menjadi budaya sekolah tersebut maka jika peserta didik menemukan sampah yang berserakan di lingkungan sekolah, spontan mereka akan memungut dan membuangnya ke tempat sampah.

Dengan demikian, berkat latihan dan keteladanan dari guru maka karakter peserta didik akan terbangun dengan baik. Jika sudah menjadi karakter, tentu akan menjadi kepribadian dan jati diri peserta didik. Tahapan-tahapan yang dimulai dari knowing, doing, dan being atau dimulai dari training, modelling, conditioning, habituasi, dan kulturalisasi maka karakter peserta didik akan terbangun dengan baik.



Itulah sekelumit tulisan penulis tentang Strategi Guru dalam Membangun Karakter Peserta Didik. Semoga berkenan, terima kasih.

Sumber : http://disdik.jabarprov.go.id