Sejarah Letusan Gunung Semeru Sejak 1818. Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur saat ini dalam kondisi erupsi dengan memuntahkan awan panas dan lahar. Letusan Gunung Semeru kembali terjadi pada Sabtu (4/12/2020).

Sejarah Letusan Gunung Semeru Sejak 1818

Melansir dari Detik, Gunung Semeru sendiri adalah gunung tertinggi di pulau Jawa. Ketinggiannya mencapai 3.676 meter dari permukaan laut, dengan puncaknya dikenal sebagai Mahameru. Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Sementara itu dilansir dari Republika, catatan letusan yang terekam pada 1818 hingga 1913 tidak banyak informasi yang terdokumentasikan. Kemudian pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942. Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan Bantengan.

Cataan mengenai letusan Gunung Semeru diungkapkan oleh Detik Gunung Semeru sejak November 1818. Pada tahun 1800an, letusan berikutnya terjadi pada tahun 1829, 1830, 1832, 1836, 1838, 1842, 1844, 1845, 1848, 1851, 1856, 1857, 1860, 1864, 1867, 1872, 1877, dan 1878.

Selanjutnya beberapa aktivitas vulkanik tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, 1960. Tak berhenti sampai di sini, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya.

Ada legenda terkait gunung ini. Dikutip dari buku Soe Hok Gie Sekali Lagi: Buku, Pesta, dan Cinta di Alam Bangsanya tulisan Rudi Badil dkk., ada kitab kuno bernama Tantu Pagelaran yang diyakini berasal dari abad ke-15. Di dalamnya dicatat bahwa suatu kala Pulau Jawa terombang-ambing di atas lautan.

Dalam legenda itu disebut, Batara Guru yang mana adalah penguasa tunggal, meminta para dewa dan raksasa untuk memindah Gunung Mahameru di India sebagai paku pada Pulau Jawa agar tidak bergerak.

Gunung Mahameru kemudian diletakkan di barat Pulau Jawa. Namun, karena bagian timur pulau ini terjungkit ke atas, akhirnya Gunung Mahameru dipindahkan ke timur.

Dalam perjalanan pemindahan ini, Gunung Mahameru tercecer dan membentuk gunung-gunung lainnya di Pulau Jawa. Ketika Gunung Mahameru berhasil diletakkan di sebelah timur Pulau Jawa, posisinya miring ke arah utara. Sehingga, dikisahkan ujung gunung tersebut dipotong dan potongannya itu diletakkan di barat laut.

Gunung Semeru umumnya memiliki letusan bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi selama 3-4 kali setiap jam.

Letusan vulkanian memiliki ciri letusan eksplosif dan kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Sedangkan tipe stombolian biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.

Pada letusan eksplosif biasanya diikuti dengan aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah.

Sejarah Letusan Gunung Semeru Sejak 1818

Sumber: Detik , Republika