Risiko Penggunaan Dot pada Bayi, Empeng bayi atau Dot dikenal sebagai dummy, soother atau pacifier, biasanya terbuat dari karet atau plastik.  

penggunaannya merupakan usaha orangtua untuk memberikan sesuatu yang dapat menenangkan dan memberikan rasa nyaman untuk bayi. Meski demikian, orang tua perlu mengetahui bahwa ada manfaat dan risiko yang dapat terjadi di balik penggunaan dot bayi.

Risiko Penggunaan Dot pada Bayi

Manfaat Menggunakan Dot Bayi Saat bayi sedang rewel, orang tua terkadang bingung menemukan cara untuk menenangkannya.

Dot bayi kerap menjadi pilihan mudah dan praktis untuk menenangkan bayi yang rewel dan membantunya lebih cepat tertidur.

Risiko Penggunaan Dot pada Bayi

Namun demikian, di balik manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan dot bayi, ada pula risiko yang dapat terjadi, yaitu:

  • Memicu gangguan telinga
    Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa bayi yang menggunakan dot atau empeng memiliki risiko lebih besar mengalami infeksi telinga. Oleh karena itu, sebaiknya batasi penggunaan dot bayi hingga usianya menginjak 6 bulan.
  • Menyebabkan masalah gigi
    Masalah gigi yang disebabkan oleh penggunaan dot bayi sebelum anak berusia 2 tahun, biasanya dapat hilang dengan sendirinya setelah ia tidak lagi menggunakan dot. Namun, bila penggunaan dot bayi terus berlanjut sampai usia anak lebih dari 2 tahun, risiko terjadinya masalah gigi semakin meningkat dan akan sulit dihilangkan.
  • Terjadi perubahan bentuk rahang
    Pertumbuhan gigi yang terganggu juga akan memengaruhi kondisi gusi dan rahang. Bentuknya bisa berubah atau tidak sesuai ukurannya antara yang atas dan bawah. Bisa terjadi kemungkinan rahang anak akan berubah dan gigi anak menjadi tidak beraturan bentuknya atau tonggos.
  • Tersedak
    Derasnya aliran susu pada dot berpotensi membuat bayi tersedak. Berbeda saat bayi minum ASI secara langsung karena susu tidak ke luar jika puting mama tidak diisap.
  • Terlambat bicara
    Saat menyusu langsung dengan ASI, otot rahang bayi akan bergerak aktif yang memudahkan anak untuk berbicara. Berbeda dengan dot yang tidak memerlukan gerakan rahang yang aktif untuk mengisapnya, jadi otot mulut anak tidak terlatih dan bisa menghambat kemampuan berbicaranya.
  • Rentan bakteri
    Botol, dot, dan empeng harus selalu disterilisasi untuk menjaga kebersihannya. Jika Mama alpa melakukannya, bakteri bisa bersarang dan mengancam kesehatan si Kecil.
  • Otot-otot Bayi Kurang Terlatih
    Pada dasarnya proses menyusui memerlukan koordinasi sekaligus melatih otot-otot bayi untuk menghisap. jika sang buah hati dibiasakan menggunakan dot, maka otot-ototnya tidak terlatih. Penggunaan botol dot untuk bayi dalam pemberian ASI eksklusif 6 bulan tidak disarankan
  • Timbul Masalah Menyusui
    Bayi akan lebih tertarik untuk menyusui melalui dot dibandingkan melalui ASI jika dibiasakan menyusui dengan dot. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Buku Indonesia Menyusui (2008) apabila hal itu terjadi, rangsangan hisapan bayi ke puting susu berkurang yang menyebabkan produksi ASI menurun. Masalah menyusui ini akan terjadi bila Moms berikan dot untuk bayi secara terus menerus.
Baca Juga :  Puasa Bisa Mengurangi Penyakit Asam Lambung, Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Untuk mengurangi penggunaan dot untuk bayi, bisa menggunakan teknik ASI perah yang lain dengan memberikan ASI perah menggunakan sendok, gelas, atau pipet. Dan  sempatkanlah untuk menyusui bayi secara langsung meskipun sibuk bekerja.

Referensi:

  • https://www.alodokter.com
  • https://www.popmama.com
  • https://www.orami.co.id