Mengenal Gangguan Bipolar, Bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis. Dirangkum dari Mayo Clinic dan Healthline, ketika penderita bipolar merasa sedih, ia mungkin putus asa dan kehilangan minat dalam sebagian besar aktivitas. Ketika suasana hati berubah menjadi sangat bahagia, ia mungkin merasakan euforia, penuh energi, atau sangat mudah tersinggung.

Pengertian Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, serta kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Kondisi Gangguan bipolar ditandai dengan perilaku yang sangat gembira atau bersemangat menjadi sangat sedih atau seperti putus asa. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif.

Perubahan suasana hati ini dapat memengaruhi tidur, aktivitas, perilaku, dan kemampuan untuk dapat berpikir jernih. Selain itu, penderita bipolar juga mungkin mengalami kesulitan mengelola tugas kehidupan sehari-hari di sekolah atau tempat kerja, atau mempertahankan hubungan.

Gangguan Bipolar Menurut WHO

Gangguan bipolar adalah salah satu jenis mental illness yang umum terjadi. Data World Health Organization (WHO) menyebut, sebanyak 45 juta orang di dunia menderita penyakit ini.

Bipolar disorder pun sering kali muncul pada masa akhir remaja atau awal masa dewasa. Setidaknya, setengah dari keseluruhan kasus gangguan bipolar adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan kondisi ini juga dapat ditemukan pada anak dan orang dewasa. Selalu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Gejala dan ciri-ciri bipolar

Perubahan suasana hati dapat terjadi jarang atau beberapa kali dalam setahun. Seringkali di antara perubahan keduanya, penderita bipolar tetap mengalami kondisi suasana hati yang normal.

Gejala dan ciri-ciri bipolar adalah sebagai berikut:

  • Mania dan hipomania
    Mania dan hipomania adalah dua jenis episode yang berbeda, tetapi memiliki gejala yang sama. Mania lebih parah daripada hipomania dan menyebabkan masalah yang lebih nyata di kehidupan sehari-hari dan menjalin hubungan.
    Mania juga dapat memicu psikosis atau gangguan mental yang ditandai dengan diskoneksi dari kenyataan. Kondisi ini memerlukan rawat inap. Baik episode mania maupun hipomania memiliki gejala berikut ini:
  1. Terlalu bahagia, gelisah, atau tegang
  2. Terjadi peningkatan aktivitas dan energi berlebih
  3. Rasa kepercayaan diri yang berlebihan (euforia)
  4. Merasa tidak memerlukan tidur
  5. Bicara dengan sangat cepat dan sering mengubah topik
  6. Pikiran mereka terasa berpacu
  7. Mudah teralihkan
  8. Tidak jarang membuat keputusan impulsif seperti berbelanja, melakukan investasi atau hal lain tanpa berpikir panjang.
  • Episode depresi
    Episode depresi adalah ciri-ciri gangguan bipolar yang cukup parah hingga menyebabkan kesulitan dalam aktivitas sehari-hari, seperti pekerjaan, sekolah, aktivitas sosial, atau menjalin sebuah hubungan.
    Sebuah ciri-ciri bipolar dengan episode depresi mencakup lima atau lebih dari gejala-gejala ini:
  1. Suasana hati yang tertekan, perasaan sedih, kosong, putus asa atau menangis
  2. Kehilangan minat pada hampir semua aktivitas
  3. Penurunan berat badan yang signifikan saat tidak berdiet, penambahan berat badan, atau penurunan atau peningkatan nafsu makan
  4. Bisa jadi insomnia atau terlalu banyak tidur
  5. Gelisah
  6. Kelelahan atau kehilangan energi
  7. Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak pantas akan sesuatu
  8. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau keragu-raguan
  9. Memikirkan, merencanakan, atau mencoba bunuh diri
Baca Juga :  Download Aplikasi Fitness Erakulis Bikinan Pesepakbola Cristiano Ronaldo Terdapat Fitur Kesehatan Mental

Jenis bipolar

Secara garis besar, orang dengan bipolar disorder mengalami tiga gejala utama yaitu episode mania, episode hipomania, dan episode depresi. Dari gejala ini, dapat dikategorikan dua jenis bipolar disorder, yaitu:

  1. Gangguan bipolar tipe 1
    Orang dengan bipolar tipe 1 biasanya mengalami suatu episode mania (sangat bahagia) yang kemudian berubah atau diikuti dengan episode depresi (sangat sedih).
    Dalam kasus ini, perubahan suasana hati yang muncul akan sangat kentara ketika orang tersebut sedang bahagia dan bersemangat, sampai sedih dan depresi berat secara tiba-tiba.
    Episode mania adalah gangguan suasana hati yang membuat seseorang sangat bersemangat secara mental dan fisik.
    Saat episode ini terjadi, keputusan yang diambil kadang tidak rasional. Misalnya, menghabiskan uang untuk membeli benda-benda yang sebetulnya tidak dibutuhkan, melakukan kekerasan.
    Episode mania umumnya berlangsung sekitar 1 minggu, yang diiringi dengan episode depresi selama 2 minggu.
  2. Gangguan bipolar tipe 2
    Bipolar disorder tipe II tidak akan mengalami episode mania, tetapi episode hipomania. Episode hipomania adalah bentuk mania yang tidak terlalu ekstrem sehingga perubahan suasana hati tidak terlalu terlihat jelas.
    Meski sulit diketahui, orang-orang di sekitar pasien mampu mengenali perubahan tersebut. Episode hipomania ini biasanya akan bertahan paling lama selama 4 hari.
  3. Siklotimia disorder
    Siklotimia adalah suatu bentuk bipolar disorder dalam versi yang lebih ringan. Gejala siklotimia pun hampir mirip dengan bipolar disorder, yakni turut mengakibatkan perubahan suasana hati yang cepat dan dalam waktu yang singkat.
    Namun yang perlu digaris bawahi, jika dibandingkan dengan bipolar disorder tipe 1 dan 2, siklotimia memiliki intensitas depresi dan episode hipomania yang lebih ringan.
  4. Rapid cycle
    Rapid cycle atau siklus cepat termasuk dalam satu di antara beberapa jenis gangguan bipolar, yang tampak ketika pengidapnya mengalami berbagai perubahan mood dalam kurun waktu 12 bulan.
    Seseorang baru bisa dikatakan memiliki gangguan bipolar jenis rapid cycle bila periode suasana hati yang dialaminya berlangsung selama beberapa hari.
    Perubahan suasana hati tersebut biasanya akan terus berganti dengan intensitas yang tidak menentu. Artinya, mereka bisa sangat bahagia, tidak terlalu bahagia, sangat sedih, bahkan tampak normal seperti tidak ada masalah.
Baca Juga :  Minuman Dehidrasi yang Harus Dihindari Selama Puasa

Penyebab gangguan bipolar

Dilansir dari Hellosehat.com, Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab kondisi ini. Namun, ada beberapa faktor yang diyakini mungkin bisa menimbulkan penyakit bipolar.

  • Kondisi otak
  • Keturunan (genetik)
  • Pengaruh lingkungan sosial
  • Faktor risiko gangguan bipolar

Faktor dapat meningkatkan risiko Bipolar

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko atau kemungkinan seseorang terkena bipolar disorder. Berikut adalah faktor risiko gangguan bipolar:

  • Periode stres yang tinggi.
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang
  • Riwayat anggota keluarga penderita bipolar disorder atau gangguan kondisi mental lain.
  • Pengalaman atau peristiwa kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba, seperti kematian orang yang disayang.

Pencegahan Gangguan Bipolar

Dilansir dari halodoc.com, Langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi efek dari bipolar, yaitu dengan memberikan terapi sesuai dengan anjuran dokter.

Baca Juga :  Manfaat Susu Almond untuk Kesehatan Tubuh, Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Selain pengobatan secara medis, Anda pun bisa memilih cara alternatif atau komplementer untuk membantu mengatasi bipolar disorder. Jenis-jenis pengobatan alternatif tersebut bisa berupa meditasi, latihan aerobik, dan lain sebagainya.

Itulah informasi tentang Gangguan Bipolar, Meskipun gangguan bipolar adalah kondisi seumur hidup, para penderita dapat mengelola perubahan suasana hati dan gejala bipolar lainnya dengan mengikuti rencana perawatan dokter. Dalam kebanyakan kasus, gangguan bipolar diobati dengan obat-obatan dan konseling psikologis (psikoterapi).

Referensi: halodoc.com, hellosehat.com, alodokter.com