Mengapa Tidak Boleh Menoleransi Perilaku Toxic?, Wujud kekerasan ini paling sering muncul dalam bentuk kekerasan verbal, misalnya dikata-katai secara kasar, mempermalukan di depan orang lain atau di depan umum, dan melontarkan ancaman dengan kata-kata intimidatif. Efeknya, korban merasa rendah diri, minder, merasa tidak berharga, lemah dalam membuat keputusan, dan lambat laun, berubah menjadi penurut dan menjadi ketergantungan pada pelaku.

Orang-orang yang dianggap toxic seringkali membuat Anda merasa sedih, tidak berharga, frustrasi, dan bahkan merasa bersalah atas kesalahan yang tidak Anda lakukan.

Mengapa Tidak Boleh Menoleransi Perilaku Toxic?

Toxic atau sifat toxic adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang.

Sifat toxic ini tentu harus dihindari karena dapat mengganggu kenyamanan orang lain, membuat kita dijauhi banyak orang, hingga membuat kita sulit untuk memiliki hubungan sosial yang baik.

Dikutip dari Majalah Time, pakar komunikasi dan psikologi asal California Lillian Glass menyebut, sifat toxic adalah hubungan apa pun antara orang yang tidak saling mendukung. Di mana ada konflik dan satu berusaha untuk melemahkan yang lain, terdapat persaingan, rasa ingin menjatuhkan, dan kurangnya kekompakan.

Ada beberapa penyebab orang menjadi toxic. Penyebab orang menjadi toxic bisa dikaitkan dengan kehidupannya di masa lalu. Seperti pola asuh yang buruk dan kurang kasih sayang dari orang tua.

Alasan lain, orang yang bersikap toxic bisa saja mengalami hal buruk di masa lalu, seperti saat bersekolah. “Mereka bisa saja diintimidasi di sekolah. Mereka mungkin menderita gangguan kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti depresi atau kecemasan atau gangguan bipolar, gangguan makan, segala bentuk trauma,” jelas Fuller.

Dikutip dari Healthline, berikut ciri-ciri sifat toxic yang bisa dimiliki oleh seseorang:

  • Mudah cemburu
  • Komunikasi yang seringkali kasar
  • Tidak bisa mengontrol perilaku
  • Tidak jujur
  • Mudah membenci seseorang
  • Kurang menghargai orang lain
  • Tidak bisa mengatur keuangan
  • Stres terus menerus
  • Kurang merawat diri

Mengutip dari WebMD, Perilaku toxic, menurut Dan Brennan, MD, atau yang disebut toxicity bukanlah kelainan mental, tapi lebih disebabkan kepada persoalan mental, yang menyebabkan orang menunjukkan sikap toxic.

  • Tidak Konsisten
    Ciri-ciri orang toxic yang pertama adalah tidak konsisten. Memang inkonsistensi adalah hal yang sangat wajar terjadi bagi manusia, tapi berbeda dengan ciri-ciri orang toxic, yang hampir selalu tidak konsisten dalam hidupnya, Maksud dari tidak konsisten di sini adalah soal komitmen. Ciri-ciri orang toxic adalah beranggapan bahwa melanggar komitmen adalah sesuatu hal yang biasa.
  • Selalu Ingin Diperhatikan
    Sebagai manusia ada kalanya kita ingin mendapat perhatian dari sekitar, tapi ada perbedaan makna dari ciri-ciri orang toxic, yang selalu ingin diperhatikan. Bagi orang toxic, mereka selalu ingin mendapat perhatian dari orang lain, dan tak jarang sampai mengganggu waktu orang lain.
    Ciri-ciri orang toxic adalah selalu ingin diperhatikan oleh orang lain, sebagai bentuk dukungan, tapi ketika hal sebaliknya terjadi, orang toxic enggan membalas perhatian dan dukungan yang telah diberikan oleh orang lain.
    Dari poin ini, kita bisa melihat bahwa orang toxic hanya fokus kepada dirinya sendiri, dan tak jarang diasosiasikan dengan sifat narsistik, yang merupakan gangguan kepribadian.
  • Drama
    Adanya drama dalam kehidupan adalah hal yang lumrah, lantas bagaimana drama dalam ciri-ciri orang toxic? Orang toxic cenderung akan membawa dirinya ke dalam situasi yang dramatis.
    Ciri-ciri orang toxic adalah senang memulai konflik dan menganggap emosi mereka adalah kebenaran. Orang toxic juga sering membawa orang lain ke dalam drama, yang mereka ciptakan sendiri. Ciri-ciri orang toxic adalah selalu ingin menciptakan drama, karena mereka tidak tertarik pada sesuatu yang stabil, seperti misalnya dalam sebuah hubungan.
  • Tidak Menghargai Batasan Orang Lain
    Ciri-ciri orang toxic yang berikutnya adalah tidak menghargai batasan orang lain. Kita semua tahu bahwa setiap individu memiliki batasan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Namun berbeda dengan orang toxic, mereka kerap tidak memedulikan hal tersebut, dan hal ini berkaitan dengan ciri-ciri orang toxic, yang selalu ingin diperhatikan.
  • Manipulatif
    Sifat manipulatif adalah ciri-ciri orang toxic, yang bisa dibilang paling menonjol. Orang toxic, suka memanipulasi orang-orang di sekitarnya, hanya agar mereka bisa memenuhi keinginan si orang toxic.
    Beberapa contoh manipulatif sebagai ciri-ciri orang toxic adalah berbohong, memutarbalikkan fakta atau kebenaran, melebih-lebihkan. Orang toxic juga kerap menggiring opini, supaya lingkungannya mendukung apa yang dilakukannya.
  • Suka mengkritik orang lain tetapi tidak suka mendapat kritikan
    Meskipun sebuah kritikan dapat membangun orang lain agar lebih baik, kritikan yang terlalu kasar dan berlebihan dapat melukai perasaan orang lain. Tidak perlu terlalu mencampuri urusan orang lain dan fokus saja untuk memperbaiki diri. Cukup berikan kritik dan saran apabila dibutuhkan. Jangan lupa untuk menggunakan bahasa yang sopan dan halus.
  • Menimbulkan suasana negatif saat mood sedang tidak baik
    Hal ini dapat terlihat ketika seseorang datang dengan mood yang buruk, orang-orang di sekitarnya menjadi takut untuk mendekatinya hingga membuat suasana menjadi tegang atau canggung.
  • Sulit meminta maaf dan tidak mau disalahkan
    Ketika melakukan kesalahan, sudah selayaknya kita menyadari kesalahan tersebut dan kemudian meminta maaf. Namun, kita pasti pernah menjumpai seseorang yang selalu merasa dirinya benar dan sangat sulit mengucapkan kata maaf. Bahkan, beberapa orang menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Hal ini juga biasa disebut playing victim—bereaksi seolah ia korban, padahal ialah pelakunya.
  • Terlalu terobsesi dengan diri sendiri
    Mencintai diri sendiri memang harus kita lakukan sebelum mencintai orang lain. Namun, mencintai diri sendiri dengan berlebihan juga dapat memberi dampak buruk pada orang lain. Sifat ini ditandai dengan suka menyombongkan diri, senang merendahkan orang lain, selalu cari perhatian, tidak suka disaingi orang lain, hingga cemburu atas kesenangan orang lain.
  • Posesif dan manipulative
    Jika memiliki hubungan dengan seseorang yang terlalu posesif, kita akan merasa terkekang dan tidak nyaman. Hingga, kita merasa tidak memiliki kuasa atas diri kita sendiri. Adapun orang yang manipulatif, biasanya suka mengontrol dalam hal apa pun, dapat berpura-pura menyukai sesuatu, dan mengambil keputusan yang menguntungkannya atau golongannya saja.
  • Menghilang tanpa alasan yang jelas
    Perilaku ini juga dikenal sebagai ghosting. Orang yang suka membuat janji tetapi tiba-tiba menghilang tanpa alasan, tentu saja hal ini sangat menjengkelkan bagi orang lain.
  • Penyalahgunaan Zat
    Ciri-ciri orang toxic yang terakhir adalah penyalahgunaan zat. Kebiasaan ini dilakukan oleh orang toxic, yang sudah melakukan tindakan fisik, baik kepada orang lain maupun ke diri mereka sendiri. Beberapa orang toxic kerap menyalahgunakan zat seperti obat-obatan dan juga minuman keras.
Baca Juga :  Pendataran Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarships 2024 D3-S3

Melansir dari meaningful.me, alasan Mengapa Seseorang Menoleransi Perilaku Toxic, yaitu:

  • Pengaruh pola asuh
    Kita berasal dari apa yang kita pelajari di masa kanak-kanak. Jika kamu memiliki orang tua yang manipulatif secara emosional atau narsis, misalnya, kemungkinan besar kamu tidak dapat mengembangkan batasan yang cukup dan tepat yang memungkinkanmu untuk mengatakan “TIDAK!” terhadap perilaku yang manipulatif dan merugikan.
    Kamu harus bekerja sangat keras untuk dicintai dan diterima, dan tidak pernah menerima cinta dan penerimaan tanpa syarat dan pengasuhan yang pantas didapatkan. Dan itu membuatmu lebih rentan sebagai orang dewasa untuk menoleransi perilaku yang seharusnya tidak
  • Dari terbiasa menjadi mewajarkan.
    Terkadang kita menjadi begitu terbiasa dengan apa yang kita lihat sepanjang waktu sehingga menjadi sangat akrab. Keakraban ini membuat sulit bagi orang untuk menentukan apa yang dapat diterima dan apa yang tidak.
    Hal ini bisa saja tercermin jika kamu mendengar komentar seperti, “Oh, itu Si A! Dia memang begitu orangnya. Abaikan saja”.
    Jika sejak masa kanak-kanak kamu sudah terbiasa dengan perilaku yang seharusnya tidak dinormalisasi, sebagai orang dewasa kamu mungkin cenderung ikut mengganggapnya sebagai hal yang wajar-wajar saja.
  • Takut mendapatkan pembalasan atau teguran
    Banyak orang mungkin berpikir mereka takut akan pembalasan atau teguran jika melakukan pembelaan diri atas perilaku yang toxic. Hal ini sering terjadi antar gender atau dengan orang-orang di posisi kekuasaan yang tinggi. Di lingkungan kerja, misalnya, seorang pekerja mungkin takut kehilangan pekerjaan, jika mereka berbicara tentang seseorang yang berada di posisi yang lebih tinggi. Mungkin juga ada rasa takut dilukai secara fisik, jadi lebih aman untuk diam.
  • Tidak percaya apa pun akan berubah, bahkan jika dirinya berani berbicara
    Jika orang tidak percaya bahwa mereka dapat membuat perbedaan, maka sangat tidak mungkin mereka akan berbicara tentang sesuatu yang mereka tahu tidak benar.
    Hal ini sering terkait dengan self- esteem seseorang dan apa yang mereka yakini tentang diri mereka sendiri, orang lain dan dunia. Semakin kuat self-esteem seseorang, semakin besar kemungkinan mereka tidak akan tahan dengan perilaku toxic.
  • Belum menyadari betapa penting, pantas, dan berharga dirinya
    Begitu banyak orang tidak mengerti (dan belum pernah diajarkan) bahwa mereka sangat penting, berharga dan dibutuhkan di dunia ini. Apakah kamu mencintai dirimu? Jika kamu terbiasa (sadar atau tidak sadar) menyakiti diri sendiri, kamu akan membiarkan orang lain menyakitimu juga.
    Jika kamu mencintai dan menghormati diri sendiri, hal itu juga akan berpengaruh pada setiap hubungan yang kamu miliki. Kamu layak dicintai, sebagaimana adanya kamu.Kamu pantas mendapatkan hubungan yang sehat dengan siapapun.
  • Merasa tidak memiliki kekuatan untuk membela diri
    Meskipun terkadang orang memahami bahwa perilaku yang mereka alami salah, dan tidak boleh ditoleransi, mereka tidak dapat mengumpulkan kekuatan untuk mengatakan , “Jangan lakukan itu!”, atau “apa yang kamu lakukan tidak dapat di terima. “
Baca Juga :  Keutamaan Baca Surah Al Fath Awal Ramadhan

Secara singkat toxic adalah pola kontraproduktif yang melemahkan seseorang, baik secara pribadi maupun dalam sebuah kelompok, dan bahkan bisa terjadi dalam jangka panjang.

Jika kamu merasa tidak dapat mengatasi sendiri perilaku negative ini, minta bantuan atau dukungan dari orang yang kamu percaya atau konsultasikan dengan ahli, dan jangan pernah tinggal diam.

Mengapa Tidak Boleh Menoleransi Perilaku Toxic?

Referensi:

  • Instagram meaningful.me
  • Dampak Buruk Toxic Relationship bagi Kesehatan Mentalmu!, riliv.co
  • 7 Behaviors You Should Never Tolerate in Relationships, psychcentral.com
  • The Top 5 Reasons People Tolerate Unacceptable Behavior, forbes.com
  • Do’s and Don’ts for Dealing with Toxic Behavior, healthline.com
  • Memahami Toxic Secara Arti dan Ciri-cirinya, katadata.co.id
Baca Juga :  Kunci Jawaban Game WOW 13 Februari 2024 Terbaru

Live Streaming