Mau Pilih Investasi Saham atau Emas? Terdapat berbagai jenis produk investasi yang bisa ditransaksikan di pasar modal Indonesia. Beberapa di antaranya adalah saham, obligasi, dan produk-produk derivatif. Sementara, untuk produk investasi langsung dapat berupa emas, properti, dan penyertaan langsung seperti menanamkan modal ke perusahaan secara langsung.

Setelah memenuhi tabungan bulanan dan dana darurat, sudah saatnya kita untuk mulai mengalokasikan dana yang kita miliki untuk berinvestasi. Produk investasi yang beragam, terkadang menyebabkan seorang investor mengalami kebingungan dalam menentukan jenis instrumen investasi serta memutuskan untuk berinvestasi pada satu atau lebih produk investasi.

Mau Pilih Investasi Saham atau Emas?

Selain menabung, berinvestasi saat ini sudah nenjadi keniscayaan bagi sebagian mereka yang memiliki penghasilan atau pendapatan. Namun, kadang bagi investor pemula masih bingung untuk memilih investasi mana yang lebih bisa bikin untung antara emas atau saham.

Di antara sekian banyak instrumen investasi, emas dan saham termasuk yang paling diminati karena dinilai bisa bikin untung bagi investor. Dengan investasi, seperti emas atau saham, seseorang akan mendapatkan keuntungan dan keuangannya lebih produktif dan sehat dengan mengurangi gaya hidup konsumtif.

Secara umum, investasi saham dan emas merupakan dua jenis produk investasi yang populer dan sering dimiliki oleh para investor. Kedua instrumen memiliki banyak perbedaan.

Pertama, dari bentuknya, investasi saham memiliki bukti kepemilikan berbentuk digital, sedangkan investasi emas memiliki bentuk fisik yang bisa dilihat dan disentuh langsung. Kemudian dari segi kenaikan harga, pergerakan harga saham relatif stabil mengikuti inflasi dalam jangka panjang, meskipun tetap ada fluktuasi harga mengikuti harga komoditas emasdunia.

Sedangkan, pada investasi emas, kenaikan harga cenderung lebih lambat. Pergerakan harga emas cenderung mengalami peningkatan ketika keadaan ekonomi sedang tidak stabil atau menghadapi ketidakpastian.

Mau Pilih Investasi Saham atau Emas?

Produk saham dan emas sama-sama memiliki karakteristik sebagai investasi jangka panjang. Keuntungan dari investasi saham dapat berasal dari capital gain maupun pembagian dividen oleh suatu perusahaan. Sedangkan keuntungan dari investasi emas didapatkan dari selisih harga jual dan harga beli.

Baca Juga :  Info Bansos 2024 Dipastikan Cair Selama Bulan Ramadhan 2024, Alhamdulillah KPM Makin Dapat Berkah

Investasi saham bersifat aktif, sehingga investor saham perlu memantau kinerja perusahaan baik secara langsung dengan mencermati laporan keuangan perusahaan atau dengan membaca hasil riset yang dibuat analis efek di perusahaan sekuritas tempat membuka rekening saham. Sehingga dengan demikian, investor bisa menentukan kapan membeli atau menjual saham yang dimiliki.

Berbeda dengan investasi emas, investor emas cenderung tidak tidak mengambil sikap atas naik dan turunnya harga emas, dan cenderung hanya mengikuti perkembangan harga di pasar emas global. Saham dan emas sama-sama memiliki likuiditas yang tinggi atau mudah untuk diperjualbelikan.

Karakteristik Investasi Emas

1. Tahan Inflasi

Dalam berinvestasi di situasi ini, Anda tidak disarankan untuk berinvestasi secara tunai. Anda malah dapat mencoba berinvestasi dalam emas atau aset aman lainnya yang akan melindungi Anda dari risiko inflasi.

Selama bertahun-tahun, emas telah diketahui mengungguli tingkat inflasi selama bertahun-tahun. Bukan tak mungkin invetasi emas dalam jangka panjang akan mendatangkan untung yang menggiurkan.

2. Likuiditas Tinggi dan mudah Diwariskan

Memiliki likuiditas tinggi adalah keuntungan lain dari investasi emas. Baik Anda berinvestasi emas secara online atau membelinya dalam bentuk fisik, menjual emas tidaklah sulit.

Emas dapat melindungi uang Anda untuk masa depan dan bisa mendapatkan pengembalian yang baik dalam jangka panjang.

Anda dapat dengan mudah membeli dan menjual emas fisik dari toko perhiasan mana pun di lingkungan Anda. Selain itu, emas juga mudah diberikan atau diwariskan kepada anak cucu kita. Ini dapat menjadi pilihan yang aman terutama untuk memenuhi kebutuhan di masa depan yang bermanfaat bagi mereka.

Baca Juga: Bappebti Blokir 218 Situs, Ini Risiko Investasi di Entitas Ilegal

3. Membantu Mendiversifikasi Portofolio

Portofolio yang terdiversifikasi mengurangi risiko investasi Anda. Ketika Anda membuat rencana tabungan Anda, sertakan produk-produk yang tidak berkorelasi erat satu sama lain dalam portofolio Anda.

Baca Juga :  Cek Bansos BPNT Februari-Maret 2024 Rp 400.000 Melalui Kartu KKS BNI

4. Risiko Kehilangan

Jika Anda berinvestasi emas batangan dan menyimpannya sendiri, maka risiko kehilangannya pun tinggi. Anda memiliki barang fisik yang harus selalu dijaga dari berbagai risiko baik pencurian maupun kehilangan.

Ada beberapa investor yang memilih untuk mengatasi hal ini dengan menyewa safe deposit box. Namun, fasilitas ini juga memerlukan biaya dalam penggunaannya. Anda harus rela mengeluarkan uang lagi untuk menyewanya.

5. Kenaikan Harga Lambat

Kekurangan investasi emas berikutnya adalah kenaikan harganya yang lambat. Harga emas cenderung mengalami peningkatan justru ketika keadaan ekonomi sedang tidak stabil atau bermasalah. Emas akan mengalami kenaikan yang lumayan besar di masa-masa ini. Namun, ketika keadaan ekonomi sedang stabil, harga emas pun cenderung stagnan.

Ketika inflasi sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan investasi ini bisa memberikan keuntungan yang besar. Namun, bisa jadi situasi ekonomi yang terus memburuk dapat membuat investasi emas Anda justru hanya akan menjadi alternatif untuk menyelamatkan kekayaan.

Mau Pilih Investasi Saham atau Emas?

Karakteristik Investasi Saham

Bisa Dimulai dengan Modal Kecil

Saat ini untuk berinvestasi saham tak harus menunggu punya modal besar. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan bahwa satuan pembelian saham adalah 1 lot. Di mana 1 lot tersebut terdiri dari 100 lembar saham, yang artinya ketika memiliki uang 1 juta, investor sudah bisa memiliki 1 lot saham emiten yang bernilai 10.000.

Sementara itu, seperti diketahui dari total 773 emiten yang melantai di bursa per Rabu (26/1/2022), mayoritasnya bahkan berada di bawah level Rp10.000. Jika investor memilih saham yang harganya di bawah Rp10.000 maka ada peluang membeli lebih dari 1 lot saham dan lebih dari satu emiten.

1.Mendapatkan Potensi Capital Gain atau Lost

Salah satu manfaat investasi saham yang dapat Anda peroleh adalah gain. Semakin berkembangnya sebuah perusahaan dari waktu ke waktu, biasanya akan diikuti dengan kenaikan harga saham perusahaan tersebut.

Kenaikan harga ini dapat Anda manfaatkan untuk menjual saham pada harga yang tentu lebih tinggi daripada harga pembelian. Keuntungan dari selisih harga jual dan beli inilah yang disebut dengan capital gain.

Baca Juga :  Info Bansos 2024 Dipastikan Cair Selama Bulan Ramadhan 2024, Alhamdulillah KPM Makin Dapat Berkah

Bisa dibilang capital loss kebalikan dari capital gain, dimana investor menjual sahamnya dengan harga lebih rendah dari harga beli.  Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan perdagangan saham, investor tidak selalu memperoleh capital gain atau keuntungan dari saham yang dijual. Ada waktu dimana investor mendapatkan harga yang rendah ketika menjual sahamnya daripada harga belinya.

Mau Pilih Investasi Saham atau Emas?

2. Mendapatkan Dividen Saham

Manfaat lain yang akan Anda dapatkan ketika berinvestasi saham adalah menerima dividen. Dividen merupakan pembagian laba bagi para pemegang saham sesuai dengan banyaknya saham yang dimiliki.

Dividen akan dibagikan secara merata sesuai dengan lembar saham yang dimiliki. Jadi, semakin banyak saham yang Anda miliki, semakin besar nilai dividen yang dapat Anda peroleh jika perusahaan tersebut membagikan dividen.

Tetapi, dividen hanya akan diberikan jika perusahaan yang sahamnya Anda miliki mendapatkan keuntungan dan ketika mayoritas pemegang saham menyepakati pembagian dividen.

3.Potensi Likuidasi

Ada risiko yang bisa dialami investor saham yaitu ketika perusahaan tempat menyimpan saham harus tutup karena dilikuidasi. Ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan harus likuidasi seperti adanya masalah keuangan seperti gagal membayar bunga, pokok utang, dan alasan lainnya.

Selain itu, perusahaan juga bisa dibubarkan karena alasan hukum seperti dituntut di pengadilan, melanggar aturan, atau alasan lainnya.

Mau Pilih Investasi Saham atau Emas?