Cuaca Ekstrem, 2 Petir Megaflash Catat Rekor Terpanjang dan Terlama di Dunia, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat dua rekor dunia baru untuk kilatan petir atau megaflash.

Sebuah petir dapat dikatakan megaflash jika sambaran petir horizontalnya menempuh jarak lebih dari 100 kilometer atau 62 mil.

Cuaca Ekstrem, 2 Petir Megaflash Catat Rekor Terpanjang dan Terlama di Dunia

Dikutip dari CNN, Rekor pertama tercipta untuk petir dengan jarak terpanjang yang terjadi di Amerika Utara. Rekor kedua adalah petir dengan durasi terlama di Amerika Selatan.

  • Rekor terbaru mencatat kilatan petir yang mencakup jarak horizontal hingga 477 mil (768 km) membentang dari Texas ke Louisiana pada 29 April 2020. Catatan ini melampaui rekor sebelumnya yang menempuh jarak sejauh 60 km.
  • Sementara itu, rekor megaflash terlama terjadi di Amerika Selatan dengan durasi lebih dari 17 detik. Kejadian tersebut didokumentasikan pada 31 Oktober 2018 saat badai petir terjadi di Uruguay dan Paraguay Utara. Megaflash ini berdurasi sekitar 17,102 detik, melampaui rekor sebelumnya yang hanya 0,37 detik.
Baca Juga :  Keutamaan Baca Surah Al Fath Awal Ramadhan

“Megaflash adalah kilatan petir yang sangat, sangat besar. Kebanyakan kilatan petir dalam badai hanya menempuh jarak beberapa mil atau lebih. Kini sebuah megaflash memiliki panjang hingga ratusan mil!” ungkap Randall Cerveny, pelapor Cuaca dan Iklim Ekstrem WMO dikutip dari CNN, Selasa (1/2).

Dengan kemajuan teknologi telah membantu para ilmuwan petir untuk mengumpulkan data petir dengan cara yang lebih mutakhir.

Para ilmuwan petir menggunakan Geostationary Lightning Mappers (GLM) pada satelit yang mengorbit di ruang angkasa untuk mengumpulkan data petir skala yang lebih besar seperti catatan petir megaflash tersebut.

Dengan teknologi tersebut dapat memberikan sudut pandang baru ke aspek yang sebelumnya sulit dipahami.

Baca Juga :  Viral, Apa Benar Makanan Pedas Jadi Penyebab Kista? Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Sebelumnya, durasi dan tingkat kilatan petir direkam dengan jaringan berbasis darat, Lightning Mapping Array (LMA). Namun, para ilmuwan menemukan bahwa teknologi tersebut hanya dapat mendeteksi petir hingga besaran tertentu.

“Ini adalah rekor luar biasa untuk peristiwa kilatan tunggal. Lingkungan ekstrem adalah ukuran hidup dari apa yang mampu dilakukan alam, serta kemajuan ilmiah untuk dapat menelitinya. Sangat mungkin bahwa kejadian yang lebih besar masih ada, dan bahwa kita akan dapat mengamatinya ketika teknologi pendeteksi petir meningkat,” kata Profesor Randall Cerveny, Kepala Pelapor Weather and Climate Extremes untuk WMO.

Referensi:cnnindonesia.com, kumparan.com

Baca Juga :  Tips Aturan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa, Mana Yang Lebih Baik?