PHIRADIO, Bandung – Dampak virus corona yang terjadi di berbagai belahan dunia tidak hanya berimbas pada dunia kesehatan dan ekonomi global. Dunia pendidikan pun ikut kena efeknya akbiat dari wabah virus corona COVID-19 yang berasal dari Wuhan, China.
Unesco Apresiasi Model Pendidikan Jarak Jauh Di Tengah Wabah Virus Corona Covid – 19
UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) mencatat hadirnya virus corona membawa dampak pada sekitar 290,5 juta pelajar di dunia. Penutupan sekolah dinilai Direktorat Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay sebagai hal yang paling berdampak bagi anak dan remaja yang kurang beruntung.
“Penutupan sekolah sementara bukan hal yang baru untuk beberapa kejadian (kasus), tapi sayang dalam skala global kecepatan terhadap gangguan pendidikan tidak tertandingi. Jika hal ini tidak diatasi dapat mengancam hak atas pendidikan,” kata Audrey dikutip dari laman resmi unesco.org.
Melansir dari Liputan6.com, data UNESCO hingga 4 Maret 2020, memaparkan terdapat 22 negara menutup sekolah sebagai upaya pencegahan virus corona. Sebelumnya kebijakan penutupan sekolah hanya dilakukan di Tiongkok saja. Bahkan saat ini sudah ada negara-negara yang menerapkan penutupan sekolah secara lokal gara-gara virus corona yang belum juga tuntas.
Audrey berpendapat jika hal ini meluas setidaknya ada 180 juta anak dan remaja yang akan kena dampaknya sebagai pelajar. Meski penutupan ini dilakukan sementara oleh beberapa sekolah, dampaknya bisa terjadi pada kurangnya kegiatan belajar mengajar dan prestasi yang menurun.
Selain itu rasa tidak nyaman dikhawatirkan muncul pada keluarga pelajar yang dapat menyebabkan produktivitas ekonomi menurun. Ini terjadi karena orang tua harus mengurus anaknya di rumah sekaligus bekerja.
Namun UNESCO juga turut mengapresiasi implementasi pendidikan yang dilakukan dengan metode aplikasi atau platform jarak jauh untuk menjangkau proses pengajaran antara murid dan guru.***
Prabowo Wisnu Dwiyono Asmoro
Referensi : Liputan6.com