Pertama Kali dalam Sejarah, Hujan Air Turun di Puncak Es Greenland, Dampak Pemanasan Global, pertama kalinya dalam sejarah yang tercatat, hujan baru saja turun di puncak lapisan es Greenland. Dalam perspektif ekologi, ini merupakan pertanda buruk yang mengkhawatirkan.

Greenland telah mengalami gelombang panas besar dengan suhu di puncak gletser naik di atas titik beku untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari satu dekade.

Pertama Kali dalam Sejarah, Hujan Air Turun di Puncak Es Greenland, Dampak Pemanasan Global

Menurut National Snow and Ice Data Center, peristiwa ini adalah hujan paling lebat di lapisan es Greenland sejak dimulai pencatatannya di tahun 1950. Sedangkan jumlah massa es yang lenyap tujuh kali lebih banyak dibanding rata-rata hari biasa di tahun ini.

Pada 14 Agustus 2021, di tempat yang biasanya terlalu dingin untuk air jatuh sebagai cairan ini, Stasiun Puncak (Summit Station) milik National Snow and Ice Data Center (NSIDC) mencatat telah terjadinya hujan di sana selama beberapa jam.

Baca Juga :  Pendataran Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarships 2024 D3-S3

Kejadian ini menandakan dampak nyata dari perubahan iklim semakin terasa di Greenland. Ted Scambors, ilmuwan dari University of Colorado, menyebutnya sebagai bukti bahwa Greenland telah memanas dengan cepat.

Menurut the Guardian, Minggu (22/8/2021) munculnya hujan air kali ini justru disebut sebagai tanda nyata dari pemanasan global yang disebabkan oleh krisis iklim.

“Turunnya hujan air di negara tropis seperti Indonesia adalah hal yang biasa, namun turunnya hujan air di lapisan es Greenland yang biasanya turun salju adalah sesuatu yang mengkhawatirkan,” Greenpeace Indonesia mengomentari fenomena itu dalam unggahan di Instagram, Minggu 22 Agustus.

Para ilmuwan di stasiun puncak National Science Foundation AS melihat hujan air turun sepanjang 14 Agustus tetapi tidak memiliki alat pengukur untuk mengukur jatuhnya karena curah hujan sangat tak terduga. Di seluruh Greenland, diperkirakan 7 miliar ton air dilepaskan dari awan.

Baca Juga :  Tips Aturan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa, Mana Yang Lebih Baik?

Hujan air turun selama tiga hari yang sangat panas di Greenland ketika suhu 18C lebih tinggi dari rata-rata di beberapa tempat. Akibatnya, pencairan terlihat di sebagian besar Greenland, di daerah sekitar empat kali ukuran Inggris.

Laporan baru-baru ini dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyimpulkan “tegas” bahwa emisi karbon dari aktivitas manusia telah memanaskan planet Bumi dan menyebabkan dampak seperti mencairnya es dan naiknya permukaan laut.

Pada Mei 2021, para peneliti melaporkan bahwa sebagian besar lapisan es Greenland mendekati titik kritis, setelah itu pencairan yang dipercepat akan menjadi tak terelakkan bahkan jika pemanasan global dihentikan.

Ted Scambos, seorang ilmuwan di National Snow and Ice Data Center di University of Colorado, yang melaporkan hujan puncak, mengatakan kepada CNN: “Apa yang terjadi bukan hanya satu atau dua dekade yang hangat dalam pola iklim yang mengembara. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga :  KODE REDEEM GENSHIN IMPACT 25 Maret 2024 Terbaru

“Kami melintasi ambang batas yang tidak terlihat dalam ribuan tahun, dan terus terang ini tidak akan berubah sampai kami menyesuaikan apa yang kami lakukan ke udara.”.

Masyarakat adat yang tinggal di wilayah Greenland juga merasakan dampak dari perubahan ini. Selain dampak langsung terhadap kenaikan permukaan laut, air lelehan dari Greenland juga diperkirakan akan memperlambat arus laut Arus Teluk, yang akan mengubah pola monsun tropis, yang berdampak pada hutan hujan.

Referensi: nationalgeographic.grid.id, liputan6.com