Mengenal Toxic Parenting, Sejatinya para orang tua menginginkan hal terbaik bagi buah hati mereka. walaupun tujuannya untuk kebaikan anak, namun, terkadang keinginan orang tua malah melukai perasaan anak.
Cinta, perhatian, bahkan perlakuan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Proteksi yang berlebihan, ekspektasi yang terlalu tinggi dan egoisme kerap menjadi toxic yang dilakukan oleh orang tua.
Mengenal Toxic Parenting
Perlakuan Toxic Parenting, sering kita temui tanpa kita sadari, bisa jadi Toxic Parent ini terjadi akibat kekurang pengetahuan, kebiasaan, juga kedewasaan pada orang tua.
Apa Itu Toxic Parenting
Toxic parents adalah orang tua yang berperilaku toxic dalam hal pengasuhan anak. Para orang tua toxic ini melakukan toxic parenting yang merupakan penerapan pola pengasuhan anak yang buruk dan berakibat negatif terhadap sang anak baik secara mental maupun jasmani.
Sebagai orang tua yang selalu sanggup melakukan hal yang terbaik untuk buah hati mereka, tentu sikap seperti ini sangat harus dihindarkan.
Karena, segala hal yang bersifat toxic hanya akan menjadi penyakit yang pada akhirnya merugikan diri sendiri serta orang lain.
Dalam kasus toxic parenting yaitu orangtua akan selalu menyoroti kesalahan anak. Padahal, dalam proses tumbuh kembang, seorang anak melakukan kesalahan adalah sesuatu hal yang wajar.
Jika anak melakukan kesalahan, orangtua seharusnya fokus pada solusi agar anak bisa memperbaiki kesalahan tadi.
Toxic parents adalah tipe orang tua yang mengatur anak sesuai dengan kemauannya tanpa menghargai perasaan dan pendapat sang anak.
Kondisi ini bisa membuat anak merasa terkekang dan ketakutan. Bahkan, tak jarang anak tumbuh menjadi pribadi yang sering menyalahkan diri sendiri dan memiliki rasa percaya diri yang rendah.
Psikolog Anak Tanti Diniyanti Psi dari RSIA Bina Medika, menjelaskan bahwa toxic parenting adalah pola asuh orangtua kepada anak yang turut diwarnai dengan kekerasan, baik fisik maupun psikis secara berulang, sehingga membuat kehidupan keluarga menjadi tidak berfungsi atau disfunctional family.
Biasanya dalam toxic parenting, orang tua tidak memperlakukan anaknya dengan hormat sebagai individu.
Contohnya seperti tidak memuji pekerjaan anak, sehingga tanpa sadar orangtua meremehkan hal-hal yang sudah dilakukan anak dalam kesehariannya.
Contoh lainya adalah sering membanding-banding anak yang satu dengan lainnya, sehingga menurunkan rasa kepercayaan diri salah satu dari mereka.
Akan tetapi berbeda dengan toxic parenting, orangtua justru akan selalu menyalahkan dan memarahi anak tanpa memberi tahu apa dan bagaimana solusi yang harus dilakukan.
Marah pada anak, saat mereka melakukan kesalahan tentu sah-sah saja, selama marah tersebut merupakan bentuk ketegasan dan masih dalam batas wajar.
Namun, jika marah diwarnai dengan aksi kekerasan, tidak harus fisik tapi bisa juga verbal, bisa membuat anak menjadi tersudut dan tertekan, itu yang perlu dibenahi.
Maka penting untuk menyadari kehadiran perilaku toxic ini supaya dapat mengidentifikasi jika ada salah satu orang tua di lingkunganmu yang memiliki kecenderungan toxic. Dengan begitu, mungkin dapat membantu para toxic parents supaya keluar dari pola asuh negatif tersebut.
Referensi: gramedia.com,alodokter.com