Info PMI Bangka Miliki Mesin Aferesis Trombosit. Kepala Bidang Unit Donor Darah PMI Bangka, dr Egha mengatakan, alat aferesis ini kegunaannya sangat efektif dibandingkan donor darah trombosit reguler. “Alat ini perannya di trombosit. Hasilnya jauh lebih banyak dan lebih maksimal dibandingkan donor trombosit reguler atau tunggal. Misalnya kebutuhan 10 kampil trombosit dari 10 orang pendonor dapat diminimalisir dengan 1 pendonor dan menghasilkan 10 kampil trombosit. Dan bagian darah merah yang dikeluarkan dapat dikembalikan ke tubuh pendonor,” kata Egha, Rabu (4/1).

Namun diakuinya, memang untuk 1 kali donor darah, alat aferesis ini memakan biaya hingga Rp3 juta untuk biaya operasional. Sehingga pihaknya memaklumi apabila pihak rumah sakit melakukan langkah perhitungan untuk mengklaim ke BPJS Kesehatan.

Info PMI Bangka Miliki Mesin Aferesis Trombosit

Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bangka saat ini sudah memiliki mesin aferesis atau alat donor plasma yang dibeli menggunakan dana APBD Kabupaten Bangka Tahun 2022. Mesin ini berguna untuk memenuhi kebutuhan trombosit bagi pasien demam berdarah dengue (DBD) yang terus mengalami peningkatan kasus. Tak hanya itu, pendonor pun tidak harus menunggu waktu 2,5-3 bulan kemudian untuk melakukan donor darah.

“Alat ini dipakai untuk sisi kemanusiaannya. Memang sekali mengoperasionalkan alat ini kami membutuhkan biaya Rp3 juta. Sehingga kami memaklumi apabila pihak rumah sakit terlebih dulu melakukan perhitungan biaya pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Menurutnya, saat ini untuk melancarkan pelayanan donor darah PMI masih seiring berjalannya waktu terus melakukan upaya pelatihan sumber daya manusia (SDM) untuk operator alat aferesis ini. “Saat ini sudah berjalan dan melayani donor trombosit dan pelatihan SDM masih terus berjalan. Kami akui masih sering mengalami kegagalan, namun itu sudah menjadi risiko. Karena bedanya, kalau donor darah reguler itu cukup 15 menit. Namun menggunakan alat ini dibutuhkan waktu 1 jam untuk menghasilkan trombosit. Ada teknis-teknisnya, seperti tubuh pendonor tidak boleh banyak bergerak dan posisi tangan harus sering meremas-remas membentuk bulatan, itu kan capek juga untuk pendonornya. Kalau banyak gerak ya gagal dan kami harus rugi Rp3 juta, tapi itu sudah risikonya,” tambahnya.

Ditambahkannya, belum lagi faktor pelayanan listrik saat ini belum memadai dan sering byar pet, sehingga teknis melakukan donor darah trombosit sering mengalami kegagalan. “Kita memiliki genset tapi saat ini memang belum diinstal. Rencananya kita instal setelah ruangan sudah siap. Saat ini masih menggunakan listrik PLN. Sering terjadi ketika dilakukan donor darah, listriknya mati. Memang alat ini bisa dioperasikan selama 30 menit tanpa listrik selama daya tersimpan. Hanya saja, listrik itu suka padam ketika momen pertama proses donor. Sehingga gagal dan harus menunggu 12 jam untuk merecharge alat,” ujarnya.

Pihaknya berharap, ke depan alat aferesis yang saat ini merupakan alat satu-satunya fasilitas donor darah trombosit di Pulau Bangka dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan trombosit. “Kami memohon support dari berbagai pihak agar ke depan PMI Bangka dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di Bangka untuk kebutuhan trombosit. Kalau pernah dengar donor plasma ini dia alatnya. Semoga ke depan dapat melayani lebih baik lagi,” harapnya.

Info PMI Bangka Miliki Mesin Aferesis Trombosit

Sumber : https://babel.tribunnews.com/2023/01/04/pmi-bangka-miliki-mesin-aferesis-trombosit