Depresi Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu diwaspadai, Depresi dan gangguan kecemasan menjadi salah satu gangguan mental yang rentan ditemui kala pandemi.

Menurut penelitian Lancet Regional Health di Amerika menemukan bahwa tekanan psikologis, depresi, dan gangguan kecemasan banyak ditemukan dalam setengah tahun terjadinya pandemi Covid-19.

Dalam penelitian tersebut 42 persen orang mengalami tekanan psikologis ringan selama pandemi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2018, di mana hanya 32 persen orang yang merasakan tekanan psikologis ringan.

Depresi Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu diwaspadai

Sepuluh persen dari peserta penelitian juga menunjukkan adanya gangguan kecemasan dan depresi dengan tingkat sedang hingga berat. Seringkali depresi yang terjadi diakibatkan dari adanya penyakit bawaan yang diderita peserta, salah satunya kanker.

Pengertian Depresi

Dilansir dari alodokter.com, Depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Semua orang pasti pernah merasa sedih atau murung.

Seseorang dinyatakan mengalami depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.

Depresi merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan dengan senang hati.

Depresi yang dibiarkan berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan bisa menyebabkan terjadinya penurunan produktifitas kerja, gangguan hubungan sosial , hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri.

Ciri-ciri fisik dari seseorang mengalami depresi adalah:

  • Selalu merasa lelah dan tak bertenaga
  • Mengalami pusing dan rasa nyeri tanpa penyebab yang jelas
  • Menurunnya selera makan
Baca Juga :  Patokan Normal Kadar Gula Darah Pria Usia 50 Tahun

Penyebab Depresi

Dilansir dari klikdokter.com, Penyebab Depresi. Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti apa penyebab depresi. Namun, penyakit ini dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, seperti:

  • Perubahan biologis. Orang-orang dengan depresi mengalami perubahan fisik di dalam otak mereka. Perubahan yang dimaksud belum dapat dijelaskan secara pasti.
  • Ketidakstabilan reaksi kimiawi dalam otak. Dalam suatu penelitian ditemukan jika zat-zat kimia yang terdapat dalam otak mungkin berperan dalam terjadinya depresi. Perubahan dalam zat kimia otak tersebut akan mengakibatkan perubahan kestabilan mood dalam seseorang.
  • Perubahan hormon. Perubahan dalam keseimbangan hormon di dalam tubuh dapat memicu terjadinya depresi. Perubahan hormon dapat terjadi saat kehamilan, selama beberapa minggu atau bulan setelah persalinan, akibat masalah tiroid, menopause, atau kondisi-kondisi yang lain.
  • Keturunan Keluarga. Depresi lebih sering terjadi pada orang-orang yang dalam keluarga sedarahnya juga memiliki kondisi ini. Para peneliti saat ini masih berupaya untuk menemukan gen yang mungkin terlibat dalam menyebabkan depresi.
  • Mempunyai kepercayaan diri yang rendah dan terlalu bergantung pada orang lain, sering menyalahkan diri sendiri, dan pesimis.
  • Mengalami kejadian yang traumatik atau menegangkan. Misalnya pelecehan atau penyiksaan secara fisik, kematian atau kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang sulit dengan seseorang, atau masalah keuangan.
  • Mengalami trauma masa kecil atau depresi yang mulai terjadi saat remaja atau anak-anak.
  • Mempunyai gangguan mental lain, seperti gangguan cemas, gangguan makan, atau stres pasca trauma.
  • Ketergantungan terhadap alkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Penyakit kronik atau penyakit serius, termasuk kanker, stroke, nyeri kronik, atau penyakit jantung.
  • Sedang dalam pengobatan tertentu.
Baca Juga :  Download Aplikasi Fitness Erakulis Bikinan Pesepakbola Cristiano Ronaldo Terdapat Fitur Kesehatan Mental

Gejala Depresi

Ada ciri-ciri psikologi dan fisik yang menunjukkan seseorang terkena depresi. Ciri-ciri psikologi seseorang yang mengalami depresi adalah sebagai berikut:

  • Mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan
  • Perasaan murung / tertekan hampir sepanjang hari, terutama di pagi hari
  • Rasa lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari
  • Perasaan tidak berguna atau bersalah hampir setiap hari
  • Gangguan konsentrasi, ketidakyakinan
  • Mengalami susah tidur atau bahkan tidur berlebihan
  • Berkurangnya minat dan ketertarikan pada semua aktivitas
  • Pikiran akan kematian atau keinginan bunuh diri yang muncul berulang kali
  • Rasa gelisah atau menjadi lamban
  • Penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan
  • Tidak stabil secara emosional
  • Merasa putus asa atau frustrasi

Cara Mengatasi Depresi

  • Jadilah lebih aktif
    Olahraga dapat membantu meningkatkan mood Anda. Berjalan kaki selama 30 menit setiap hari dapat membuat mood Anda lebih baik.
  • Makan yang sehat
    Penting untuk selalu makan dengan sehat. Saat Anda depresi, Anda cenderung untuk makan secara berlebih untuk mengatasi emosi Anda, hal ini sering disebut sebagai makan secara emosional. Hal ini dapat berbahaya apabila Anda tidak memperhatikan apa yang Anda makan.
  • Tidur yang cukup
    Anda mungkin merasa kesulitan untuk tidur saat depresi, namun, tidur yang terlalu sedikit dapat memperburuk kondisi depresi
  • Hadapi masalah Anda
    Siapapun pernah mengalami depresi dengan masalah masing-masing pada hidup, seperti kehilangan pekerjaan, stress pada pekerjaan, atau kejadian yang menyebabkan pikiran negatif pada jangka panjang. Saran terbaik adalah menantang mood buruk Anda, lawan depresi dan ubah cara Anda berpikir.
  • Lakukan hal-hal yang baru dan menyenangkan dengan orang-orang terdekat
    Apabila Anda menderita depresi, walaupun terasa sulit, namun cobalah untuk mendorong diri Anda untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan dan berbeda, seperti pergi ke suatu tempat yang tenang, membaca buku baru, mempelajari bahasa baru, atau berlibur ke tempat baru, dan lain lain
  • Tuliskan Apa yang Anda Rasakan dalam selembar Kertas
    Cara Ini merupakan salah satu cara untuk melakukan self healing, Setiap ada perasaan tidak nyaman yang muncul, segera tuliskan perasaan tersebut. Anda tidak perlu menuliskannya secara runtut atau rapi, tuliskan dengan cara yang membuat Anda nyaman.
Baca Juga :  Puasa Bisa Mengurangi Penyakit Asam Lambung, Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Namun demikian,  hingga saat ini belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan dan menghilangkan depresi. Para penderita depresi dianjurkan untuk rutin mengonsumsi obat depresi dan melakukan konseling psikologis. Cara ini terbukti efektif bagi sebagian besar orang dengan depresi.

Referensi : hellosehat.com, hellosehat.com, cnnindonesia.com