3 Tindakan Salah dari Orang Tua saat Menghadapi Anak Tantrum, tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang, atau marah. Umumnya, tantrum akan terjadi pada tahun kedua kehidupan anak, saat perkembangan bahasa mulai berkembang.

Tantrum ini adalah emosi yang bisa anak sampaikan kepada orang tua atau lingkungan sekitarnya, amukan ini muncul dikarenakan anak masih belum bisa menguasai bahasa dengan kompleks. Maka dari itu, tantrum akan berkurang seiring dengan semakin baiknya perkembangan bahasa si anak.

Jika ditangani dengan tepat, tantrum pada anak dapat segera orang tua atasi. Namun, seringkali orang tua mengeluarkan respon yang salah sehingga membuat anak semakin mengamuk. Lalu apa saja tindakan tersebut dan bagaimana tindakan yang benar dalam menghadapi anak yang tantrum? Berikut penjelasannya:

Tindakan Salah dari Orang Tua saat Menghadapi Anak Tantrum

  1. Berteriak dan Memaki Anak

Seringkali orang tua kehabisan kesabaran khususnya apabila si anak terus-terusan mengamuk dan berteriak. Tak jarang pula teriakan dari orang tua ini diiringi dengan kata makian pada si anak, misalnya “Diam jangan berisik dasar anak nakal!”, “Kebiasaan, ngamuk terus kayak begitu!”, “Berhenti menangis, dasar cengeng!”, dan lain sebagainya.

Hal tersebut alih-alih membuat anak diam karena mendengar gertakan orang tua, justru akan membuat anak semakin mengamuk dan tak jarang membentuk kebiasaan bahwa berteriak dan memaki itu adalah hal yang boleh dilakukan.

Tindakan yang Benar: Bicara Rileks dan Memahami Anak

Ketika anak sedang mengamuk baik itu berteriak marah ataupun menangis, orang tua harus dengan sabar berbicara dengan tenang dan lembut. Sembari bertanya pada anak mengenai apa yang ia rasakan dan mengapa sebabnya, seperti “Adik sedang marah ya, marahnya kenapa sayang?”

Dengan begitu anak dapat memahami mengenai emosi apa yang ia rasakan seperti marah, sedih, kesal, dan lain sebagainya.

  1. Membentuk Postur Marah

Tindakan salah lain yang sering orang tua lakukan adalah membentuk postur marah ketika anak sedang tantrum. Baik itu seperti melotot ataupun menolak pinggang, hal ini bertujuan membuat si anak takut. Hal ini membentuk kebiasaan buruk pada si anak, bahwa ia baru akan menuruti orang tuanya jika dirasa sudah marah.

Tindakan yang Benar: Membungkukkan Badan, Duduk, atau Berjongkok

Ketika anak tantrum sebaiknya orang tua mendekatkan diri pada anak dengan cara berjongkok, bungkukkan badan, ataupun duduk sembari mengajaknya berbicara dengan tenang.

  1. Menakut-nakuti dan Menghukum Anak

Tak jarang orang tua mengancam atau menakut-nakuti anak supaya lekas tenang dan diam, seperti “Jangan nakal! nanti mama tinggalin” atau “Jangan nangis terus! nanti monster datang.”

Hal tersebut dikhawatirkan akan membuat anak tumbuh dengan jiwa yang penakut dan justru akan membuat anak semakin cengeng nantinya.

Tindakan yang Benar: Sampaikan Konsekuensi yang Sudah Ditetapkan dengan Baik

Ketika anak tantrum, baiknya orang tua menyampaikan konsekuensi  atau batasan sudah ditetapkan jika anak tak mau menurut dan tenang dengan cara yang baik, misalnya “Mama ngerti adik masih mau main, tapikan tadi sudah janji main hp-nya hanya 1 jam. Supaya kepala adik gak pusing ya.”

Dengan begitu anak akan diajari batasan mengenai sesuatu dan belajar tanggung jawab yang harus ia jaga.

3 Tindakan Salah dari Orang Tua saat Menghadapi Anak Tantrum

(Referensi: hellosehat.com, Foto ilustrasi: Anna Shvets from Pexels)