Sains Terbaru, Rekaman Video Dapat Membantu Diagnosis Kondisi Kesehatan Mental, dengan kemajuan saat ini, peneliti dalam memahami cara terbaik untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam bidang psikiatri.  

Para peneliti sedang mengembangkan alat baru untuk mendiagnosis lebih akurat dan efisien dan mengobati kondisi menggunakan data seperti kedokteran bioelektronik.

Sains Terbaru, Rekaman Video Dapat Membantu Diagnosis Kondisi Kesehatan Mental

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih objektif kepada dokter dan pasien untuk meningkatkan pemberian perawatan dan hasil.

Dikutip Pschology Today, terdapat sebuah kemajuan menarik di bidang psikiatri tentang bagaimana menggunakan data audiovisual (gerakan wajah dan suara) untuk membantu proses diagnostik.

Studi terbaru yang diterbitkan di JMIR Mental Health yang menunjukkan hasil menjanjikan. Dalam penelitian tersebut, algoritma pembelajaran  menggunakan video dapat membantu memprediksi orang yang memiliki gangguan spektrum skizofrenia (SSD) dan orang yang memiliki gangguan bipolar (BP) dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Baca Juga :  Patokan Normal Kadar Gula Darah Pria Usia 50 Tahun

Pada penelitian tersebut, terdapat delapan puluh sembilan peserta berusia antara 15 dan 35 tahun terdaftar dalam penelitian ini, dan 146 wawancara direkam dan direkam, menangkap ekspresi wajah dan suara (nada, nada, dll.).

Para peserta diminta untuk memberi tahu tentang makanan favorit, mendiskusikan acara televisi atau film yang baru saja mereka tonton, apa saja yang akan membuat para peserta berbicara dengan bebas selama yang mereka suka.

Suara akustik dan data gerakan wajah diekstraksi dan digunakan untuk mengembangkan algoritme pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi fitur pembeda dan kesamaan di antara peserta penelitian.

Halil nya adalah sinyal terkuat yang memisahkan pria dengan SSD dari pria dengan BD berasal dari fitur wajah, sedangkan sinyal terkuat untuk wanita berasal dari fitur akustik.

Baca Juga :  Puasa Bisa Mengurangi Penyakit Asam Lambung, Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Untuk pria dan wanita, peserta dengan SSD lebih mungkin mengaktifkan otot wajah yang bertanggung jawab untuk menarik sudut bibir mereka daripada peserta dengan gangguan bipolar, yang merupakan salah satu otot yang diperlukan untuk membentuk senyuman.

Penelitian ini sangat menarik karena temuan menunjukkan bahwa mengekstraksi dan menganalisis data audiovisual mungkin menawarkan informasi klinis yang berharga, mendukung pendekatan diagnostik yang lebih andal, membuka jalan untuk perawatan yang lebih baik.

Walaupun masih banyak penelitian yang harus dilakukan, potensi untuk mengintegrasikan data audiovisual suatu hari nanti dapat mengubah cara dokter kesehatan mental mendiagnosis dan merawat pasien, memungkinkan pengobatan pribadi yang lebih cepat dan akurat.

Baca Juga :  Tips Aturan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa, Mana Yang Lebih Baik?

Referensi: Pschology Today ,nationalgeographic.grid.id