Dampak Negatif Sering Membentak Anak, membentak anak secara sengaja atau tidak, adalah salah satu contoh kecil yang sering dilakukan para orang tua.
Sebagian orang tua beranggapan dengan membentak akan membuatĀ anak lebih disiplin dan menuruti perintah. Padahal, sering membentak anak justru dapat berakibat buruk pada pertumbuhan anak.
Dampak Negatif Sering Membentak Anak
Bukan hanya membuat anak sedih, terluka, dan takut, berteriak pada anak bisa menyebabkan masalah psikologis yang lebih dalam dan membahayakan mereka di masa dewasa.
Menurut penelitian di National Institute of Health, Amerika Serikat pada 2016, telah menetapkan adanya hubungan antara pelecehan emosional dan depresi.
Sering memarahi anak justru dapat memberikan efek sebaliknya. Berikut berbagai dampak negatif dari memarahi anak:
- Membuat anak menjadi lebih agresif
- anak adalah peniru ulung. Mereka akan meniru segala kebiasaan yang dilakukan orang tuanya. Jika orang tuanya sering membentak, maka sang anak berpotensi akan tumbuh menjadi individu yang pemarah dan suka membentak pula.
- Menyebabkan anak depresi
Selain merasa tersakiti, takut dan sedih, anak-anak juga bisa merasakan depresi ketika dibentak. Hal ini karena kekerasan verbal mampu menyebabkan masalah psikologis yang lebih dalam dan bisa terbawa hingga sang anak dewasa. - Berpengaruh pada kesehatan fisik anak
Anak yang sering dibentak jika dibiarkan secara terus-menerus bisa mengalami penyakit kronis yang membahayakan dirinya. Penyakit-penyakit tersebut di antaranya, artritis, sakit kepala parah, masalah punggung dan leher, dan nyeri kronis lainnya. Beberapa dampak tersebut bisa saja berlangsung jangka panjang dan tentunya akan mempengaruhi masa depan anak. - Mengubah perkembangan otaknya
Dampak anak sering dimarahi dan dibentak selanjutnya adalah mengubah perkembangan otaknya. Bentakan dan segala hal yang sifatnya kasar dalam memarahi anak dapat mengubah perkembangan otak Si Kecil. Sebab, manusia dinilai lebih cepat dalam memproses informasi negatif dibandingkan yang positif.
Sejumlah ahli mencoba untuk membuktikan hal ini dengan melakukan pemindaian MRI kepala terhadap para partisipan yang pernah mengalami kekerasan verbal dari orangtuanya maupun yang tidak.
Hasilnya, para ahli tersebut menemukan perbedaan yang mencolok di bagian otak yang bertanggung jawab dalam memproses suara dan bahasa. - Membuat anak remaja menjadi kurang percaya diri
Dampak membentak anak remaja yang tak boleh dilupakan adalah membuatnya menjadi kurang percaya diri. Dilansir dari Very Well Family, anak remaja yang merasa malu karena kurang percaya diri dapat kehilangan motivasi untuk memperbaiki dirinya. - Hilangnya kepercayaan dan hormat anak terhadap orangtua
Dampak anak sering dimarahi dan dibentak yang perlu diwaspadai orangtua selanjutnya adalah kehilangan kepercayaan dan rasa hormat. - Anak Tidak Belajar Apa-apa
Sering kali, orang tua beranggapan bentakan bisa membuat anak menurut. Ketika dibentak, anak akan melakukan apa yang Anda lakukan. Akan tetapi, hal itu dilakukannya karena takut, bukan karena ia mengerti. Ketika dibentak tanpa penjelasan, anak tidak akan mengerti alasan yang membuat orang tuanya marah. Ia tidak akan belajar apa yang harusnya ia lakukan. - Tidak Terbuka pada Orang Tua
Dampak jangka panjang dari terlalu sering membentak anak adalah anak tidak akan merasa bebas untuk bicara dengan orang tuanya. Ia bisa jadi anak yang tertutup dan tidak terbuka pada orang tuanya. Sehingga, pada saat dewasa, ia bisa jadi lebih memercayai orang lain yang bisa saja menjerumuskannya pada hal buruk.
Dari penelitian menunjukkan bahwa marah dan suara bentakan terhadap anak akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Selain mempengaruhi perkembangan otak, suara bentakan juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh sang anak. Bila pada saat berlangsungnya bentakan, maka 1 milyar sel otak anak akan mengalami kerusakan.
Referensi:halodoc.com,suara.com,sehatq.com