Waspada, Penyebab Hilang Ingatan dan Risiko Demensia, Hilang ingatan bisa terjadi pada siapa saja dan bisa terjadi secara sementara hingga permanen. Penyebab hilang ingatan  bisa karena stres hingga gejala demensia atau Alzheimer.

Apa itu Hilang ingatan

Hilang ingatan atau amnesia merupakan kondisi di mana seseorang kesulitan mengingat kejadian atau pengalaman masa lalu, baik itu memori dalam jangka pendek atau jangka panjang. Selain itu, penderita kondisi ini juga dapat mengalami kesulitan untuk membentuk ingatan atau memori baru.

Hilang ingatan cukup sering terjadi pada orang yang mengalami cedera kepala berat. Selain itu, hilang ingatan juga bisa disebabkan oleh stroke, demensia, atau konsumsi minuman beralkohol berlebihan

Pemicu hilang ingatan sesaat maupun permanen

Perlu diingat bahwa tubuh dan pikiran sangat terhubung satu sama lain. Artinya, emosi dan pola pikir bisa berdampak pada otak. Utamanya, bagi kemampuan otak dalam mengingat detail dan hal-hal spesifik. Pemicu hilang ingatan sesaat maupun permanen adalah hal yang memang tengah dialami, diantaranya adalah:

  • Stres
    Stres berlebihan bisa membuat otak terasa lelah serta pikiran kewalahan. Stres akut dalam jangka pendek bisa menyebabkan hilang ingatan sesaat. Di sisi lain, paparan terus menerus pada stres juga bisa meningkatkan risiko mengalami demensia.
  • Depresi
    Ketika mengalami depresi, pikiran bisa menjadi tumpul. Bahkan, orang dalam kondisi ini bisa tidak lagi tertarik pada hal yang tadinya disukai. Konsekuensinya, konsentrasi, kesadaran, serta daya ingat pun menurun.Baik pikiran maupun emosi bisa jadi terbebani luar biasa sehingga sulit mencurahkan perhatian sepenuhnya pada apa yang sedang terjadi atau pernah dialami.
    Depresi juga bisa mengganggu kualitas tidur yang berdampak pada kemampuan mengingat informasi. Istilah untuk terjadinya depresi dan hilang ingatan adalah pseudodementia. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan pemeriksaan kognitif.
  • Cemas berlebih
    Kecemasan berlebih juga dapat berdampak pada daya ingatnya. terutama pada kondisi generalized anxiety disorder, ini bisa mengganggu fungsi sehari-hari, termasuk daya ingat. Jadi, apabila kedua hal ini terjadi secara bersamaan, tak ada salahnya memeriksakan diri untuk mengidentifikasi sekaligus menanganinya.
  • Kesedihan
    Ketika menghadapi kesedihan mendalam, seseorang perlu energi baik fisik maupun emosional yang luar biasa. Akibatnya, kemampuan untuk fokus pada orang dan benda di sekitar pun berkurang. Di sinilah fase yang bisa berdampak pada daya ingat.
    Kesedihan luar biasa bisa serupa seperti depresi. Hanya saja, pemicunya adalah situasi spesifik atau kehilangan yang cukup signifikan. Sementara depresi adalah kondisi yang bisa terjadi tanpa penyebab spesifik.
  • Kecanduan obat dan alkohol
    Penyalahgunaan konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang bisa berdampak buruk pada daya ingat, baik jangka pendek maupun panjang.
  • Konsumsi obat dokter
    Ada pula kemungkinan obat resep dari dokter berpengaruh terhadap tubuh dan juga daya ingat. Utamanya apabila seseorang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat.
  • Kemoterapi
    Bagi penderita kanker yang menjalani kemoterapi, kemungkinan mengalami “chemo brain”. Ini adalah kondisi brain fog yaitu ketika otak tiba-tiba lupa sesuatu.
  • Operasi jantung
    Setelah menjalani operasi bypass untuk mengatasi penyumbatan jantung, ada risiko seseorang merasakan kebingungan dan gangguan daya ingat. Ini akan membaik ketika kondisi fisik pulih. Artinya, apabila sudah cukup darurat maka tak perlu menunda operasi jantung karena kekhawatiran hilang ingatan.
  • Obat bius
    Beberapa orang bisa merasakan hilang ingatan atau kebingungan selama beberapa hari setelah mendapatkan anestesi. Meski demikian, riset belum menjawab apakah ada hubungan langsung antara anestesi terhadap menurunnya fungsi otak.
  • Terapi elektrokonvulsif
    Kerap disebut shock therapy, terapi elektrokonvulsif umumnya diberikan pada orang yang mengalami depresi. Meski demikian, ada efek samping yang mungkin terjadi berupa hilang ingatan. Untuk itu, diskusikan terlebih dahulu mengenai risiko dan manfaat yang mungkin muncul.
  • Kurang tidur
    Kelelahan yang luar biasa dapat mengganggu kualitas tidur juga bisa memicu penurunan fungsi otak. Mulai dari sulit fokus hingga tidak bisa mengingat informasi. jika kondisinya kronis, ini juga akan berpengaruh pada daya ingat dan kemampuan belajar.
    Dan dapat menyebabkan juga kondisi sleep apnea yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas selama beberapa saat juga meningkatkan risiko mengalami demensia. Sebenarnya ini tidak mengejutkan mengingat gangguan tidur terus menerus bisa menyebabkan seseorang mudah lupa.
  • Cedera kepala
    Trauma pada kepala seperti gegar otak juga bisa menyebabkan hilang ingatan sesaat. Meski demikian, ada pula kemungkinan terjadi demensia dalam beberapa tahun berikutnya. Selain itu, ketika mengalami gegar otak pastikan kepala sudah pulih sepenuhnya sebelum menjalani aktivitas seperti biasa atau berolahraga.
  • Stroke
    Stroke adalah penyakit yang terjadi karena otak mengalami kekurangan aliran darah dan oksigen, baik karena pembuluh darah otak yang tersumbat atau pecah.
    Penderita stroke bisa mengalami gejala sulit berbicara dan menelan, kesulitan menggerakkan anggota tubuh tertentu, kelumpuhan, koma, atau bahkan hilang ingatan.
  • Demesia
    Demensia merupakan salah satu penyebab hilang ingatan yang cukup sering terjadi. Sebagian pasien demensia bisa mengalami hilang ingatan yang ringan, tapi bisa juga cukup parah.
Baca Juga :  Patokan Normal Kadar Gula Darah Pria Usia 50 Tahun

Apa Itu Demensia

Penyakit demensia adalah sekumpulan gejala yang memengaruhi kemampuan fungsi kognitif otak dalam mengingat (memori), berpikir, bertingkah laku, dan berbicara (berbahasa).

Risiko Demensia

Demensia menyebabkan penurunan kemampuan mental, penilaian dan perilaku. Keadaan ini menyebabkan kehilangan daya ingat, menurunnya kemampuan intelektual, dan perubahan kepribadian. Keadaan ini dapat mempengaruhi orang dewasa pada tahap manapun dalam kehidupannya, tetapi kejadian demensia lebih umum terjadi pada orang di atas usia 65 tahun

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia hidup dengan penyakit demensia. WHO mengatakan bahwa demensia bisa disebabkan oleh stroke, cedera otak atau penyakit Alzheimer, dan usia senja.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 SMA Halaman 137 Kurikulum Merdeka, Inflasi

Menurut laporan WHO pada Kamis, 2 September 2021, jumlah penderita demensia bisa meningkat menjadi 78 juta pada tahun 2030 dan pada 2050 bisa mencapai 139 penderita.

Menurut WHO, penyakit demensia tidak hanya menyerang pada usia 65 tahun ke atas tapi juga bisa menjangkit orang berusia 30-an dan 40-an.

Gejala demensia meliputi:

Perubahan Kognitif

  • Kehilangan memori yang dapat disadari oleh pasangan atau orang terdekat
  • Kesulitan berkomunikasi atau menemukan kata-kata
  • Kesulitan untuk menalar atau memecahkan masalah
  • Kesulitan menangani tugas-tugas yang kompleks
  • Kesulitan untuk merencanakan sesuatu
  • Kesulitan berkoordinasi dan penurunan fungsi motorik
  • Bingung

Perubahan Psikologis

  • Perubahan kepribadian
  • Depresi
  • Gelisah
  • Perilaku aneh
  • Paranoid
  • Agitasi
  • Halusinasi
Baca Juga :  Puasa Bisa Mengurangi Penyakit Asam Lambung, Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Apabila hilang ingatan sesaat terjadi karena sedang berada dalam tahap kesedihan, beri waktu bagi diri sendiri. Pahami bahwa sangat mungkin merasa kewalahan baik secara fisik maupun mental ketika bersedih dan cari tahu dulu akar masalahnya sehingga bisa teratasi dengan tepat, tanpa memberikan tuntutan berlebih pada diri sendiri.

Selain beberapa hal di atas, ada pula kondisi medis yang memicu penurunan daya ingat seperti masalah tiroid, ginjal, hati, hingga encephalitis. Itulah tadi informasi tentang Penyebab Hilang Ingatan dan Risiko Demensia, semoga bermanfaat.

Referensi: alodokter.com, halodoc.com, sehatq.com, hellosehat.com


Live Streaming