Waspada La Nina, Dampak bagi Iklim Global Dan Indonesia, Terjang Indonesia Mulai November, curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Waspada La Nina, Dampak bagi Iklim Global Dan Indonesia

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyampaikan peringatan dini untuk mewaspadai La Nina yang akan berdampak pada cuaca di Indonesia.Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pula bahwa penyebab peningkatan curah hujan itu salah satunya adalah fenomena La Nina lemah yang sedang melanda Indonesia.

Apakah La Nina

Bersumber dari situs Layanan Laut Departemen Perdagangan Amerika Serikat, La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang memiliki arti gadis kecil. Fenomena ini adalah kejadian anomali global ditandai dengan suhu permukaan laut atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis di bagian Tengah dan Timur lebih dingin dibanding suhu normalnya.

Kejadian tersebut biasanya diikuti dengan pola sirkulasi Walker (sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator) di atmosfer yang ada di atasnya berubah serta bisa memengaruhi iklim dan cuaca secara global. La Nina dapat terjadi beberapa tahun sekali, dan setiap kejadian bisa bertahan sekitar beberapa bulan hingga dua tahun.

Pengertian La Nina

La Nina merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya curah hujan di Indonesia. La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau penyebab curah hujan yang lebih tinggi di suatu wilayah. Ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum. La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan di Indonesia terjadi, selain angin muson.

Baca Juga :  Tips Aturan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa, Mana Yang Lebih Baik?

La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Walaupun tidak semua daerah di Indonesia akan terdampak La Nina, tapi masyarakat tetap harus waspada. Pada kondisi berat, fenomena La nina bisa memicu berbagai bencana alam seperti banjir, banjir bandang, dan longsor.

Pengertian El Nino

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Waspada La Nina

Dalam siaran persnya, BMKG menjelaskan bahwa “Kita harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021/2022 yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022,” .

Penyebab La Nina

Penyebab terjadinya La Nina Mengutip dari buku Tanya Jawab La Nina, El Nino dari BMKG, fenomena La Nina terjadi akibat interaksi antara permukaan laut dan atmosfer di Pasifik tropis.

Fenomena ini terjadi setelah sebelumnya terdapat penumpukan massa air di bawah permukaan Samudra Pasifik yang lebih dingin dibandingkan saat normal.

Kemudian, angin Pasat Timur menguat dan menyebabkan meningkatnya upwelling atau naiknya massa air laut yang lebih dingin dari bagian dalam ke permukaan laut, di lepas pantai Barat Amerika Selatan dan di sepanjang ekuator Pasifik, dan suhu permukaan laut turun di bawah normal Suhu pada permukaan laut yang berubah mempengaruhi atmosfer yang ada di atasnya sehingga memengaruhi perubahan suhu dan arus laut.

Baca Juga :  Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 86 Semester 2 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban

Perubahan tersebut terjadi melalui mekanisme umpan balik atau feedback atmosfer-laut. Fenomena La Nina memiliki siklus rata-rata setiap 3-4 tahun dan hal tersebut akan memengaruhi iklim dunia.

Waspada La Nina, Dampak bagi Iklim Global Dan Indonesia

Dampak La Nina bagi Iklim Global

Dampak La Nina yaitu akan mengakibatkan peningkatan curah hujan di Pasifik barat tepatnya di Indonesia, sebagian besar Asia Tenggara, dan bagian utara Australia.

Selain itu, La Nina akan menyebabkan curah hujan yang lebih rendah di sebagian pantai Timur Asia, Amerika bagian Tengah, dan dapat menyebabkan iklim yang lebih dingin di sebagian wilayah Barat dan Timur Afrika, Jepang, sebagian besar pantai Barat Amerika Serikat, dan Brazil bagian Selatan.

Dampak La Nina bagi Indonesia

Mengutip laman Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulonprogo, dampak dari La Nina bergantung pada musim dan bulan, wilayah, dan intensitas. La Nina juga meningkatkan curah hujan bulanan di Indonesia. Curah hujan meningkat seiring masuknya awal musim hujan.

Akumulasi curah hujan lebih dari 300 mm/bulan umumnya terjadi di Pesisir Barat Samudera, tepatnya di wilayah sekitar Pegunungan Bukit Barisan, Kalimantan bagian barat dan utara, serta sebagian Papua.

La Nina juga menambah curah hujan secara signifikan pada Oktober-November di awal musim hujan. La Nina menguatkan curah hujan bulanan.  Yakni:

Oktober: Sebagian besar wilayah Indonesia kecuali sebagian Sumatera dan Kalimantan.
November:  Sebagian wilayah terutama Indonesia bagian Tengah, Timur, dan Selatan.
Desember: Sebagian wilayah terutama wilayah Indonesia Timur dan Selatan.
Januari:  Sebagian besar wilayah Indonesia tidak mengalami peningkatan curah hujan signifikan.
Februari:  Peningkatan curah hujan di Sebagian wilayah Indonesia bagian utara, penguarangan curah hujan di bagian barat.
Maret:  Sebagian wilayah terutama wilayah Indonesia timur dan selatan.
Baca Juga :  Tahapan Seleksi ASN Dipindahkan ke IKN

Menurut BMKG, Pasokan aliran massa udara dari Samudra Pasifik menuju ke wilayah Kepulauan Indonesia dapat meningkatkan pembentukan awan hujan dengan tambahan massa udara basah, sehingga mengakibatkan peningkatan curah hujan.

Berdasarkan hasil monitoring, meskipun La Nina masih lemah, namun harus waspada bila nanti menjadi moderat, karena dampaknya akan lebih dari saat ini. Penyebab bencana hidrometeorologi Selain berpengaruh terhadap curah hujan, La Nina juga berisiko meningkatkan ancaman bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah.

Bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi di antaranya longsor, banjir, banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang, dan sebagainya.

Menurut BMKG, Berdasarkan pengalaman fenomena La Nina tahun 2020, hasil kajian BMKG menyebutkan bahwa curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia meningkat pada bulan November, Desember, dan Januari. Beberapa daerah bahkan mengalami peningkatan curah hujan berkisar 20 hingga 70 persen di atas normal, seperti Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian Selatan, dan Sulawesi bagian Selatan.

Itulah tadi informasi tentang Waspada La Nina Dampak bagi Iklim Global Dan Indonesia, semoga bermanfaat.

Source: bmkg.go.id, kompas.com, kontan.com, liputan6.com


Live Streaming