Teknologi Monitoring Air Tambak Garam Karya Tiga Mahasiswa Udinus. Mereka menciptakan IoT dalam rangka memenuhi ujian akhir berkelompok atau yang biasa disebut Capstone Design. Ujian akhir ini juga memberikan kemudahan para mahasiswa Fakultas Teknik Udinus untuk lulus tepat waktu.

Ditemui di gedung I Udinus, Ketua tim perancangan alat monitoring kualitas air tambak garam berbasis IOT, Usamah Bienladen menjelaskan terdiri dari 3 subsistem yaitu sub-sistem panel surya sebagai sumber daya listrik, subsistem digitalisasi alat ukur baumemeter sebagai alat pengukur skala baume, dan sub-sistem aplikasi sebagai penampil hasil monitoring dan notifikasi pada smartphone.

Teknologi Monitoring Air Tambak Garam Karya Tiga Mahasiswa Udinus

Tambak Garam adalah kolam dangkal buatan yang dirancang untuk menghasilkan garam dari air laut atau air asin lainnya. Air laut atau air garam dimasukkan ke kolam besar dan air dipisahkan dengan garam melalui penguapan alami yang memungkinkan garam untuk dipanen. Selama lima tahun yang dibutuhkan bagi air teluk untuk benar-benar berubah menjadi air garam, air tersebut dipindahkan dari satu kolam penguapan ke kolam yang lain. Pada tahap akhir, ketika air garam sepenuhnya jenuh, ia dipompa ke Crystalizer di mana hamparan garam setebal 5 sampai 8 inci siap dipanen.

Baca Juga :  Cek Jurusan Favorit Universitas Negeri Medan (Unimed) di Jalur SNBP 2024

Tiga mahasiswa dari Program Studi S-1 Teknik Elektro berhasil merancang alat yang mampu sistem monitoring kualitas air tambak garam dengan berbasis Internet of Things (IoT). Ketiga mahasiswa tersebut antara lain : Usamah Bienladen, Sofiati Sholekhah dan Dian Putra Pamungkas.

Alat yang memiliki diberi nama Sistem Monitoring Kualitas Air Tambak Garam Pada Tambak UD Garam Cemerlang Berbasis Internet of Things (IoT) membutuhkan waktu sekitar 8 bulan untuk merancang, mendesain hingga siap digunakan oleh perusahaan tersebut.

“Alat yang kami ciptakan ini mampu membantu para petani garam untuk monitoring dari kualitas air di tambak garam mereka,” jelasnya, Jum’at (15/7/2022).

Sementara itu, Sofiati Sholekhah ungkapkan rasa senangnya dapat menyelesaikan tugas akhir di Prodi S-1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Udinus. menurut Sofiati, Tugas akhir secara berkelompok tentunya akan mempermudah menyelesaikan proses pengerjaan tugas akhir. Meskipun dikerjakan dengan cara berkelompok, kami tetap memiliki tanggung jawab individu yaitu dengan bagian masing-masing sub-sistem.

Baca Juga :  Kode Redeem Game Modern Warships 25 Maret 2024 Valid Terbaru, Simak Tips Cara Main

Teknologi Monitoring Air Tambak Garam Karya Tiga Mahasiswa Udinus

“Kami juga belajar bagaimana menyusun bagian-bagian yang terpisah menjadi satu kesatuan agar menjadi sebuah sistem yang dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Dalam tugas akhir yang dilakukan secara berkelompok itu, setiap mahasiswa memiliki perannya masing-masing. Seperti Usamah Bienladen memiliki peran dalam perancangan dan implementasi sub-sistem panel surya. Sedangkan, Sofiati Sholekhah memiliki peran dalam perancangan dan implementasi sub-sistem digitalisasi alat ukur baumemeter. Sementara itu, Dian Putra Pamungkas memiliki peran dalam perancangan dan implementasi sub-sistem aplikasi smartphone.

Terpisah pembimbing sistem memonitoring kualitas air tambak garam berbasis IOT, Sari Ayu Wulandari, S.T, M.Eng., mengaku bangga dengan ketiga mahasiswa dari Prodi S-1 Teknik Elektro Udinus yang mampu merancang alat yang mampu membantu para petani garam. Menurutnya, alat yang diciptakan tersebut merupakan salah satu produk dari riset besar di FT Udinus. Dalam studi akhir, FT Udinus menerapkan TA secara berkelompok atau Capstone design.

Baca Juga :  Kisi-kisi Tes Kesehatan IPDN 2024, Pahami Sebelum Daftar

“TA secara berkelompok seperti ini mampu meningkatkan kelulusan mahasiswa dan dapat sesuai dengan target yang diharapkan. Mahasiswa pun dapat saling berbagi ide dan pengalaman saat proses pengerjaan TA mereka masing-masing,” tutupnya.

Teknologi Monitoring Air Tambak Garam Karya Tiga Mahasiswa Udinus

Sumber :