Tanda Orangtua Perfeksionis, dan Dampaknya pada Anak, Orangtua yang perfeksionis akan selalu menuntut anak untuk melakukan segala hal dengan sempurna.

Tugas untuk membesarkan anak memang tidak mudah. Tapi, bukan berarti melakukan hal tersebut dengan asal saja tanpa adanya simpati dan kasih sayang.

Tanda Orangtua Perfeksionis, dan Dampaknya pada Anak

Orangtua juga cenderung memaksakan kehendak dan menaruh harapan tinggi terhadap anak. Akan tetapi, ambisi yang berlebihan belum tentu sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta pribadi anak.

Salah satu dampak orangtua perfeksionis pada anak adalah perkembangan psikologis dan intelektual anak. Mungkin pada awalnya anak akan termotivasi untuk mencapai segala harapan orangtua. Namun, seiring berjalannya waktu, anak akan menyadari bahwa mereka tidak mampu mencapainya.

Anak juga akan merasakan bahwa ambisi kedua orangtua tidak sesuai dengan bakat, minat dan kepribadian mereka, sehingga motivasi yang awalnya menumpuk, perlahan menjadi melemah. Dan  anak akan merasakan kecemasan berlebihan jika tidak mampu mewujudkan kemauan orangtua.

Untuk mengetahui apakah Anda termasuk orang tua perfeksionis, Anda bisa membaca tanda-tandanya berikut:

  • Sering Menyalahkan Diri Sendiri
    Amy Morin, LCSW, psikoterapis dari Northeastern University di Boston, AS, mengatakan bahwa salah satu tanda orang tua perfeksionis adalah mudah menyalahkan diri sendiri. Anda mengkritik dan menyalahkan diri sendiri ketika cara Anda dalam pengasuhan tidak berhasil.
  • Selalu Menuntut Anak untuk Seperti Orang Tua
    Elizabeth Lombardo Ph.D., psikolog asal Illinois, AS menyebutkan bahwa salah satu tanda orang perfeksionis adalah selalu menuntut orang lain untuk memenuhi standarnya. Penyebabnya, mereka yakin selalu memberikan yang terbaik. Sehingga, mereka berharap orang lain melakukan hal yang sama. Namun sering abai pada pendapat anak.
  • Sering Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Tua Lain
    Anda selalu melihat bagaimana orang tua lain mengasuh anaknya dan apa yang bisa dicapai anaknya. Lalu Anda membandingkannya dengan kondisi Anda. Ini sungguh membuat tertekan.
  • Sering Menolak Bantuan Anak karena Meragukannya
    Orang yang perfeksionis berpikir bahwa hanya ia yang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Oleh karenanya, ia jarang mendelegasikan tugas.
    Orang tua yang perfeksionis tidak yakin bahwa anaknya bisa menyelesaikan pekerjaannya seperti sekadar menyapu rumah, mencuci piring, atau membersihkan kamarnya sendiri.
    Karenanya, ia sering menolak bantuan anak. Kalaupun ia menerima bantuan dari anaknya, sangat mungkin baginya untuk mengecek hasil pekerjaan tersebut dan mengulanginya jika dirasa ada yang tidak tepat.
  • Mengerjakan Tugas Sekolah Anak
    Selalu mengerjakan tugas sekolah anak bisa menjadi salah satu tanda Anda adalah orang tua perfeksionis. Misal, saat anak mendapat tugas kerajinan tangan.
    Anda mengerjakan tugas tersebut karena merasa Anda bisa mengerjakannya lebih baik dan Anda berharap si kecil akan mendapat nilai yang bagus dari hasil kerajinan tangan tersebut.
  • Terlalu Banyak Mengkritik Anak
    Anda mengkritik anak Anda lebih banyak dari Anda memberikan apresiasi untuknya. Menurut Anda, apa yang sudah ia upayakan selalu terlihat kurang. Anda selalu memberikan ekspektasi lebih kepadanya.
  • Banyak Berteriak
    Laura Markham, psikolog klinis dan pakar pengasuhan menyebutkan bahwa berteriak adalah salah satu tanda orang tua perfeksionis. Mereka akan menggunakan teriakan untuk melarang anaknya atau untuk membuat anaknya melakukan sesuatu.
  • Tidak Menginginkan Perubahan
    Nichole Richardson, terapis keluarga di Austin, Texas mengatakan bahwa orang tua yang perfeksionis tidak suka perubahan. Ia tidak menginginkan siapa pun mengubah caranya.
Baca Juga :  Tips Aturan Minum 8 Gelas Sehari Saat Puasa, Mana Yang Lebih Baik?

Dilansir dari laman Good Therapy, berikut ini beberapa faktor penyebab seseorang memiliki sifat perfeksionisme, yaitu:

  • Merasa takut, tidak aman, dan ragu dengan kemampuan diri sendiri, sehingga sangat memerlukan pengakuan dari orang lain.
  • Memiliki orang tua atau tumbuh dalam keluarga yang memiliki perfeksionisme tinggi. Biasanya, orang tua dengan riwayat pencapaian tinggi terkadang merasakan tekanan yang luar biasa untuk memenuhi pencapaian mereka sebelumnya. Hal inilah yang akhirnya memberikan tekanan pada anak-anaknya.
  • Orang-orang yang memiliki keterikatan yang bermasalah dengan orang tua saat mereka masih muda mungkin mengalami kesulitan menenangkan diri sebagai orang dewasa. Mereka mungkin mengalami kesulitan menerima hasil yang baik sebagai baik jika tidak sempurna.
  • Anak-anak yang sering dipuji atas prestasinya mungkin merasakan tekanan untuk terus berprestasi seiring bertambahnya usia. Faktor ini juga dapat menjadi penyebab seseorang menjadi perfeksionis.
  • Memiliki masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Namun, tidak semua pengidap OCD atau gangguan kecemasan itu perfeksionis.
Baca Juga :  Makanan Untuk Penyakit Jantung dan Stroke Untuk Pria

Perfeksionisme tidak hanya tentang urusan pekerjaan. Seseorang yang terlalu perfeksionis juga dapat berpengaruh pada kehidupan dan interaksi social.

Bila anak dibesarkan oleh orang tua perfeksionis, sosialisasi akan jadi tantangan tersendiri. Sebab, saat orang memberinya masukan Ia akan menganggap itu sebuah kritik.

Itulah penjelasan tentang perfeksionisme. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan dalam segala hal di hidup ini.

Referensi: halodoc.com, kompas.com

Baca Juga :  Manfaat Susu Almond untuk Kesehatan Tubuh, Mengurangi Risiko Penyakit Jantung