Strict Parenting Memungkinkan Anak Menjadi Pelaku Bullying dan Pembohong Di Masa Depan, Pola asuh strict parents dengan gaya otoriter dapat merugikan anak termasuk masalah perilaku, harga diri rendah, masalah pengendalian diri dan masalah kesehatan mental.

Dikutip dari parenting forbrain, orangtua yang memilki gaya asuh yang ketat dapat bersifat otoritatif atau otoriter. Orang tua yang otoratif akan memberikan standar tinggi kepada anak sambil memberikan dukungan dengan kasih sayang dan dukungan. Namun, sebagian besar strict parents seringkali bersifat otoritas dibanding otoratif.

Strict Parenting Memungkinkan Anak Menjadi Pelaku Bullying dan Pembohong Di Masa Depan

Dilansir dari Parenting for Brain, dalam ilmu psikologi, strict parenting didefinisikan sebagai orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka. Mereka bisa menjadi otoritatif atau otoriter, tergantung pada keyakinan disiplin orang tua dan responsivitas terhadap kebutuhan anak mereka.

Ketika orang tua memasangkan standar tinggi dengan dukungan yang hangat dan responsif kepada anak-anak mereka, mereka adalah orang tua yang berwibawa. Meskipun menetapkan standar tinggi, orang tua yang berwibawa menghargai pemikiran mandiri. Mereka mengizinkan anak-anak untuk menantang aturan mereka atau memberikan umpan balik. Pengasuhan otoritatif umumnya menghasilkan hasil terbaik pada anak-anak.

Namun Sayangnya, kebanyakan strict parents tidak berwibawa. Mereka bersikap dingin, tidak responsif, dan tidak mendukung anak-anak mereka. Aturan mereka seringkali terlalu ketat dan sewenang-wenang.

Tipikal orang tua ini tidak mengizinkan anak-anak mereka untuk menyuarakan pendapat mereka atau mempertanyakan keputusan orang tua. Mereka mengendalikan orang tua yang mempraktikkan gaya pengasuhan otoriter, yang menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada gaya otoritatif.

Pada dasarnya anak terbentuk berdasarkan bagaimana orangtua mengasuh dan membesarkannya. Biasanya, strict parents yang otoriter memiliki ciri ciri sebagai berikut:

  • Memiliki banyak aturan ketat dan menuntut
  • Menuntut anak mereka untuk mematuhi harapan secara membabi buta
  • Tidak mengizinkan anak mempertanyakan otoritas orang tua
  • Menghukum berat anak jika melanggar aturan apa pun
  • Miliki sikap yang dingin, tidak responsif terhadap anak-anak mereka
  • Menggunakan kata-kata yang mempermalukan dan kasar

Sikap didikan orang tua yang tegas dan menakutkan selalu menempatkan ekspektasi yang tinggi terhadap anak dan selalu menuntut lebih, pola asuh anak seperti itu cenderung bersifat otoriter

Dari sisi psikologi, arti strict parents adalah orangtua yang menempatkan standar tinggi dan suka menuntut anak. Orangtua yang menganut gaya pengasuhan ini dapat bersifat otoritatif atau otoriter.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Soal UTBK-SNBT 2024 Download PDF Latihan Soal UTBK-SNBT 2024

Semakin bertambah usia anak, emosinya juga semakin berkembang. Anak menjadi pembangkang, memberontak, malas untuk patuh dan menurut kepada orangtuanya Hal ini sering terjadi ketika orangtua menggunakan metode strict parenting .

Berikut dampak negatif pola asuh yang ketat terhadap perkembangan anak anak:

  1. Anak menjadi pembohong
    Strict parents mengharapkan dan menuntut anaknya untuk patuh pada aturan mereka yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Orang tua yang ketat biasanya akan mendisiplinkan anak dengan keras dan anak harus  hormat dan mematuhi aturan tersebut. Cara didikan yang terlalu ketat ini membuat anak memiliki cara berpikir yang licik. Seorang anak akan belajar menjadi aktor yang baik. Anak akan berperilaku baik di rumah, tetapi berperilaku sebaliknya ketika tidak di depan  Hal ini disebabkan, orang tua tidak memberikan ruang bagi anak untuk mengutarakan pendapat mereka.
  2. Ciptakan perilaku bullying
    Strict parents yang otoriter akan menimbulkan kepatuhan menggunakan ketakutan dan ancaman pada anak. Ketika anak merasa diintimidasi seperti melakukan hal yang diinginkan orang lain karena takut, mereka akan belajar menggunakan kekuatan dan kekuasaan atas orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua otoriter lebih cenderung menjadi pengganggu atau dikenal istilah bullying.
  1. Anak cenderung tidak bahagia dan mengalami depresi
    Sebuah studi pada Journal of Happiness Studies menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh strict parents cenderung tidak bahagia dan menunjukkan gejala depresi. Di beberapa negara, seperti Hong Kong dan Australia, anak-anak yang dibesarkan di rumah tangga yang ketat lebih rentan terhadap upaya atau untuk bunuh diri.
  2. Anak miliki gangguan perilaku
    Anak dengan pola asuh strict parents cenderung memiliki masalah perilaku antisosial seperti pemberontakan, marah dan agresif. Anak akan belajar dari sebuah pengalaman mereka dan ajaran dari orang tua. Ketika orang tua mendisiplinkan anak-anak mereka dengan emosi, paksaan, ancaman, hukuman verbal dan hukuman yang menghukum, mereka akan mencontohkan bagaimana bereaksi secara menghukum ketika mereka marah. Cara tersebut yang mengakibatkan anak-anak menjadi seseorang yang memberontak, mudah marah, impulsif, dan agresif ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan. Mereka juga bisa saja memikirkan untuk melarikan diri.
  3. Anak memiliki motivasi yang rendah
    Strict parents akan menuntut anaknya untuk menjadi standar yang mereka inginkan. Biasanya mereka akan mengontrol sang anak mulai dari memilih kegiatan ekstrakurikuler, jadwal kelas, dan acara sosial untuk anak-anak, bahkan tanpa meminta ataupun menerima masukan dari mereka sama sekali. Memaksakan insentif eksternal seperti ancaman hukuman menciptakan motivasi ekstrinsik sekaligus menurunkan motivasi intrinsik. Hal ini menjadikan anak anak memiliki inisiatif yang rendah.
  4. Menjadikan anak tidak percaya diri
    Penelitian menunjukkan bahwa remaja putri dengan orang tua yang otoriter kurang mampu mengambil keputusan ketika diberi kesempatan. Berdasarkan jurnal yang berjudul Effects of Parental Authoritarianism and Authoritativeness on Self-Esteem, anak anak yang diasuh oleh strict parents akan membuat sang anak terbiasa untuk diberitahu apa yang harus dilakukan. Mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengambil keputudan dan khawatir juka pilihan tersebut akan salah.
  5. Memiliki fleksibelitas psikologi yang buruk
    Fleksibilitas psikologis sangat penting untuk kesejahteraan anak dan kesehatan psikologis mereka. Untuk menjadi orang dewasa yang kompeten dan sehat, anak-anak perlu mengembangkan keterampilan yang memungkinkan berpikir fleksibel dalam lingkungan sosial yang kompleks.
    Orang tua dengan aturan yang kaku memaksakan kontrol psikologis membuat sang anak memiliki fleksibilitas psikologis yang lebih sedikit. Kurangnya fleksibilitas psikologis dan keterampilan regulasi emosional keduanya sangat terkait dengan perkembangan gangguan mental.
Baca Juga :  Update Link Mirror Pengumuman Hasil SNBP 2024 dan Cara Cek Hasilnya

Salah satu hal yang biasanya dilakukan orangtua dengan strict parenting adalah mereka tidak memercayai anak-anaknya untuk melakukan berbagai hal. Sehingga berakhir dengan banyaknya larangan, bahkan mencurigai anak. Inilah yang kemudian membuat anak bisa saja tumbuh menjadi anak yang pembangkang.

Sama seperti kita orang dewasa, anak pun memiliki perasaan yang harus dijaga dan dihargai. Ketika orangtua melakukan kesalahan besar yang mengecewakan mereka dan tidak meminta maaf, hal ini juga bisa berisiko timbulnya sifat pembangkang pada diri anak.

Membentak anak merupakan bentuk penindasan atau bullying, Hal ini bisa terjadi di rumah. Akibat yang mungkin terjadi pada anak yang sering dibentak bisa jadi mirip dengan dampak bullying.

Jika orangtua tidak ingin anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang buruk, lebih baik hentikan kebiasaan membentak saat anak berbuat salah.

Bahaya lainnya adalah Ketika anak terlalu sering membentak anak yaitu membuat hubungan antara orangtua dan anak menjadi renggang, Dampaknya, anak bisa merasa sedih, malu, dan tidak disayang lagi.

Baca Juga :  Kisi-kisi Tes Kesehatan IPDN 2024, Pahami Sebelum Daftar

Mengutip jurnal Child Development, anak yang terlalu sering dibentak orangtua bisa membuatnya meniru hal tersebut hingga dewasa.

Tindakan tersebut berakibat ia akan tumbuh sebagai orang yang lebih agresif secara fisik maupun verbal. Pasalnya, saat masih kecil, anak telah terbiasa melihat perilaku kasar secara fisik atau verbal dari orangtua sebagai bentuk penyelesaian masalah.

Oleh karena itu, ketika mereka sedang menghadapi masalah, solusi yang terpikirkan adalah perilaku kasar. Hal ini membuat anak menjadi seseorang yang temperamental saat dewasa nanti, dan tidak akan ragu membentak orang lain.

Orangtua yang menggunakan kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka mau dari anaknya dapat mengundang sifat bully atau perundungan pada si kecil.Anak-anak nantinya belajar bahwa mereka bisa menggunakan paksaan dan kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka mau dari teman-temannya.Sebuah penelitian yang dimuat dalam American Psychological Association mengungkapkan, pola asuh otoriter dapat membuat anak menjadi tukang bully atau berteman dengan orang-orang yang suka bully.

Oleh karena itu hindari pola asuh Strict Parenting, karena bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang pembangkang dan bisa memungkinkan anak menjadi pelaku bullying di masa depan.

Seorang anak yang terkekang dan dipaksa untuk hidup mengikuti perintah orangtua yang menjalani strict parenting akan memupuk sedikit demi sedikit marah. Hal ini disebabkan, hilangnya kesenangan dari menjadi seorang anak di usianya. Dan orangtua yang ketat, mencegah anak untuk tumbuh menjadi dirinya sendiri. Sehingga dapat memicu kemarahan yang dipendam, hingga kebencian terhadap orangtuanya.

Strict Parenting Memungkinkan Anak Menjadi Pelaku Bullying dan Pembohong Di Masa Depan

Referensi:

  • What’s Wrong with Strict Parenting?, ahaparenting.com
  • Strict Parents – 10 Signs & What’s Wrong With Them, arentingforbrain.com
  • Ciri-ciri Strict Parents, Siapa Tahu Anda Termasuk Orang tua Jenis ini, tempo.co
  • 5 Dampak Strict Parents Terhadap Anak: Suka Berbohong hingga Jadi Pelaku Bullying, kompas.tv
  • Apa Itu Strict Parenting? Pengertian dan Ciri, medcom.id