Indonesia terkenal dengan beragam etnis dan suku bangsa. Dari hal tersebutl lahir pula bermacam-macam budaya, mulai dari adat, tradisi, ritual, bahasa, hingga kesenian yang khas.

Siat Geni Perang Api Para Pemuda Bali

Bali selalu identik dengan tradisi dan budaya yang masih kental. Memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan salah satu tradisi yang masih rutin dilakukan setiap tahunnya. Ritual ini dilaksanakan di pura atau tempat suci.
Prosesi upacara kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dikenal dengan istilah Piodalan. Ritual piodalan biasanya dimulai dengan mendak tirta atau istilah lainnya ngebejiang. Namun berbeda dengan ritual yang diadakan di Desa Adat Tuban, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali.

Prosesi piodalan justru dimulai dengan perang api atau disebut juga Siat Geni.

Sesepuh pura, Jero Mangku Gede mengatakan bahwa ritual perang api atau Siat Geni sudah dimulai sejak abad ke 15. Tujuan dari ritual ini diantanya untuk menolak nasib buruk di masa yang akan datang serta sebagai tradisi untuk menyambut pengawal para dewa atau Kala Geni Rudra.

Baca Juga :  Penyakit Kanker Sarkoma, Simak Gejala dan Cara Penanganannya

“Sekitar tahun 1480 Siat Geni sudah dilakukan disini. Yaitu bertepatan dengan Purnama Kapat”, ujar Jero Mangku Gede pada Jawa Pos.

Prosesi Siat Geni mula-mula dilakukan dengan ritual menyembelih babi yang dipersembahkan untuk Sang Kala. Selanjutnya dilakukan juga persembahan kepada Kala Wisaya dengan menyembelih hewan berkaki dua.

Ritual ini dilengkapi dengan tetesan darah yang nantinya dikucurkan di sisi pura selama 5 hari berturut-turut. Darah dari hewan berkaki dua ini juga akan dikucurkan di Pasar Agung sebagai persembahan untuk Kala Katung dan di tengah jalan perempatan agung untuk Kala Ngadang.

Setelah ritual awal selesai, selanjutnya para pemuda akan sembahyang untuk memohon keselamatan seraya diperciki oleh air yang bermakna bersih lahir dan batin.

Baca Juga :  KODE REDEEM PUBG 18 Februari 2024 Terbaru



Para pemuda akan membentuk dua kubu untuk memulai tradisi Siat Geni. Hanya pemuda yang belum menikah saja yang boleh ikut, sementara para pemudi akan menari untuk memeriahkan acara Siat Geni. Masing-masing kubu beranggotakan 40-60 orang.

Mereka akan mempunyai giliran untuk menyerang dan bertahan secara bergantian sesuai arahan pemandu.
Baju hitam, kamen, dan udeng menjadi pelengkap kostum para petarung Siat Geni yang menggunakan sabut kelapa berapi sebagai senjata mereka. Ritual ini akan dimulai pada pukul 19.00 – 21.00 WITA.

Para petarung Siat Geni akan diberikan percikan Tirtha Pasupati terlebih dahulu sebelum perang untuk menjaga agar kulit kebal dan tidak terluka.

Masyarakat Tuban berharap dengan adanya tradisi ini keberkahan dan kesejateraan akan datang menyelimuti kehidupan mereka serta dijauhi dari tindak kejahatan. ***Prabowo Wisnu Dwiyono Asmoro
Referensi : Jawapos, GNFI

Baca Juga :  Kode Redeem Game Top War Battle 13 Februari 2024 Terbaru Valid, Simak Tips Cara Main

Live Streaming