Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id. Pinjaman KUR di Bank BSI tidak mengusung konsep bunga bank sehingga tidak riba. PT Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa menjadi solusi bagi masyarakat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang membutuhkan tambahan modal.

Sekarang, pengajuan KUR lebih dipermudah karena debitur bisa memanfaatkan perangkat gadgetnya di rumah. KUR memberikan banyak keuntungan bagi debiturnya, yakni bunga rendah hanya 3 persen. Akan tetapi, di Bank Syariah Indonesia (BSI) tidak menerapkan bunga bank yang dianggap riba.

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

Pasalnya, berbagai macam transaksi di BSI bisa melalui bsimobile.co.id sehingga memudahkan debiturnya.

BSI menerapkan nisbah atau amrjin persentase bagi hasil dalam akadnya. Sehingga, hal ini yang disukai oleh banyak umat Islam.

Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa memanfaatkan KUR dari Bank BSI hingga Rp50 juta.

Selain itu, BSI juga memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM yang ingin mendapatkan tambahan modal usaha.

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

Melalui aplikasi bsimobile.co.id, para pelaku UMKM bisa mengajukan pinjaman melalui handphone, tablet, komputer ataupun laptop dari rumah.

Limit pinjaman KUR Mikro yang diberikan BSI untuk UMKM hingga Rp50 juta tanpa dikenakan biaya provisi.

BSI mengusung prinsip syariah dalam setiap transaksi perbankan dan tidak menggunakan istilah bunga.

BSI memberikan banyak kemudahan dan keuntungan bagi para nasabahnya karena dikelola sesuai syariah Islam.

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

Berdasarkan informasi dalam website bankbsi.co.id, bank ini memberikan fasilitas pembiayaan yang diperuntukan bagi UMKM untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan investasi.

Adapun plafond yang diberikan oleh BSI untuk para debitur UMKMnya yakni di atas Rp10 juta hingga Rp50 juta

BSI menawarkan keunggulan, di anataranya syarat mudah, proses pencairan cepat dan sesuai prinsip syariah.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Soal Biologi Kelas 12 Halaman 16 Kurikulum Merdeka SMA, Anabolisme dan Katabolisme

Adapun keunggulan produk KUR BSI yakni:

1. Proses mudah dan cepat

2. Bebas biaya provisi dan administrasi

3. Berbagai skema sesuai dengan kebutuhan produktif nasabah

4. Angsuran ringan

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

Yang membuat para debitur senang mengajukan pinjaman di BSI yakni tanpa biaya administrasi pengajuan KUR alias 0 persen.

Jika berminat, inilah syarat dan ketentuan umum KUR di BSI.

Syarat Umum :

-WNI cakap hukum

-Usia Minimal 21 tahun atau telah menikah

– Usaha minimal telah berjalan 6 bulan

Untuk proses pengajuan, nasabah perlu menyiapkan dokumen yang diperlukan antara lain:

– Copy KTP nasabah dan pasangan

– Copy Kartu Keluarga/akta nikah

– Legalitas usaha nasabah

Berikut Dua Cara Pengajuan KUR BSI yang bisa dilakukan oleh masyarakat:

1. Pengajuan pembiayaan melalui kantor cabang terdekat

2. Pengajuan melalui aplikasi salamdigital atau bsimobile.co.id.

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

Melansir Antara News, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan pelaku usaha mikro, kecil l, dan menengah (UMKM) sudah mulai “reborn” atau kembali pulih dari dampak krisis ekonomi yang terjadi pada 2020 akibat pandemi COVID-19.

“Saya kira sekarang yang menggerakkan ekonomi nasional adalah UMKM, indikatornya sekarang kredit perbankan yang jalan itu untuk UMKM. Ini indikasi UMKM sudah mulai Reborn,” kata Teten dalam program Antara Ngobrol Bareng dalam aliran langsung di akun resmi Instagram Antaranews yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Menkop UKM mengatakan kredit usaha rakyat (KUR) yang disalurkan sebanyak Rp285 triliun dari sebelumnya Rp190 triliun pada 2021 terserap dengan baik oleh UMKM.

Teten juga mengemukakan hasil survei terakhir yang menyebutkan bahwa saat ini penurunan omset dari pelaku UMKM yang menjual produk atau jasanya secara luring semakin mengecil menjadi 30 persen, dibandingkan sebelumnya sempat turun hingga 80 persen dibandingkan omzet sebelum pandemi COVID-19.

Baca Juga :  Contoh Soal Tes Psikotes Kerja 2024 Lengkap Beserta Kunci Jawabannya

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

Dia menerangkan bahwa pemerintah berupaya membangun fondasi dan ekosistem untuk UMKM selama dua tahun pandemi berlangsung. Sehingga pada tahun 2022 ini diharapkan UMKM bisa memanfaatkan pondasi dan ekosistem yang telah disediakan oleh pemerintah untuk mengembangkan bisnisnya.

“Kita optimis dua tahun lalu selama pandemi Kita manfaatkan untuk memperbaiki fondasi, memperbaiki ekosistem, untuk pengembangan UMKM dan koperasi. Kita sudah perkuat dalam Undang-Undang Cipta Kerja baik akses pembiayaan, akses ke pengembangan usahanya, akses pasar dan lain sebagainya termasuk juga kemudahan perizinan,” kata Teten.

Teten mengungkapkan bahwa UMKM Indonesia cukup tangguh dalam menghadapi pandemi karena bisa bisa beradaptasi dalam situasi krisis dan pandemi, yaitu beralih ke digital untuk terus bertahan.

Bahkan Menkop UKM menyebut bahwa tak ada satu pun pelaku UMKM di Indonesia yang berniat untuk menutup usahanya meski bisnisnya terhantam oleh krisis ekonomi akibat pandemi.

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

“Ini daya tahan UMKM-nya luar biasa, punya kemampuan untuk adaptasi, fleksibilitas bisnis untuk menyesuaikan dengan keadaan market pada umumnya,” kata Teten.

Pemerintah, kata Teten, akan terus berupaya mendorong UMKM Indonesia bisa berkembang semakin besar dan berperan ke dalam perputaran ekonomi nasional. Pemerintah akan mengupayakan penyaluran perkreditan perbankan 30 persennya kepada UMKM.

Selain itu, pemerintah juga terus memfasilitasi pembiayaan bagi UMKM dengan penyediaan bunga rendah dan peningkatan anggaran yang disalurkan untuk KUR pada UMKM.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) sebesar 3 persen yang diluncurkan untuk Januari sampai Juni merupakan upaya mengoptimalisasi pemanfaatan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2022.

Baca Juga :  Puasa Bisa Mengurangi Penyakit Asam Lambung, Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam

“Untuk mengoptimalisasi pemanfaatan PEN 2022 kali ini beberapa program akan didorong sebagai front loading atau direalisasikan di awal tahun antara lain subsidi bunga KUR sebesar 3 persen untuk Januari sampai Juni 2022,” katanya di Jakarta, Selasa.

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

Optimalisasi pemanfaatan anggaran program PEN juga dilakukan melalui realisasi perluasan program BT-PKLW (Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung) , insentif fiskal PPN ditanggung pemerintah (DTP) untuk perumahan dan PPnBM DTP untuk otomotif yang turut dilakukan pada awal tahun.

Program PC-PEN sendiri dilanjutkan pada 2022 dengan alokasi anggaran sebesar Rp414,1 triliun dengan fokus pada bidang kesehatan, perlindungan masyarakat dan penguatan pemulihan ekonomi.

Selain memanfaatkan PEN, pemerintah juga akan memaksimalkan penggunaan APBN dalam rangka mendorong pemulihan dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini yang sebesar 5,2 persen.

“Pemerintah akan terus berkomitmen meningkatkan kualitas SDM demi masa depan generasi penerus bangsa melalui APBN 2022,” ujarnya.

Pemerintah pun akan terus menjaga situasi agar tetap terkendali melalui strategi deteksi, terapetik, vaksinasi dan perubahan perilaku dengan target vaksinasi dosis primer lengkap selesai pada kuartal II-2022.

Pinjaman KUR BSI Tanpa Riba hingga Rp50 Juta Tanpa Sistem Bunga, Ajukan Pembiayaan via bsimobile.co.id

Hal tersebut dilakukan karena pemenuhan target pertumbuhan dan pemulihan sangat bergantung pada penanganan COVID-19 dan respon kebijakan ekonomi termasuk di dalamnya program PEN.