Perut Adalah Otak Kedua Manusia, Riset Buktikan Komunikasi Antara Usus dan Otak dalam Hitungan Detik, sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa usus dan otak memiliki koneksi langsung yang lebih dari itu.

Terdapat jalur saraf tertentu yang dimanfaatkan usus untuk berkomunikasi secara terus menerus dengan otak. Pengiriman sinyal bahkan dapat dilakukan dalam hitungan detik.

Perut Adalah Otak Kedua Manusia, Riset Buktikan Komunikasi Antara Usus dan Otak dalam Hitungan Detik

Otak adalah organ yang mengontrol semua fungsi, pikiran, dan refleks dalam tubuh. Otak kita berada di bagian atas tubuh atau di kepala. Perkembangan ilmu pengetahuan mengungkap, sebenarnya manusia memiliki otak kedua yang berada di perutnya.

Para ahli dari ASAP Science mengatakan, otak kedua manusia ini mengandung bakteri yang mirip dengan struktur otak, serta memengaruhi mood, perilaku, dan kesehatan mental.

Otak kedua ini terdiri dari kumpulan saraf yang disebut dengan sistem saraf enterik di pencernaan, berada di usus dan mengendalikan banyak hal, melebihi apa yang mungkin kita sadari.

Yang membuat sistem saraf enterik sangat istimewa adalah ia mengontrol seluruh sistem pencernaan, mulai dari kerongkongan sampai anus. Sistem ini juga bisa berfungsi sendiri seutuhnya, bahkan ketika terpisah dari otak.

Selain mengendalikan sistem pencernaan, sistem saraf ini juga memengaruhi mood dan perilaku kita. Lebih dari separuh dopamin dan 90 persen serotonin, dua jenis hormon yang terkait dengan perasaan gembira, diproduksi oleh bakteri di usus.

Baca Juga :  Contoh Soal Latihan Mapel Matematika SMA/SMK Kelas 11 Semester 2 2024 Kurikulum Merdeka

Bakteri usus tersebut juga mengirimkan sinyal secara langsung ke otak untuk meminta jenis makanan tertentu. Misalnya saja ingin makanan manis.

Selama evolusi, tubuh manusia mengembangkan sistem saraf enterik sebagai cara berkomunikasi antara otak dan usus. Ini karena apa yang kita asup berpengaruh besar pada kelangsungan hidup.

Bakteri usus itu bukan hanya mengontrol nafsu makan , tetapi juga pada mood. Beberapa penelitian menunjukkan, mengonsumsi yogurt yang mengandung bakteri baik akan mengurangi depresi dan kecemasan.

Bakteri usus yang sehat juga bisa meningkatkan daya tahan kita terhadap emosi negatif sehingga kita bisa bersikap memaafkan dan bersosialisasi.

Usus dalam tubuh manusia dilapisi oleh setidaknya 100 juta sel saraf yang sebagian besar terhubung dengan otak. Ia bisa berkomunikasi langsung dengan otak. Misalnya memberikan sinyal ketika merasa lapar, atau saat kenyang.

Penemuan ini dapat dimanfaatkan untuk membuat pengobatan baru untuk mengatasi obesitas, gangguan makan, bahkan depresi dan autisme, yang semuanya juga berhubungan dengan kerusakan fungsi usus.

Pada tahun 2010, Diego Bohórquez, ahli saraf dari Duke University, North Carolina, menemukan bahwa sel enteroendokrin yang terdapat pada lapisan dinding usus dan memicu pencernaan serta menekan rasa lapar, ternyata memiliki tonjolan yang dimanfaatkan sebagai alat berkomunikasi usus-otak.

Bohórquez tahu bahwa sel enteroendocrine  dapat mengirim pesan hormonal ke pusat sistem saraf, tetapi ia juga bertanya-tanya apakah mereka dapat “berbicara” kepada otak menggunakan sinyal elektrik, seperti yang dilakukan oleh sel saraf.  Jika iya, mereka dapat saja mengirimkan sinyal melalui saraf vagus yang berjalan dari usus ke sistem otak.

Baca Juga :  Kode Redeem Game Valorant 22 Februari 2024 Terbaru Valid, Simak Tips Cara Main

Penelitian dilakukan dengan menyuntukkan fluorescent rabies virus, ditularkan melalui sinapsis saraf, kedalam usus besar tikus dan menunggu sampai sel enteroendocrine dan sel lainnya menyala, sel lain tersebut merupakan sel saraf vagus .

Pada cawan petri, enteroendocrine mencapai sel saraf vagus dan membentuk koneksi sinapsis antara satu sama lain. Sel-sel tersebut bahkan mengeluarkan glutamat yang dapat diterima oleh saraf vagal dalam waktu 100 millideti, lebih cepat dari kedipan mata.

Bohórques mengatakan bahwa hal tersebut jauh lebih cepat dari penyebaran hormon dari usus ke otak melalui aliran darah. Kelemahan hormon mungkin saja bertanggung jawab terhadap kegagalan dalam menekankan nafsu makan.

Ada beberapa keuntungan yang jelas dari cepatnya pemberian sinyal antara usus-otak, seperti mendeteksi racun dan toxin, tapi mungkin saja ada fasilitas lain dari merasakan apa yang ada di dalam usus kita pada waktu yang tepat.

Petunjuk lain mengenai bagaimana indrawi usus memberikan keuntungan kepada kita diteliti dalam penelitian lain, yang dilakukan oleh Ivan de Araujo, seorang ahli saraf di Icahn School of Medicine, New York.

Peneliti menggunakan laser untuk menstimulasi indera dari sel saraf yang mengelilingi usus pada tikus, salah satu hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu terjadinya meningkatkan level peningkatkan mood pada dopamin tikus tersebut.

Baca Juga :  Download Aplikasi Fitness Erakulis Bikinan Pesepakbola Cristiano Ronaldo Terdapat Fitur Kesehatan Mental

Araujo berpendapat, jika disatukan, kedua penelitian ini dapat membantu menjelaskan mengapa menstimulasi saraf menggunakan arus listrik dapat mengobati depresi parah pada manusia, Hasil tersebut juga dapat menunjukkan mengapa saat makan kita akan merasa baik.

Melansir dari medicalnewstoday-com, Usus unik di antara organ-organ internal, karena memiliki sistem sarafnya sendiri. Ini telah menjadi subjek yang menarik bagi Nick Spencer,Menurut spencer, penulis senior studi baru dan seorang profesor di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat universitas. Usus memiliki sistem sarafnya sendiri, yang dapat berfungsi secara independen dari otak atau sumsum tulang belakang. Memahami bagaimana usus berkomunikasi dan mengontrol organ lain dalam tubuh dapat mengarah pada terobosan penting untuk pengobatan penyakit.”

Temuan ini mungkin juga memiliki relevansi klinis, karena semakin banyak kondisi yang dikaitkan dengan perubahan pada usus.

Perut Adalah Otak Kedua Manusia, Riset Buktikan Komunikasi Antara Usus dan Otak dalam Hitungan Detik

Referensi:

  • https://www-medicalnewstoday-com.
  • https://www-ncbi-nlm-nih-gov
  • https://www.goodpath.com
  • https://nationalgeographic.grid.id
  • https://health.kompas.com