Permainan Tradisional Indonesia dan Manfaatnya, dengan adanya kecanggihan teknologi banyak anak yang mulai meninggalkan permainan tradisional Indonesia.  Terlalu sering bermain gadget dapat mengakibatkan masalah kesehatan hingga terganggunya kemampuan bersosialisasi.

Dilansir dari Washington Post, pada jurnal yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics menjelaskan bahwa penggunaan elektronik dapat mengganggu perkembangan bicara dan Bahasa pada anak.

Permainan Tradisional Indonesia dan Manfaatnya

Pengertian Permainan tradisional menurut BP-PLSP (Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda), Permainan tradisional adalah permianan yang dilakukan sebagai hasil pengendalian budaya yang di dalam prosesnya terdapat nilai-nilai pendidikan. Nilai pendidikan ini menjadi salah satu unsur pengenalan dalam dunia anak yang lebih dekat dengan masyarakat.

Permainan tradisional sejak dahulu sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, disebut tradisional sebab pemainan ini hanya menggunakan peralatan dan bahan permainan yang sederhana juga mudah didapat

Contoh permainan tradisional

Berikut ini contoh atau macam permainan tradisional yang dapat dilakukan di rumah bersama teman:

  • Cublak-Cublak Suweng
  • Congklak
  • Tali karet
  • Bola bekel
  • Kelereng
  • Petak umpet
  • Engklek Di beberapa daerah, engklek memiliki nama-nama berbeda-beda seperti konclong, di Bali disebut asinan, Di Kalimantan disebut dengkleng, Di Gorontalo disebut dengan teprok gala asin tengge-tengge, di Sampit dengan nama intingan, dan di Bangka sebutan engklek adalah cak lingking.

Permainan Tradisional Indonesia dan Manfaatnya

Selain sebagai sarana bernostalgia, bermain permainan tradisional memiliki banyak manfaat untuk anak. Diantaranya memiliki manfaat holistik untuk melatih kemampuan motorik, sensorik, matematika, dan interaksi sosial.

Dikutip dari jurnal berjudul “Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional” karya Haerani Nur dari FP Universitas Negeri Makassar, berikut ini manfaat permainan tradisional pada anak.

perkembangan anak yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

  • Aspek motoric
    Aspek motoric yaitu dapat melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, dan motorik halus.
  • Aspek kognitif
    Yaitu dapat mengembangkan imaginasi, kreativitas, problem solving, strategi, kemampuan antisipatif, dan pemahaman kontekstual.
  • Aspek emosi
    Aspek emosi yaitu mampu menjadi media katarsis emosional, dapat mengasah empati dan pengendalian diri.
  • Aspek Bahasa
    Aspek Bahasa meliputi pemahaman tentang konsep-konsep nilai.
  • Aspek social
    Mampu mengkondisikan anak agar dapat menjalin kerjasama, dan melatih kematangan sosial dengan teman sebayanya. Aspek ini juga dapat meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi dengan berlatih peran bersama orang yang lebih dewasa atau masyarakat secara umum.
  • Aspek spiritual
    Aspek ini dapat membawa anak untuk menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat Agung (transcendental).
  • Aspek ekologis
    Memfasilitasi anak untuk dapat memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana.
  • Aspek nilai-nilai atau moral
    Aspek ini memfasilitasi anak untuk dapat menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari generasi sebelumnya untuk generasi selanjutnya.
Baca Juga :  Kunci Jawaban Game WoW Level 780 Terbaru

Selain beberapa aspek tersebut tadi ada manfaat permainan tradisional yang lainnya diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Memberi stimulus berbicara, dengan bermain, bayi dan anak-anak belajar untuk menguasai bahasa dan berbicara. Tahapan ini adalah awal untuk belajar lebih banyak lagi hal lainnya.
  • Membangun kerjasama dengan teman sebaya (perkembangan sosial emosional).
  • Membantu anak mengembangkan berbagai aspek perkembangan secara holistik dan terintegrasi serta terbangunnya berbagai karakter positif seperti meningkatkan perilaku sosial anak.
  • Stimulasi motorik halus, Hal ini akan melatih konsentrasi, ketelitian, serta kemampuan motorik halus anak ketika harus satu-persatu membalik biji bekel yang kecil-kecil. Begitu pula dalam permainan congklak, di mana anak harus membagi-bagi biji congklak yang berukuran kecil ke dalam setiap lubang yang ada.
  • Mengasah intuisi, Dalam permainan tradisional, kadang dibutuhkan lebih dari sekadar taktik untuk menyelesaikan permainan. Ketika bermain petak umpet, misalnya, anak harus mengandalkan instingnya untuk mencari tempat persembunyian teman-temannya.
  • Memecahkan masalah, sebagai bagian dari perkembangan kognitif.
  • Membangun komunikasi dan muncul kosa kata baru. Ini sebagai bagian dari perkembangan bahasa.
  • Menuntut anak untuk aktif sehingga membantu perkembangan motorik kasar anak.
  • Belajar bersosialisasi & sportifitas. Anak akan banyak belajar mngenai nilai sportifitas karena ia melakukan sosialisasi terhadap teman dan lingkungan. Setiap permainan pasti ada menang dan kalah, disinilah anak belajar bagaimana menerima kekalahan, tidak marah karena kalah, memberika penghargaan kepada teman yang menang, meminta maaf jika salah dan banyak hal lainmya yang bisa dipelajari oleh anak.
  • Belajar mengelola emosi. Pada saat anak bermain, tentu anak akan mengutarakan emosianya, seperti berteriak, bergerak, melompat, tertawa dan mengangis. Lebih sering bermain dan mengutarakan emosi, secara tidak langsung, anak akan belaja bagaimana mengelola emosi, seperti halnya tidak marah dan iri ketika kalah, belajar memberi penghargaan kepada teman yang menang, serta tidak melakukan hal-hal curang untuk menang.
Baca Juga :  Kode Redeem Game Valorant 25 Maret 2024 Terbaru Valid, Simak Tips Cara Main

Dilansir dari situs situs Daily Maill, Hasil penelitian seorang psikolog independen dari Inggris, Dr Linda Papadopoulos, menyimpulkan, permainan tradisional anak, seperti “petak umpet”, “engklek”enting untuk perkembangan kesehatan fisik dan mental.

Menurut Papadopoulos, saat ini banyak anak-anak –bahkan di usia balita– punya kekhawatiran terhadap bentuk tubuh. Ketakutan memiliki bentuk tubuh yang tidak sesuai harapan orang-orang di sekelilingnya kerap menjadi kekhawatiran anak-anak.

Dalam laporannya yang berjudul “Physical Activity and Body Image”, Papadopoulos menuliskan, bermain di luar ruang sama pentingnya dengan berolahraga bagi anak-anak.

Permainan fisik luar ruang seperti permainan tradisional memilliki banyak manfaat bagi anak, dari latihan otot dan motorik, juga mendorong penghargaan terhadap diri sendiri serta ketahanan mental.

Kepercayaan diri terhadap bentuk tubuh dan ketahanan mental penting untuk pembentukan imej diri anak agar mentalnya tak mudah goyah akibat perkataan negatif dari orang lain maupun kampanye iklan yang mempertontonkan bentuk tubuh model yang diklaim ideal.

Untuk mengurangi ketidakpercayaan diri semacam itu, Papadopoulos menyarankan orangtua untuk mendorong anaknya bermain permainan tradisional luar ruang, seperti “tak jongkok”, “engklek”, “petak umpet”, “galasin”, dan sebagainya.

Baca Juga :  Soal Latihan Tes OJK dan Kunci Jawaban Lengkap 2024

Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua atau pengasuh adalah:

  • Beri ruang anak untuk bermain
  • Cari mainan sederhana
  • Ajak beraktivitas fisik sekitar 30-60 menit saja sudah cukup untuk memaksimalkan manfaat bermain bagi anak-anak.
  • Butuh peran berbagai pihak
  • Untuk mengatasi masalah kecanduan games online pada anak, maka dibutuhkan peran dari berbagai pihak yaitu:
    1. Orangtua
      Pengawasan orangtua sangat diperlukan. Orangtua harus menyadari perannya sebagai pelindunng, pendidik, dan penanggungjawab terhadap anak di dunia dan di akhirat,
    2. Guru
      Guru dan institusi pendidikan tempat anak bersekolah juga harus menjalankan fungsi proteksinya dalam mengajar dan mendidik anak.
    3. Pemerintah
      Pemerintah sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam mengatur dan membina masyarakat dengan aturan-aturannya, seharusnya bisa mengontrol operasi warnet dan tempat bermain agar tidak menjerumuskan anak dalam bahaya yang secara tidak langsung berpengaruh pada pembentukan karakter bangsa.

Sehingga, permainan tradisional dapat dikembalikan pada posisinya sebagai permainan anak Indonesia. Dan semua pihak dapat mengenalkan dan memainkan permainan tradisional bersama anak, bahkan bila perlu juga ada upaya untuk memodernkan permainan anak tradisional Indonesia.

Itulah tadi informasi tentang permainan tradional Indonesia dan manfaatnya, Permainan tradisional dapat memberikan waktu anak bermain bebas tanpa ada tugas atau tuntutan akademik juga bisa memberi stimulus bagi kreativitasnya. Permainan tradisional juga akan membantu anak untuk belajar tanggungjawab, ketika seorang sedang bermain tentu akan menggunakan barang-baran permainannya dan merapikannya ketika setelah selesai.

Referensi:

kemdikbud.go.id, klikpsikolog.com, beritasatu.com,merdeka.com