Pelaksanaan Tata Cara Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Sesuai Sunnah Nabi. Sayyid Sabiq dalam buku Fiqih Sunnah mengemukakan hukum khutbah hari raya, yakni sunnah. Ia mengambil hadits riwayat Abdullah bin Sa’ib sebagai dalil dasar, yang mana Rasulullah SAW bersabda:

“Kami sekarang akan menyampaikan khutbah. Barang siapa yang ingin duduk untuk mendengarnya, duduklah, tetapi siapa yang hendak pergi, dia boleh pergi.” (HR Nasa’i, Abu Dawud & Ibnu Majah)

Pelaksanaan Tata Cara Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Sesuai Sunnah Nabi

Tanggal 1 Syawal menjadi hari yang spesial bagi umat Islam karena diperingati sebagai Hari Raya Idulfitri. Dalam perayaan Lebaran tersebut, bagian yang tak terpisahkan ialah salat Idulfitri. Dalam rangkaian salat Idulfitri terdapat terdapat khotbah. Khotbah Idulfitri disampaikan setelah salat Idulfitri dua rakaat.

Jadi, setelah salat selesai, imam langsung berdiri untuk melaksanakan khotbah. Penyampaian khotbah Idulfitri berbeda dengan khotbah Jumat.

Bedanya, khotbah Idulfitri dilaksanakan setelah salat Idulfitri dua rakaat. Sementara khutbah Jumat disampaikan sebelum sholat Jumat dua rakaat.

Penyampaian khotbah Idulfitri tetap disunnahkan, meski salat Idulfitri dilaksanakan di rumah dengan jemaah terbatas. Itulah mengapa, penting untuk mengetahui urutan atau tata cara khotbah Idulfitri.

Rasulullah SAW biasa merangkaikan salat Id di dua hari raya, yakni Idul Fitri dan Adha dengan khutbah di setelahnya. Berikut tata cara pelaksanaan khutbah hari raya sesuai sunnah.

Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam buku Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah juga menyebut khutbah dua hari raya hukumnya sunnah menurut pendapat sejumlah ulama mazhab, kecuali Malikiyah yang berpemahaman khutbah ini hanya dianjurkan saja, tidak sampai disunnahkan.

Untuk pelaksanaannya sendiri, khutbah hari raya dilakukan setelah salat Id selesai didirikan. Sebagaimana riwayat Ibnu Umar, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يُصَلُّوْنَ الْعِيْدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ

Artinya: “Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, melaksanakan salat dua Id sebelum khutbah.” (HR Bukhari & Muslim)

Ibnu Abbas juga meriwayatkan, “Aku pernah keluar (rumah) bersama Rasulullah SAW pada hari Idul Fitri atau Idul Adha, lalu beliau salat dan berkhutbah.”

Menukil buku Al-Tadzhib fi Adillati Matn Al-Ghayah wa al-Taqrib oleh Musthafa Dib Al-Bugha, misal saja imam atau khatib berkhutbah terlebih dahulu sebelum salat Id karena lupa, maka baginya disunnahkan untuk mengulangi khutbah hari raya setelah salat Id.

Baca Juga :  Kode Redeem Game Top War Battle 25 Maret 2024 Terbaru Valid, Simak Tips Cara Main

Pelaksanaan Tata Cara Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Sesuai Sunnah Nabi

Masih dari buku Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, dijelaskan bahwa rukun khutbah hari raya sama dengan rukun khutbah Jumat. Bedanya hanya terletak pada kalimat pembukanya saja, lantaran khutbah Id dianjurkan untuk dimulai dengan takbir, sedang khutbah Jumat diawali dengan tahmid.

Khutbah salat Id dilaksanakan dua kali. Sebelum memulainya, khatib ada baiknya agar duduk untuk istirahat (setelah salat). Setelah mengerjakan khutbah pertama, khatib duduk sejenak di antara dua khutbah, seperti pada khutbah Jumat.

Dalam memulai khutbah juga terdapat bacaan khusus yang dibaca, sesuai riwayat Ubaidillah bin Abddullah, “Yang sunnah pada saat membuka khutbah adalah mengucapkan sembilan takbir terus menerus pada khutbah pertama dan tujuh takbir terus menerus pada khutbah kedua.” (HR Baihaqi)

Sementara isi khutbahnya sendiri yang dinukil dari buku Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, bahwa mazhab Syafi’i sebagai aliran yang paling banyak dianut masyarakat Indonesia menyatakan, dalam khutbah terdapat 4 rukun isinya yang mesti dipenuhi; bersholawat, berwasiat kepada jamaah yang mendengarkan untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT, membacakan ayat Al-Qur’an, serta memanjatkan doa untuk kaum mukmin.

Sebagaimana dalam buku Syama’il Rasulullah karya Ahmad Mustafa Mutawalli juga dijelaskan, “Selesai salat (Id), beliau menghadap ke arah jamaah (yang tetap duduk dalam shaf) untuk memberikan nasihat, menyampaikan perintah atau larangan.”

Pelaksanaan Tata Cara Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Sesuai Sunnah Nabi

Tata Cara Shola Idul Fitri

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, khotbah Idulfitri dilaksanakan setelah salat dua rakaat. Berikut ini tata cara salat Idulfitri beserta niatnya:

1. Membaca Niat

Sama seperti salat lainnya, niat salat Idulfitri pada setiap posisi, baik sebagai imam, makmum, atau salat yang dilaksanakan sendiri memiliki perbedaan bacaan.

  • Niat untuk imam

“Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini imaman lillahi ta’alaa”

Artinya: “Aku niat salat sunnah Idulfitri dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta’ala”

  • Niat untuk makmum
Baca Juga :  Pendataran Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarships 2024 D3-S3

“Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini makmuuman lillahi ta’ala”

Artinya: “Aku niat salat sunnah Idulftri dua rakaat menjadi makmum karena Allah Ta’ala”

  • Niat salat sendiri

“Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini lillahi ta’alaa”

Artinya: “Aku niat salat sunnah Idullftri dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

2. Takbiratul ihram.

3. Membaca doa Iftitah.

4. Takbir sebanyak tujuh kali.

Setiap takbir membaca bacaan tasbih sebagai berikut:

Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha ilallah wallahu akbar

Artinya: “Maha Suci Allah, segala pujian baginya, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”

5. Membaca surat Al-Fatihah.

6. Membaca surat-surat Al-Qur’an lainnya, namun apabila menjadi makmum cukup mendengarkan dan menyimak surat yang dibacakan oleh imam. Surat pertama yang dianjurkan untuk dibaca yakni surat Al-’Ala.

7. Rukuk dan tumakninah.

8. I’tidal dan tumakninah.

9. Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.

10. Sujud kedua dan tumakninah.

12. Melakukan salat rakaat kedua seperti sebelumnya.

13. Duduk tasyahud akhir dan tumakninah.

14. Salam.

15. Mendengarkan khotbah apabila menjadi makmum, memberikan khotbah bila menjadi imam, namun jika salat Idulfitri dikerjakan secara munfarid maka tidak perlu ada kotbah.

16. Khotbah ini dilaksanakan dengan membaca takbir sebanyak sembilan kali sebagai pembuka.

Pelaksanaan Tata Cara Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Sesuai Sunnah Nabi

Rukun Khutbah Idul Fitri.

Sebelum membahas tata cara khotbah Idulfitri, perlu diketahui rukunnya. Rukun khotbah yang harus diperhatikan saat melaksanakan khotbah Idulfitri tidak berbeda jauh dengan rukun khotbah Jumat.

Di antaranya memuji Allah, membaca selawat, berwasiat tentang takwa, membaca ayat Al-Qur’an pada satu di antara khotbah, serta mendoakan kaum Muslimin pada khotbah kedua.

Hukum penyampaian khotbah Idulfitri adalah sunnah. Jadi, jika tidak ada jemaah yang memiliki kemampuan untuk berkhotbah, maka khotbah Idulfitri ditiadakan dan salat Idulfitri tetap sah.

Kendati demikian, seperti yang sudah disebutkan di atas, penyampaian khotbah Idulfitri tetap disunnahkan, meski salat Id dilaksanakan di rumah dengan jemaah terbatas.

Baca Juga :  Cara Cek Data Pegawai Non ASN 2024

Tata Cara Khutbah Idul Fitri.

Tata cara khotbah Idulfitri:

Khotbah pertama:

1. Menghadap jemaah.

2. Mengucap salam.

3. Melafalkan takbir sebanyak sembilan kali.

4. Membaca tahmid/hamdalah.

5. Membaca selawat nabi.

Allahumma shalli ‘al sayyidin Muhammad, wa ‘alaa aali sayyidin muhammad.

6. Membaca wasiyyat bit taqwa.

7. Menyampaikan nasihat ketakwaan, terutama soal penting zakat fitrah.

8. Membaca salah satu ayat Al-Qur’an.

9. Menutup khotbah pertama.

Khotbah kedua:

1. Membaca takbir sebanyak tujuh kali.

2. Membaca tahmid/hamdalah.

3. Membaca selawat nabi.

4. Membaca wasiyyat bit taqwa.

5. Membaca salah satu ayat Al-Qur’an.

6. Membaca doa ampunan untuk umat Islam.

7. Doa sapu jagat.

8. Menutup khotbah kedua.

9. Mengucap salam.

Keterangan Mazhab Syafi’i Perihal Khutbah Idul Fitri

Adapun berikut ini adalah keterangan mazhab Syafi’i perihal khotbah Idulfitri:

“Setelah salat Idulfitri, (khatib) dianjurkan untuk menyampaikan dua khotbah di atas mimbar. Jika telah naik ke atas mimbar, khatib menghadap jamaah dan memberi salam kepada mereka dan mereka menjawab salam khatib sebagaimana penjelasan pada bab Jumat. Khatib kemudian berkhotbah seperti dua khotbah Jumat, baik rukun maupun sifatnya. Hanya, pada khotbah salat Idulfitri, khatib tidak disyaratkan untuk berdiri pada saat koutbah,” – (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah: 2010 M], juz V, halaman 25).

“Khatib pada salat Idulfitri boleh duduk atau rebahan, meski mampu berdiri. Tetapi, tentu saja yang lebih utama khatib menyampaikan khutbah sambil berdiri. Khatib dianjurkan untuk memisah dua khotbah dengan duduk sejenak sebagaimana ia memisah kedua khotbah Jumat,” (Lihat Imam An-Nawawi, 2010 M: V/25).

Pelaksanaan Tata Cara Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Sesuai Sunnah Nabi

Sumber : https://www.detik.com/