Pakar IPB Beri Ulasan Tentang Bahaya dari Ular. Dosen IPB dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Mirza Dikari Kusrini memberikan penjelasan tentang fenomena ular yang belakangan jadi pembicaraan hangat terkait habitatnya di Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Dia menjelaskan, meskipun IPB dikenal sebagai kampus biodiversitas, jenis ular yang ada di kampus tidak berbeda jauh dengan ular yang ada di permukiman luar kampus, bahkan di permukiman di area perkotaan sekalipun.

Pakar IPB Beri Ulasan Tentang Bahaya dari Ular

“Memang ada beberapa jenis ular di Kampus IPB Dramaga yang mungkin susah ditemukan di permukiman, tetapi kebanyakan dan beberapa ular yang dianggap berbahaya itu, sebenarnya bisa ditemukan di permukiman juga,” ucap dia melansir laman IPB, Senin (22/11/2021).

Dia mencontohkan, ular piton dan kobra juga bisa ditemukan di permukiman.

Dia menyebut, banyak orang yang belum paham bahwa ular seperti kobra maupun piton, itu bisa bertahan di perkotaan.

Baca Juga :  Jawaban Apakah Boleh Minum Kopi Ketika Sahur?

Pasalnya, ular jenis ini bisa berada di permukiman karena mampu beradaptasi dengan lingkungan permukiman.

Oleh karenanya berpotensi menimbulkan konflik dengan manusia.

“Jadi tidak aneh kalau di kampus IPB Dramaga Bogor ada ular. Di kampus mana pun atau tempat-tempat mana pun yang memiliki kebun maupun taman, pasti akan ditemukan ular,” ucap Ahli Herpetofauna ini.

Lanjut dia menerangkan, sebetulnya tidak mudah untuk menemukan ular, terlebih sampai dipatok ular.

Menurut dia, ular bukan tipe hewan yang menyerang, tetapi ular ini cenderung untuk lari menghindar.

“Kalau ada getaran, ular akan kabur. Beberapa jenis ular akan mempertahankan sarangnya jika diganggu,” tambah Mirza.

Dia menegaskan, hal yang perlu diperhatikan adalah harus memahami bahwa ada satwa liar di sekitar kita, sehingga perlu berhati-hati.

Tidak hanya itu, dia menekankan supaya tetap memakai pelindung diri ketika pergi ke kebun, hutan maupun area yang masih banyak terdapat satwa liar.

Baca Juga :  Kode Kupon The Spike Volleyball Story 25 Maret 2024 Terbaru

Terkait kasus mahasiswa IPB yang meninggal karena diduga digigit ular, dia menyebut pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih mengenali gigitan ular serta penanganannya setelah tergigit ular.

Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB sering melakukan monitoring herpetofauna seperti ular.

Salah satu aktivis UKF IPB, Imam menjelaskan, sejak tahun 2016 hingga 2021, organisasinya telah memiliki data sebanyak 29 jenis ular yang ditemukan di area kampus IPB.

“Dari temuan tersebut, hanya ada tujuh jenis ular yang berpotensi membahayakan manusia apabila tergigit. Jadi sebenarnya tidak perlu takut berlebihan. Tapi waspada memang penting,” ujar Imam.

Dia juga menekankan, supaya selalu mengikuti standar operasional prosedur (SOP) lapangan sebagai upaya perlindungan diri.

Nathan Rusli dari Herpetofauna Indonesia menyampaikan, ular akan menggigit apabila terancam seperti diinjak maupun dipukul.

Oleh karena itu, dia menyarankan supaya mengedukasi seluruh mahasiswa tentang bagaimana cara menghadapi ular, baik di dalam maupun di luar ruangan.

Baca Juga :  Cara Mudah Registrasi Akun Kereta Cepat Whoosh 2024

Di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, selain UKF ada juga kelompok pemerhati Herpetofauna, Himpunan Profesi Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) yang aktif melakukan monitoring rutin herpetofauna selama lebih dari 10 tahun.

Organisasi kemahasiswaan dan Komunitas-komunitas ini memiliki data penyebaran ular di kampus, sehingga mereka bisa melakukan kampanye-kampanye edukatif untuk warga IPB dan sekitarnya.

Pakar IPB Beri Ulasan Tentang Bahaya dari Ular

Sumber : https://www.kompas.com/