Mengapa Anak Harus Dibatasi Mengkonsumsi Mi Instan , makanan instan  atau makanan cepat saji dapat menghemat waktu dan tenaga.

Kendati demikian, makanan instan  mengandung sedikit gizi dan serat, sedangkan anak membutuhkan gizi dan serat untuk perkembangan tubuh.

Mengapa Anak Harus Dibatasi Mengkonsumsi Mi Instan

Mi instan digemari semua kalangan, dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia. Mi instan dianggap makanan alternatif ketika malas memasak atau membeli makan di luar rumah.

Saat ini berbagai jenis mi instan yang beredar di pasaran. Mi instan merupakan satu di antara jenis makanan instan yang tak baik untuk kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.

Ini ini karena, mi instan memiliki kandungan karbohidrat tanpa dilengkapi nutrisi apa pun untuk tubuh. Selain itu, mi instan memiliki kandungan monosodium glutamat (MSG).

Kandungan monosodium glutamat pada mi instan adalah zat aditif yang digunakan sebagai perasa makanan dan memberikan efek rasa makanan menjadi lebih enak Ketika di konsumsi.

Berikut ini alas an mengapa Anak Harus Dibatasi Mengkonsumsi Mi Instan

  • Nutrisi Kosong
    Pada proses makanan kemasan seperti mi instan tidak fokus pada vitamin dan mineral apa pun, serta mengarah pada nutrisi yang rendah.
  • Kandungan Lemak Trans
    Agar bisa disimpan lama, mi diproses dengan cara dikukus dan digoreng dalam minyak. Hal ini menyebabkan lemak trans saat penggorengan menjadi bagian dari mi yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Terdapat Lapisan Lilin
    Untuk mendapat  tampilan yang lebih menarik, mi dilapisi dengan lilin saat proses pembuatan. Ini berbahaya dan diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
  • Kehadiran MSG
    Monosodium glutamate digunakan untuk meningkatkan rasa pada mi instan. Konsumsi MSG berlebihan diketahui dapat menyebabkan obesitas hingga kerusakan sel saraf.
  • Terdapat Kandungan Pengawet
    Mi instan mengandung garam dalam jumlah tinggi untuk mengawetkannya dalam jangka waktu lama. Sodium yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan obesitas dan risiko hipertensi atau masalah jantung.
  • Zat Kimia Lainnya
    Saat proses pembuatan, zat-zat kimia lain juga dimasukkan dan bisa bersifat karsinogenik.
    Mi instan dan makanan instan lainnya biasanya tinggi akan lemak, terutama lemak jenuh. Lemak pada makanan berfungsi untuk memberi rasa dan tekstur.

Anak membutuhkan lemak untuk membentuk jaringan saraf serta hormon, juga sebagai cadangan energi. Namun, jika jumlahnya berlebihan akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Kandungan lemak pada mie instan termasuk jenis lemak jenuh. Akibatnya, jika anak sering makan mie instan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) dalam tubuhnya akan meningkat.

Jika anak-anak sering mengkonsumsi mi instan, memungkinkan memiliki kolesterol tinggi. Jika ini dibiarkan menumpuk, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.

Penumpukan kolesterol ini tidak terjadi dalam waktu singkat. Jika sejak kecil anak sudah memiliki kadar kolesterol yang tinggi, bukan tidak mungkin serangan jantung dan penyakit stroke dapat ia alami pada usia muda.

Melansir dari trtworl, Mengkonsumsi  mi instan dapat mengenyangkan perut tetapi kekurangan nutrisi utama telah menyebabkan jutaan anak kurus atau kelebihan berat badan secara tidak sehat di Asia Tenggara, kata para ahli.

Filipina, Indonesia, dan Malaysia memiliki ekonomi yang berkembang pesat dan standar hidup yang meningkat, namun banyak orang tua yang bekerja tidak memiliki waktu, uang, atau kesadaran untuk menghindari makanan yang merugikan anak-anak mereka.

Di tiga negara itu, rata-rata 40 persen anak-anak berusia lima tahun ke bawah kekurangan gizi, lebih tinggi dari rata-rata global satu dari tiga, menurut laporan yang dikeluarkan Selasa dari UNICEF, badan anak-anak PBB.

“Orang tua percaya bahwa mengenyangkan perut anak adalah hal yang paling penting. Mereka tidak terlalu memikirkan asupan protein, kalsium, atau serat yang cukup,” kata Hasbullah Thabrany, pakar kesehatan masyarakat di Indonesia.

UNICEF mengatakan kerusakan yang terjadi pada anak-anak merupakan gejala dari kekurangan masa lalu dan prediktor kemiskinan di masa depan, sementara kekurangan zat besi mengganggu kemampuan anak untuk belajar dan meningkatkan risiko kematian seorang wanita selama atau segera setelah melahirkan.

Pencernaan lebih banyak memerlukan bantuan mineral dan nutrisi. Sehingga, jika mengonsumsi mie instan secara berlebih dapat menghambat nutrisi dalam tubuh dan menyebabkan terganggunya sistem pencernaan. Dampak dari gangguan pencernaan ini, dapat memicu kembung, sembelit, hingga usus bocor, sehingga sebaiknya mengurangi mengkonsumsi mi instan terutama untuk anak.

Mengapa Anak Harus Dibatasi Mengkonsumsi Mi Instan

Referensi:

  • https://www-trtworld-com
  • https://parenting-firstcry-com
  • https://www.parenting.co.id
  • https://hellosehat.com

Live Streaming