Kisah Inspiratif, Anak Driver Ojol Sukses Kerja di WHO, Nisa Sri Wahyuni saat ini bekerja di lembaga kesehatan dunia atau World Health Organization ( WHO ) sebagai konsultan vaksinasi Covid-19.

Sebelum bekerja menjadi konsultan, Nisa diketahui mendapatkan gelar S2nya dari Imperial College London, Inggris.

Kisah Inspiratif, Anak Driver Ojol Sukses Kerja di WHO

Perjuangan orangtua kepada anak tanpa batas. Hampir seluruh orangtua di dunia ini rela untuk berkorban dan berjuang untuk anak-anaknya.

Hal ini terjadi pada seorang perempuan bernama Nisa Sri Wahyuni yang berhasil mendapatkan pekerjaan di WHO. Nisa menceritakan kisah hidupnya, di mana ayah dan ibu Nisa adalah sosok pejuang yang berhasil membuat dirinya sukses.

Nisa lahir di Jakarta pada 17 Juni 1995 dari keluarga yang sangat sederhana. Orangtuanya, Sukatno dan Sunarsih, merupakan perantau dari Jawa Timur. Sukatno berasal dari Pacitan, sementara Sunarsih orang Nganjuk.

Baca Juga :  Kode Redeem Game Top War Battle 25 Maret 2024 Terbaru Valid, Simak Tips Cara Main

Ketika orangtuanya hijrah ke Jakarta, usia mereka masih sangat belia. Kala itu, ibu dan bapaknya belum saling mengenal sampai akhirnya bertemu dan memutuskan untuk berkeluarga.

Ayah Nisa adalah seorang driver ojek online, akrab dengan sebutan ojol. Pekerjaan ini dilakoni sang ayah setelah pensiun sebagai petugas keamanan sekolah. “Tempat ini (gojek) menjadi satu-satunya yang bisa ayah saya lakukan,” curhat Nisa Sri Wahyuni pada akun LinkedIn-nya dari akun Instagram @gojek24jam.

Ayah dan ibu Nisa lulusan SD, mereka tidak pernah duduk di bangku SMA. Pendidikan terakhir yang dijalani oleh kedua orangtua Nisa adalah hingga jenjang sekolah dasar (SD). Menjadi seorang pensiunan bukan berarti tidak membuat sang ayah hanya diam di rumah.

Namun, mereka selalu ingin agar anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada mereka.

Untuk menambah pemasukan keluarga, Sunarsi pun menjadi asisten rumah tangga (ART) di rumah tempat mereka menumpang. Mereka tinggal di sana sampai Nisa duduk di bangku SMP dan pindah ke rumah kecil yang dibeli dari hasil menabung.

Baca Juga :  Efek Ginjal Ketika Kita Berpuasa 13 Jam Sehari

Prestasi Nisa mulai terlihat saat SMA. Oleh karena itu, guru BK dan teman-temannya memotivasi dia untuk kuliah di Universitas Indonesia (UI) lewat jalur beasiswa. Orangtuanya pun mendukung.

Kemudian, ia memberanikan diri untuk mendaftar meski sempat ragu karena merasa lemah dalam berbahasa Inggris yang merupakan salah satu syarat mendapat beasiswa. Sadar bahwa mempersiapkan berkas beasiswa memakan biaya yang tak sedikit, ia pun mencari ‘modal’ dengan berjualan kue di sekolah.

Dalam LinkedIn miliknya, Nisa sendiri kini bekerja di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai konsultan.

Ia juga sebelumnya menjadi asisten dosen di Universitas Indonesia. Nisa sendiri lulusan S2 Epidemilogi dari Imperial college London.

“Saya mendapatkan gelar ini bukan hanya karena saya, saya bisa mengejar gelar ini karena waktu yang mereka berikan kepada saya, makanan yang selalu mereka buat untuk saya, nilai yang mereka ajarkan pada saya,” ungkap Nisa.

Baca Juga :  Kisi-kisi Tes Kesehatan IPDN 2024, Pahami Sebelum Daftar

“Kita tidak bisa meminta dilahirkan dari keluarga kondisi mana, tetapi kita selalu memiliki kekuatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk melakukan yang terbaik,” imbuhnya.

Ia berharap unggahannya tersebut bisa memberikan masukan untuk siapa saja yang membutuhkan.

Kisah Inspiratif, Tak Ada yang Mustahil,  Anak Driver Ojol Sukses Kerja di WHO

Referensi:

  • https://berbagisemangat.com
  • https://edukasi.sindonews.com
  • https://wolipop.detik.com
  • Dok. LinkedIn