Kisah Inspirasi Arif Rahman Warga Pamulihan Sumedang, Semangat Jualan Camilan Untuk Cari Biaya Sekolah. Dikutip dari Tribunnews.com, menurut Neneng, Arif, yang gigih sekolah meski harus membiayai sekolahnya itu dari hasil jualan camilan berjalan kaki, dikenal sebagai peserta didik yang baik. Neneng mengatakan pribadi Arif adalah satu di antara banyak contoh bagi kaum muda, terutama bagi teman-teman sekolah Arif.

Neneng Suminarwati, Kepala Sekolah Paket C Yayasan Al-Sabiq, begitu kenal dengan M Arif Rahman (18) siswanya sendiri. “Ini anak sangat baik sekali, ini siswa di kami PKBM Al-Sabiq, mengikuti Paket C setara SMA, dia tetap bisa mengikuti pelajaran sekalipun banyak kesibukan untuk jualan,” kata Neneng di Tanjungsari, Minggu (6/11/2022).

Kisah Inspirasi Arif Rahman Warga Pamulihan Sumedang, Semangat Jualan Camilan Untuk Cari Biaya Sekolah

Masih berpakaian putih abu-abu, Arif menenteng kantong plastik besar. Sejumlah perempuan muda dan tua memanggilnya.

Tak ada mimik mengeluh pada wajah Mochamad Arif Rahman (18). Demi terus bisa bersekolah, dia rela berjualan camilan dalam bungkus kecil dengan harga Rp 2.000-an. Dia masuk ke area Kantor Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Rabu (2/11/2022) siang.

Mereka menanyakan apa yang dia jual di dalam kantong hitam itu. Arif menjawab yang dijualnya camilan semacam keripik dan kerupuk berbumbu pedas.

Para perempuan itu lantas memilih sendiri bungkus mana yang menarik dan isinya mungkin enak untuk dinikmati. Kemudian mereka membayar kepada Arif.

“Sehari ada saya ambil 300 bungkus camilan atau 150 bungkus. Keuntungan buat saya ya setengah dari harga jual,” kata Arif.

Kisah Inspirasi Arif Rahman Warga Pamulihan Sumedang, Semangat Jualan Camilan Untuk Cari Biaya Sekolah

Dia adalah siswa di sekolah Yayasan Al-Sabiq, Tanjungsari. Dia merupakan siswa SMA dalam sekolah paket C itu.  Dia selalu membawa tentengan berisi camilan jualan saat berangkat dari rumah bibinya, Maryatin Rahman (46), di Dusun Citali RT01/01 Desa Ciptasari, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Dia selama ini memang tinggal di rumah bibinya.

Baca Juga :  Kode Redeem Game Top War Battle 25 Maret 2024 Terbaru Valid, Simak Tips Cara Main

“Camilan ini dititipkan di ruang guru. Setelah selesai pelajaran dan waktunya pulang, kantong camilan diambil, lalu saya jajakan keliling, dari Tanjungsari jalan kaki. Kadang sampai Ciromed, paling jauh jalan kaki sampai Rancaekek, Kabupaten Bandung,” kata Arif.

Dia tak mengenal kata capai meski harus berjalan jauh menjajakan camilan sampai habis.  Kadang-kadang dia bisa pulang saat hari masih sore sekitar pukul 15.00 jika camilan habis. Jika tidak, dia lanjutkan jualan, dan baru bisa pulang pukul 21.00.

Yang penting baginya dua hal tertunaikan. Pertama sekolah sampai tinggi sampai dia bisa menggapai cita-citanya menjadi masinis kereta api. Kedua, dia mesti bekerja untuk hidup sehari-hari, makan, ikut bayar kontrakan bibi, dan menabung.

Bibinya berjualan lotek dan penganan sosis di sekitar Pagaden, Tanjungsari. Namun, saat ini, dia sedang mengalami sakit yang mengharuskannya selalu kontrol ke RSUD Sumedang dan itu perlu biaya lebih.

Arif yang sudah berjualan sejak empat tahun lalu itu sedikit banyak bisa membantu pengobatan bibinya. Sebelum berjualan camilan, Arif pernah berjualan buah-buahan. Berselang-seling antara camilan dan buah-buahan.

Tak sedikit pun dia merasa malu terhadap teman-temannya di sekolah. Sebaliknya, teman-temannya malah jajan camilan ke Arif.

Kadang-kadang mereka membeli di saat tak tepat, saat jam pelajaran berlangsung sehingga membuat Arif sekali waktu sempat ditegur guru.

Baginya, dia mungkin mati kelaparan kalau menuruti malu. Bagaimana tidak, dia tak punya orang dekat sebagai tempat bergantung.

Baca Juga :  Pendataran Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarships 2024 D3-S3

Ayahnya, Jaja Sutarja, tak pernah dia lihat wajahnya. Ayahnya itu telah bercerai dengan Sonia Rahman, ibunda Arif. Sonia telah menikah lagi. Mendapat cobaan yang tak ringan dalam hidup, Arif mencoba tetap berdamai dengan keadaan. Dia pun tetap menghormati kedua orang tuanyanya, meski ayahnya meninggalkan dan ibunya tak mau lagi mengakui.

“Kalau dengan ibu, terakhir bertemu ya ibu bilang demikian. Kalau dengan ayah tak pernah bertemu. Rindu. Kalau ketemu mau cium tangannya,” kata Arif yang pindah dari Pagarsih, Kota Bandung ke Pamulihan sejak kelas 5 SD, setelah sebelumnya diurus sang nenek, Dede Aisah (76).

Kisah Inspirasi Arif Rahman Warga Pamulihan Sumedang, Semangat Jualan Camilan Untuk Cari Biaya Sekolah

Arif Rahman di Mata Kepala Sekolah Yayasan Al-Sabiq Sumedang, Bisa Jadi Inspirasi Pemuda

Ini anak sangat baik sekali, ini siswa di kami PKBM Al-Sabiq, mengikuti Paket C setara SMA, dia tetap bisa mengikuti pelajaran sekalipun banyak kesibukan untuk jualan,” kata Neneng di Tanjungsari, Minggu (6/11/2022).

Neneng mengatakan pribadi Arif adalah satu di antara banyak contoh bagi kaum muda, terutama bagi teman-teman sekolah Arif.

Baca juga: Wajah Arif Rahman Pelajar Penjual Camilan di Sumedang Itu Panik Saat Didatangi Sejumlah Tentara

“Sekarang dia kelas 11. Kami sangat bangga, ini bisa jadi inspirasi bagi teman-teman seusia Arif, begitulah seharusnya generasi pemuda,” kata Neneng.

Mentalit Arif memang tangguh. Hidup tanpa buaian orang tua kandung, dia bisa tetap baik bahkan semanagt bersekolah.

Dia berjualan camilan dalam bungkus kecil Rp 2.000-an dengan berjalan kaki.

Rutenya berjualan sepulang sekolah di Tanjungsari adalah Ciromed, Jatinangor, bahkan hingga ke Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Baca Juga :  Soal Latihan Tes OJK dan Kunci Jawaban Lengkap 2024

Baca juga: Kisah Arif Rahman Warga Pamulihan Sumedang, Gigih Cari Biaya Sekolah dengan Jualan Camilan, Tak Malu

Pada Minggu pagi, Arif, yang berada di sekolah, dikagetkan dengan kedatangan tentara yang mencarinya, menyebut namanya.

Sempat kaget dikatakan bahwa dia terlibat tawuran, akhirnya dia tersenyum setelah tahu tentara yang adalah Dandim 0610/Sumedang Letkol Inf Hendrix Fahlevi Rangkuti melakukan prank kepadanya.

Kisah Inspirasi Arif Rahman Warga Pamulihan Sumedang, Semangat Jualan Camilan Untuk Cari Biaya Sekolah

Arif Rahman terlihat sangat senang didatangi Dandim.

Dandim, yang membaca kisah kegigihannya membiayai sekolahnya sendiri dengan cara jualan camilan berjalan kaki di TribunJabar.id, hari ini memberikan sejumlah bingkisan dan uang kepada Arif.

“Saya terharu dengan kegigihan M Arif Rahman, harus sekolah dan mengisi waktu untuk berjualan,” kata Dandim.

Arif, yang berdiri di samping Dandim, mengucapkan terima kasih atas perhatian itu meski di awal dia sempat kaget karena tiba-tiba dicari tentara ke dalam ruang belajar.

“Kaget saya disangka anak tawuran, padahal enggak tawuran,”

“Terima kasih banyak, semoga dibalas dengan yang lebih dari ini. Berkah dan selalu lancar untuk Pak Dandim,” kata M Arif Rahman.

Kisah Inspirasi Arif Rahman Warga Pamulihan Sumedang, Semangat Jualan Camilan Untuk Cari Biaya Sekolah

Sumber :