Kenali 5 Tanda Stres pada Anak Sebelum Terlambat, stres adalah respon tubuh menghadapi keadaan atau kondisi yang dianggap sulit. Semua orang bisa mengalami stres, tak terkecuali pada anak-anak. Berikut tanda stres pada anak yang perlu kamu ketahui:

Tanda Stres pada Anak

  1. Anak Menjadi Agresif

Perilaku menyerang, memukul dan mencubit bisa dikategorikan sebagai perilaku agresif. Perilaku agresif juga dipengaruhi oleh sifat anak yang masih egosentris, yaitu masih sulit memahami apa yang dirasakan atau dipikirkan orang lain, atau berempati. Dia tidak paham, memukul orang lain akan menyebabkan orang itu kesakitan. Perkenalkan anak pada konsekuensi dari perilakunya tersebut. Misalnya, ia tidak boleh main lagi kalau memukul teman.

Perilaku agresif ini juga bisa menjadi salah satu tanda bahwa anak sedang mengalami stres. Apalagi bagi anak yang cenderung manis dan pendiam tiba-tiba berubah menjadi agresif adalah sesuatu yang perlu kamu curigai.

  1. Mengisolasi Diri

Anak yang sedang mengalami stres cenderung akan menarik diri dari lingkungan sosial seperti mengjauh dari teman-temannya. Bahkan lebih jauh dari itu, sang anak juga bisa menghindari keluarganya dengan cara mengisolasi diri misal di kamar tidurnya.

Jika anakmu mengalami kondisi tersebut cobalah untuk mendekatkan diri dengan halus dan tenang dan mulai ajak bicara, siapa tahu ada sesuatu yang mengganggunya tapi ia tidak berani untuk menyampaikan.

  1. Pola Tidur Berubah dan Adanya Gangguan Tidur

Stres juga mengakibatkan perubahan pola tidur dan gangguan tidur lain pada si anak, misalnya:

  • Perubahan waktu tidur
  • Gangguan insomnia
  • Mimpi buruk
  • Mengigau
  1. Perubahan Emosi

Peran orangtua adalah memastikan bahwa kebutuhan anak bisa terpenuhi dan emosinya tersalurkan. Orangtua juga harus bisa berkomunikasi dengan anak dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami.

Gejala paling umum yang terjadi ketika anak stres adalah naik turunnya emosi dan demotivasi. Hal ini bisa membuat anak tidak berkeinginan melakukan sesuatu misalnya sekolah.

  1. Regresi

Regresi pada balita adalah istilah untuk menggambarkan fase kemunduran perilaku atau kemampuan anak.

Menurut psikoterapis anak dan keluarga Fran Walfish, Psy.D., regresi terjadi sebagai mekanisme pertahanan balita terhadap stress saat menghadapi berbagai perubahan besar, seperti:

  • Perubahan rutinitas keseharian, seperti berganti pengasuh atau mulai masuk
  • Kehamilan Moms atau hadirnya adik.
  • Anggota keluarga terdekat anak sakit atau meninggal dunia.
  • Perceraian atau suasana rumah yang penuh konflik.
  • Pindah rumah.

Kenali 5 Tanda Stres pada Anak Sebelum Terlambat

(parenting.co.id, liputan6.com, orami.co.id, foto ilustrasi: Keira Burton from Pexels)