Jenis Kecerdasan Anak dan Cara Maksimalkan Potensinya, Setiap anak memiliki kemampuan dan keterampilan yang berbeda, setiap anak memiliki keunikan tersendiri, maka kecerdasannya juga berbeda-beda. Sehingga, kecerdasan ini bahkan bisa sangat berbeda antara setiap anak walaupun mereka adalah kakak beradik.

Tolak ukur kecerdasan tidak hanya dinilai dari kecakapan logikanya, tetapi juga bisa dari kemampuan lainnya yang disebut sebagai kecerdasan majemuk.

Jenis Kecerdasan Anak dan Cara Maksimalkan Potensinya

Tokoh pendidikan sekaligus psikolog yang mencetus teori kecerdasan majemuk atau multiple intelligences Howard Gardner berpendapat, ada 9 tipe kecerdasan pada manusia yang sangat mungkin untuk dikuasai bila diasah dengan baik.

Menurutnya, kecerdasan tak hanya bisa diukur melalui ukuran nilai akademik. Setiap orang bisa memiliki kecerdasan yang majemuk, yakni kecerdasan intelektual (IQ) maupun kecerdasan emosional (Emotional Quotient/EQ).

Dijelaskan bahwa setiap orang memiliki bermacam-macam kecerdasan. Namun, kadar satu kecerdasan dengan lainnya berbeda. Bagi Gardner, tidak ada anak yang bodoh atau pintar, tetapi yang ada adalah anak yang menonjol dalam satu atau beberapa kecerdasan.

Kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner memberikan suatu persepsi yang berbeda mengenai bakat yang dimiliki setiap anak dan membuka wawasan baru mengenai jenis-jenis kecerdasan yang berbeda. Oleh sebab itu, kita perlu menghargai setiap keunikan anak.

Berikut adalah 9 kecerdasan pada anak dan Cara Maksimalkan Potensinya, yaitu:

  1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
    Kecerdasan linguistik atau verbal merupakan kemampuan menggunakan kata-kata dengan baik saat menulis maupun membaca. Orang-orang seperti ini sangat peka terhadap arti kata, urutan kata, bunyi, dan ritme. Individu dengan kecerdasan ini senang membaca dan menulis, ikut serta dalam debat, dan menghafal informasi. Yang meliputi kemampuan mengolah kata, tata bahasa, serta menuangkan informasi dan ide menggunakan tulisan. Cara mengembangkannya adalah dengan bernyanyi, sering mengajak anak mengobrol, dan sering bermain kata.
  1. Kecerdasan logika matematika
    Kecerdasan logika matematika ditunjukkan melalui kecakapan dalam mengolah angka dan menggunakan logika. Seseorang dengan kecerdasan logika-matematika memiliki kemampuan untuk berpikir secara konseptual dan mempunyai kapasitas untuk membedah pola numerik dan logika, misalnya menghitung, memprediksi, menemukan pola, berpikir dan menggunakan simbol abstrak serta menggunakan algoritme. Kecerdasan ini meliputi kemampuan berpikir logis, memahami sebab akibat, suka teka-teki, serta ketertarikan terhadap angka. Cara mengembangkannya dengan mengenalkan konsep angka dan berhitung sedini mungkin, mengajak anak melakukan permainan strategi, serta melakukan percobaan ilmiah sederhana.
  2. Kecerdasan visual dan spasial
    Orang-orang dengan kecerdasan seperti ini pandai memvisualisasikan hal-hal dalam berbagai dimensi. Melalui kecerdasan ini, individu dapat secara alami terampil dalam peta, bagan, teka-teki, mengenali pola, menggambar, melukis, dan seni visual. Meliputi kemampuan mengenali objek dan bentuk, pola, posisi, mudah membaca peta dan denah, dan mampu berpikir secara kreatif. Cara mengembangkannya dengan mengajak menggambar, membuat karya, membangun dari balok permainan, mengajarkan arah, dan mengajarkan mengenali berbagai bentuk motif. Pilihan karir potensial: pilot, perancang busana, arsitek, ahli bedah, artis, atau insinyur.
  3. Kecerdasan kinestetik (gerakan)
    Kecerdasan kinestetik meliputi kemampuan koordinasi gerak tubuh yang baik dan sangat menikmati kegiatan fisik. Anak-anak dengan kecerdasan ini cenderung lebih atletis daripada teman-temannya. Meski mungkin mereka lebih tertinggal dalam hal perkembangan mental dibanding teman-teman sebayanya, anak dengan kecerdasan tubuh dan gerakan ini mengimbanginya dengan kekuatan, keseimbangan, dan aktif bergerak.Cara mengembangkannya adalah dengan mengajak anak melakukan berbagai aktivitas fisik seperti berlari, menari, bermain berlatih keseimbangan tubuh, dan menirukan berbagai gerakan tubuh seperti pantomim.
  4. Kecerdasan musikal
    Kecerdasan satu ini terkait dengan suara, bunyi, serta membedakan, mengubah, dan mengekspresikan diri melalui suara atau bunyi-bunyian tersebut dalam nada dan irama. Anak yang memiliki kecerdasan musikal memiliki kemampuan lebih dalam hal memproduksi atau mengapresiasi berbagai ritme, pitch, atau timbre. Mereka memiliki keterkaitan serta kemahiran yang berbeda dalam hal mengenal nada dan irama. Cara mengembangkannya dengan bermain alat musik dan mengajak bernyanyi. Tipe kecerdasan anak yang satu ini membuat anak mahir dengan musik. Ia sering membajak panci dan galon air untuk menciptakan suara-suara. Anak juga senang mendengarkan musik dan selalu bersemangat saat menyanyi bersama.
  5. Kecerdasan interpersonal
    Orang dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi pandai memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka dapat dengan mudah menilai emosi, suasana hati, perasaan, dan temperamen orang lain. Orang-orang ini dapat berkomunikasi dengan baik secara verbal dan bahkan terampil dalam komunikasi nonverbal. Mereka selalu berusaha untuk menyelesaikan konflik dan menciptakan hubungan yang positif dengan orang lain. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal memiliki self awareness atau lebih mendengarkan inner feeling, nilai diri, keyakinan, dan memiliki proses berpikir sendiri di dalam dirinya. Kecerdasan ini terkait dengan kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain, seperti berempati, dalam hal organisasi kelompok, berteman dan bersosialisasi. Meliputi kemampuan berhubungan baik dengan orang lain, memahami perasaan orang lain, dan menikmati keberadaan di tengah-tengah kelompok. Cara mengembangkannya adalah dengan mengajak anak beraktivitas bersama orang-orang baru, mendorongnya untuk berinteraksi dengan orang lain, serta mengikutsertakan anak dalam bakti sosial dan pemberian bantuan untuk orang lain. Pilihan karir potensial: manajer tim, negosiator, politisi, humas, tenaga penjual, dan psikolog.
  6. Kecerdasan intrapersonal
    Kemampuan mengenali diri sendiri, mengekspresikan perasaan, percaya diri, dan mampu menyatakan apa yang disukai dan tidak disukai. Cara mengembangkannya dengan melatih anak tekun dan bertanggung jawab atas tugasnya, serta mempercayakan anak terhadap tugas-tugas tertentu. Individu dengan kecerdasan ini memiliki perasaan yang kuat dan peka, mengetahui keadaan emosi sendiri dan memiliki tujuan yang jelas dalam pikiran mereka. Ia akan menikmati refleksi diri, analisis, dan menilai kekuatan mereka. Pilihan karir potensial: terapis, konselor, psikolog, pengusaha, filsuf dan ahli teori.
  1. Kecerdasan naturalis
    • Kecerdasan ini meliputi ketertarikan mempelajari dan kepekaan terhadap alam, lingkungan, hewan, tumbuhan, dan luar angkasa. Cara mengembangkannya dengan mengajak anak memelihara tumbuhan atau hewan, mengajak berwisata di alam, dan memaparkan pada ilmu seputar alam. Jika Anda senang dengan botani atau alam, mungkin Anda memiliki kecerdasan naturalistik. Kecerdasan ini sering tertarik pada pengasuhan, lingkungan, dan belajar tentang spesies lain. Individu akan tertarik pada mata pelajaran seperti botani, biologi, dan zoologi dan menikmati berkemah, berkebun, hiking.
      Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan naturalis adalah:
    • Senang berada di alam terbuka seperti pegunungan, sungai, hutan, dan lain sebagainya
    • Senang menjelajahi alam atau kegiatan yang berhubungan dengan alam, seperti hiking, camping, mendaki gunung, dll.
    • Suka mengunjungi museum
      Pilihan karir potensial: ahli geologi, petani, ahli botani, konservasionis, dan toko bunga.
  1. Kecerdasan Eksistensial (existential Intelligence)
    Kecerdasan Eksistensial adalah kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan – persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Kecerdasan ini sangat berpengaruh atas sebuah penghormatan. Kehormatan ,kewibawaan dan penghargaan atas seseorang sangat ditentukan oleh seberapa besar orang tersebut menghargai orang lain. Semakin orang menghargai dan menganggap keberadaan sesuatu,maka sebesar itu pula orang dan lingkungan sekitar akan menghargai atas keberdaanya.Seseorang yang mempunyai kecerdasan eksistensi yang tinggi dia akan mampu menempatkan dirinya pada posisi dimana orang dan lingkungan sekitar senantiasa menghargai dan menganggap keberadaanya.
    Ciri – ciri Kecerdasan Eksistensi
    • Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
    • Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia
    • Jika bekerja sering bicara dengan diri sendiri.
    • Lebih tenang danmenguasai diri
    • Lebih cenderung mengutamakan kepentingan keyakinan atau agama
    • Mampu menempatkan diri disetiap situasi dan lingkungan

Setelah mengetahui tipe-tipe kecerdasan yang dimiliki oleh anak, sebaiknya anda arahkan mereka seperti apa dan tidak lagi membandingkan anak harus bisa seperti anak lainnya. Berikan motivasi dan dukungan terhadap minatnya dan maksimalkan kecerdasannya dengan baik karena setiap anak itu spesial dengan kelebihannya masing-masing.

Jenis Kecerdasan Anak dan Cara Maksimalkan Potensinya

Referensi:

  • 9 Kecerdasan Majemuk yang Unik pada Setiap Anak, sehatq.com
  • 9 Kecerdasan Majemuk pada Anak yang Perlu Diketahui, alodokter.com
  • 9 Jenis Kecerdasan Anak dan Cara Mengembangkannya, klikdokter.com
  • Gaya Belajar Sesuai Tipe Kecerdasan Anak (I), parenting.co.id
  • Intelligence in children: Can we make our kids smarter?, parentingscience.com
  • Development of Intelligence in Children, nfb.org
  • The Different Ways Your Child Learns, scholastic.com
  • How Multiple Intelligences Shape Learning,verywellfamily.com