Heboh Harga Pertamax Naik, Jadi Rp 16.000 Per Liter Mulai 1 April 2022. Mulai tanggal 1 April 2022 pukul 00.00 waktu setempat. Hal ini dipastikan oleh Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Irto Ginting menjelaskan penyesuaian harga BBM RON 92 ini menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5 persen), dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter.

Heboh Harga Pertamax Naik, Jadi Rp 16.000 Per Liter Mulai 1 April 2022

“Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019,” jelas Irto Ginting, Kamis (31/3/2022).Selain itu, akun di grup Facebook ini juga menuliskan hal yang sama.

Disebutkan bahwa Pertamax akan naik menjadi Rp 16.000.

“Bangun2 disambut berita pertamax naik jadi 16 ribu. paling bisa emang nih pemerintah bikin warga happy,” demikian tulis pemilik akun.

  1. Harga Pertamax bisa tembus Rp 16.000

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga keekonomian atau batas atas BBM RON 92 jenis Pertamax bisa menembus Rp 16.000 per liter pada April 2022.

Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi, dikutip dari laman migas.esdm.go.id, Jumat (25/3/2022).

Agung menuturkan, harga minyak pada Maret 2022 jauh lebih tinggi dibandingkan Februari, memicu harga keekonomian Pertamax melambung pada April.

“Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter. Bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter,” kata dia.

Lebih lanjut, pihaknya masih mencermati harga minyak ini karena apabila berkepanjangan akan menimbulkan beban berat bagi APBN, Pertamina, dan sektor lainnya.

2. Kenaikan harga Pertamax masih dikaji

Vice President (VP) Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengungkapkan, pihaknya masih mengkaji terkait rencana kenaikan harga Pertamax.

“Pertamina masih melakukan kajian mengenai hal tersebut,” ujar Fajriyah saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (31/3/2022) siang.

Pada kesempatan ini, Fajriyah membeberkan bahwa konsumsi Pertamax hanya 14 persen dari total konsumsi BBM Pertamina.

Sementara itu, Pertamax Turbo hingga Dexlite, tingkat konsumsinya hanya 3 persen.

“Konsumsi BBM non-subsidi jenis Pertamax volume konsumsinya sekitar 14 persen, sedangkan non-subsidi lainnya Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite hanya 3 persen,” ujar dia.

“Sisanya adalah BBM subsidi seperti Solar subsidi dan Pertalite,” tandas Fajriyah.

3. Mempertimbangkan harga minyak dunia

Secara terpisah, Corporate Secretary Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan kajian penyesuaian harga BBM jenis tersebut.

Ia enggan mengonfirmasi kapan kebijakan penyesuaian harga itu diberlakukan.

Namun yang pasti, imbuhnya, kajian mengenai besaran kenaikan harga Pertamax dilakukan dengan mempertimbangkan harga minyak dunia dan daya beli masyarakat.

“Kami masih review penyesuaian harganya, termasuk besarannya. Kami tetap mempertimbangkan perkembangan minyak dunia dan juga daya beli masyarakat,” kata Irto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/3/2022).

Heboh Harga Pertamax Naik, Jadi Rp 16.000 Per Liter Mulai 1 April 2022

Sumber :

https://www.kompas.com/

https://www.liputan6.com/