Fenomena Langit 2022, Hujan Meteor Hingga Gerhana Bulan Total, Fenomena mulai dari hujan meteor, konjungsi planet, okultasi, bulan purnama super, hingga gerhana bulan total.

Dilansir dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), berikut fenomena astronomi yang akan terjadi di 2022.

Fenomena Langit 2022, Hujan Meteor Hingga Gerhana Bulan Total

  1. Hujan Meteor Quadrantid
    Fenomena pertama terjadi di awal tahun pada 4 Januari 2022 lalu. Hujan meteor Quadrantid berasal dari sisa debu asteroid 2003 EH1 dan komet C/1490 Y1. Dilansir Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, tanpa cahaya Bulan, fenomena ini bisa dilihat saat langit cerah dan bebas polusi cahaya serta medan padang bebas halangan.
  2. Puncak Pertemuan Mars dan Saturnus
    Pada 5 April mendatang, kamu dapat menyaksikan puncak konjungsi Mars dan Saturnus. Fenomena tersebut muncul di arah Timur pukul 03.00 dini hari waktu setempat hingga 25 menit sebelum terbitnya Matahari.
  3. Pertemuan Saturnus, Mars, Venus, Jupiter, dan Bulan
    Pada 24-29 April 2022 atau 10 hari menjelang hari terakhir Ramadan 1443 Hijriah, kamu dapat menyaksikan fenomena pertemuan Saturnus, Mars, Venus, Jupiter, dan Bulan. Fenomena yang disebut konjungsi kuintet ini dapat disaksikan di arah Timur pada pukul 04.00 subuh waktu setempat (kecuali tanggal 29 yang baru terlihat 75 menit sebelum Matahari terbit).
  4. Puncak Konjungsi Venus dan Jupiter
    Pada 1 Mei 2022, kamu juga dapat menyaksikan puncak konjungsi antara Venus dan Jupiter yang terpisah 14 menit busur (0,2°) saja. Kamu dapat menyaksikan fenomena ini pada pukul 03.30 subuh waktu setempat hingga 25 menit sebelum terbitnya Matahari.
  5. Okultasi Venus Pada 27 Mei 2022 Bulan akan sedikit terhalang oleh Venus. Fenomena ini disebut okultasi Venus. Saat itu, Bulan sedang di fase Sabit Akhir dengan iluminasi 10,3-10,6 persen.
    Di Indonesia, okultasi Venus terjadi pada pagi ke siang hari. Oleh karena itu, perlu alat bantu untuk melihat fenomena langit ini. Fenomena itu bisa dilihat sejak pukul 9 pagi waktu setempat.
    Untuk kota Mukomuko di Bengkulu dapat menikmati okultasi Venus paling lama, yaitu 1 jam 49 menit. Kota Manokwari, Papua Barat, jadi wilayah yang kebagian okultasi Venus tersingkat, yaitu 22 menit dan baru terlihat pada pukul 01:12 siang waktu setempat. Fenomena okultasi Venus sebelumnya terlihat pada Juni 2011 dan 2017. Jangan terlewat, Pussainsa LAPAN mengatakan fenomena langit ini baru kembali pada September 2026 dan Mei 2039 mendatang.
  1. Bulan Purnama Super
    Pada 14-15 Juni dan 13-14 Juli 2022 disebut juga Bulan Purnama Perigee. Pada fase ini, Bulan mengalami fase Purnama dan juga berada paling dekat dengan Bumi (Perige) di waktu bersamaan.
    Bulan Purnama Super ini bisa dilihat sebelum Matahari tenggelam hingga setelah Matahari terbit di arah Tenggara sampai Barat Daya.
    Pussainsa LAPAN mencatat puncak Bulan Purnama Super terjadi pada 14 Juni pada pukul 06.51 malam waktu setempat dan 14 Juli pada pukul 01.37 malam waktu setempat. Fenomena ini terjadi setidaknya setahun sekali.
  2. Okultasi Uranus
    Setelah okultasi Venus pada 27 Mei, giliran Uranus yang menghalangi Bulan pada 25 Juni 2022. Di Indonesia, okultasi Uranus terjadi saat Bulan sedang di fase Sabit Akhir dengan iluminasi 15,2-15,3 persen.
    Karena terlihat dari sebelum hingga setelah Matahari terbit, kamu perlu alat bantu untuk menyaksikannya.
    Okultasi Uranus terlama terjadi di Manokwari, Papua Barat sejak pukul 05.23 pagi waktu setempat selama 1 jam 19 menit. Sementara, okultasi tersingkat terjadi di Balikpapan yang hanya bisa menyaksikannya selama 16 menit sejak pukul 04.30 subuh waktu setempat.
    Pussainsa LAPAN mengatakan kalau fenomena ini terjadi pada 2006 silam. Jangan sampai terlewatkan karena fenomena ini baru kembali pada 2030 mendatang.
  3. Hujan Meteor Perseid
    Pada 13-14 Agustus mendatang, hujan meteor Perseid berada di puncaknya. Saat itu, hujan meteor ini turun dengan intensitas 100 meteor/jam dan berasal dari sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle.
    Meski sedikit terhalang cahaya Bulan, hujan meteor Perseid tetap dapat disaksikan kasat mata. Pastikan langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas halangan.
  4. Gerhana Bulan Total
    Pada 8 November 2022, Bulan, Bumi dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Hasilnya, terjadilah gerhana Bulan total. Gerhana ini adalah gerhana ke-20 dari 72 gerhana di Seri Saros 136.
    Diprakirakan Pussainsa LAPAN, sebagian besar wilayah Indonesia bisa melihat fenomena ini selama proses gerhana awal sebagian hingga akhir penumbra.
    Fenomena ini cukup langka karena baru akan kembali lagi pada September 2025, Maret 2025, Desember 2028, Desember 2029, April 2032, dan Oktober 2032.
  5. Hujan Meteor Geminid
    Akhir tahun 2022 akan ada fenomena langit yakni puncak hujan meteor Geminid yang terjadi pada 14-15 Desember 2022. Hujan meteor Geminid berasal dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon.
    Fenomena ini dapat disaksikan di arah Timur Laut pada pukul 20.30 hingga Barat Laut 25 menit sebelum Matahari terbit. Turun dengan intensitas 120 meteor/jam, intensitas ini berbeda-beda di daerah Sabang dan Pulau Rote.
    Meski ada cahaya Bulan, puncak hujan meteor Geminid dapat disaksikan dengan mata telanjang. Pastikan saja langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas penghalang.
Baca Juga :  Tips Menangani Pembully dengan Cara Dipeluk

Itulah Fenomena Langit 2022, Hujan Meteor Hingga Gerhana Bulan Total, Ketika anda menyaksikan, pastikan cuaca cerah, bebas dari penghalang di sekitar medan pandang, dan bebas dari polusi cahaya, karena tutupan awan serra skala Bortle berbanding terbalik dengan intensitas meteor.

Referensi:lapan.go.id, detik.com


Live Streaming