Cara Menumbuhkan Rasa Empati Anak Sejak Dini Agar Lebih Sukses dan Bahagia, melatih empati anak sejak dini merupakan hal penting yang sering kali terlupakan.

Padahal dengan mengajarkan anak empati sejak dini, diharapkan agar anak memiliki kemampuan untuk menempatkan diri, memahami perasaan orang lain, dan mengontrol emosi dengan baik.

Cara Menumbuhkan Rasa Empati Anak Sejak Dini Agar Lebih Sukses dan Bahagia

Mengajarkan anak empati merupakan hal yang penting, karena dengan adanya rasa empati, anak dapat membangun dan menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.

Apa itu Empati?

Empati adalah kemampuan memahami perasaan orang lain. Empati diawali lewat membayangkan perasaan mereka dalam situasi tertentu dan merespons dengan peduli. Empati merupakan kemampuan untuk mengolah rasa yang harusnya dimiliki semua orang, sekalipun itu anak-anak.

Rasa empati membuat anak dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami emosi dari perasaan orang tersebut. Dengan menumbuhkan rasa empati juga berarti membuat anak memahami kondisi orang lain.

Anak pun bisa mengenali berbagai emosi, seperti senang, terkejut, sedih, marah, dan kecewa. Kemudian, anak jadi tahu bagaimana harus merespons dengan tepat dalam situasi tertentu. Misalnya, saat ada teman yang sedih, ia mau berbagi mainan untuk menghibur temannya.

Cara mengajarkan empati pada anak berikut ini:

  • Percaya Bahwa Anak Mampu Bersikap Baik
    Bangun asumsi bahwa ia bisa membantu dan peduli pada orang lain sehingga ia akan berusaha untuk bersikap baik.
  • Menjadi Teladan Perilaku Positif
    Apa yang Anda lakukan dan katakan itu selalu dilihat anak. Jadi, biarkan anak melihat Anda bersikap baik.
  • Memperlakukan Anak dengan Rasa Hormat
    Memperlakukan anak seperti bagaimana Anda ingin dihormati anak
  • Mengajari Anak Bagaimana Meregulasi Emosi
    Mengajarkan empati pada anak berarti mengajari mereka meregulasi emosi sedini mungkin
  • Memberi Label pada Perasaan
    Anda dapat memakai kartu gambar wajah yang menampilkan berbagai mimik atau berlatih mengenal emosi di hadapan cermin.
  • Mengekspresikan Perasaan untuk Berbagi Emosi
    Ciptakan suasana nyaman di rumah agar anak dapat mengekspresikan apa yang ia alami, hal baik maupun buruk.
  • Latih Anak Memperhatikan Ekspresi Wajah Orang Lain
    Mengajarkan anak tentang empati dapat Anda lanjutkan dengan melatihnya memperhatikan ekspresi wajah orang lain.
  • Apresiasi Kebaikan yang Anak Lakukan
    Mengapresiasi setiap kebaikan yang dilakukan oleh
  • Jangan Abaikan Sikap Kasar
    Perilaku kasar tidak boleh ditoleransi berapapun usianya. Justru karena anak masih kecil, ia harus diajarkan untuk bersikap baik. Karena ia belum tahu mana yang baik dan buruk sehingga tugas kita sebagai orang tua untuk mengingatkan anak terus-menerus.
  • Pahami Persepsi Anak Lebih Dahulu
    Kadang saat anak bertingkah laku tertentu, bisa jadi anak memang belum mengerti benar bagaimana ia harus merespons, benahi pemahaman yang keliru dari anak dengan menjelaskan situasi seharusnya
  • Perhatikan Apa yang Anak Serap dari Media
    Media berperan penting dalam membentuk perilaku empati anak, pantau dan dampingi anak saat menonton, dorong mereka untuk mengimbanginya dengan aktivitas lain
  • Sabar dan Konsisten Adalah Kunci
    Anda perlu sabar menghadapi setiap pertanyaan yang meluncur dari anak, serta jangan lelah mengingatkan anak untuk terus memperbaiki sikapnya menjadi lebih baik.

Setiap orang,baik anak-anak atau pun orang dewasa, harus memiliki kemampuan untuk berempati. Penelitian telah menemukan bahwa empati adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki setiap orang karena membantu membangun serta mempertahankan hubungan yang sehat dan bahagia dengan orang lain.

Jika taka da empati di dalam diri anak, maka mereka cenderung akan bersikap tidak peduli dengan sekitarnya. Anak-anak juga tidak mau dan tidak bisa merasakan penderitaan yang dialami orang lain.

Bahkan, anak juga bisa saja tidak menunjukkan rasa menyesal setelah menyakiti orang lain. Sehingga  anak akan lebih sering merendahkan, meremehkan, atau mengucilkan orang lain yang sedang mengalami kesulitan.

Jika anak tumbuh tanpa rasa empati, ia akan sulit mendapatkan teman karena ia dijauhi atau tidak disukai teman-temannya.

Dan jika hal tersebut terus menerus terjadi, tentu akan berpengaruh pada keadaan jiwanya saat dewasa. Saat anak dewasa, ia akan jadi lebih mudah stres, cemas, depresi, dan mudah putus asa.

Sehingga empati penting dimiliki oleh anak untuk mengembangkan hubungan sosial yang sehat dan membangun karakter seperti peduli dan kebaikan hati.

Sumber: klikdokter.com, hellosehat.com, alodokter.com, pauddikmaskaltim.kemdikbud.go.id