Bukan Polyester, Inilah Bahan Kain yang Dinilai Ramah Lingkungan. Pakaian yang kita gunakan seringkali lebih mementingkan segi fashion. Tak jarang kita justru terjebak pada brand, gaya atau harganya yang murah. Itu tidak salah sih, karena memang tujuannya itu kan. Padahal, standar ramah lingkungan juga penting lho. Apalagi di masa gencar-gencarnya global warming seperti sekarang.

Misalnya kain jenis nilon dan polyester. Dua jenis kain itu mengandung serat microfiber yang akan terlepas saat dicuci. Bahan-bahan berbahaya ini bisa mencemari kanal atau lautan. Belum lagi kandungan pewarna kimia pakaian yang sudah jelas dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan aspek lingkungan dalam memilih jenis kain ke depannya. Nah, berikut ini adalah jenis-jenis kain yang ramah untuk lingkungan.

Bukan Polyester, Inilah Bahan Kain yang Dinilai Ramah Lingkungan

  1. Katun Organik

Katun organik diproses dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Inilah yang membedakannya dengan katun konvensional yang cenderung memakai pestisida dan bahan-bahan kimia dalam pembuatannya.

Dengan demikian, proses produksi katun organik memastikan terciptanya kondisi yang lebih aman dan sehat bagi para pekerjanya dan tentu  juga bagi lingkungan hidup. Tak hanya itu, proses pembuatan katun organik memakai lebih sedikit air ketimbang katun konvensional.

 

  1. Linen

Linen terbuat dari tanaman rami yang dikenal sangat tangguh dan dapat ditanam dalam kondisi tanah yang buruk sekalipun. Proses produksi linen diketahui tidak boros penggunaan air dan juga tak memakai bahan kimia dalam produksinya. Hal ini yang membuat jenis kain linen akan sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan katun. Limbah dari linen juga masih dapat digunakan untuk hal-hal bermanfaat lainnya seperti dalam pengawetan kayu. Linen bahkan masih dapat dikomposkan.

 

  1. Tencel

Kain tencel dibuat dari pohon eucalyptus (kayu putih) yang banyak tumbuh di Australia dan Indonesia. Pohon eucalyptus tidak membutuhkan pestisida beracun, dan hanya membutuhkan sangat sedikit air. Tencel juga menyerap pewarna dengan sangat baik, yang artinya produsen tidak perlu menggunakan terlalu banyak bahan pewarna.

Tencel dapat digunakan untuk membuat jenis pakaian yang sama seperti rayon, karena memiliki tampilan dan rasa yang serupa. Tidak seperti banyak bahan buatan manusia lainnya, proses pertanian untuk jenis kain Tencel ini mendapat nilai tinggi dalam hal kelestarian lingkungan. Hal itu karena sama sekali tidak ada manipulasi genetik yang terlibat dalam proses pertanian bahan baku. Jadi, kain dari tencel sudah tentu ramah lingkungan.

 

  1. Kasmir

Kalau sering konsumsi tempe, kain kasmir akan mengingatkan Anda mengenai bahan dasar tempe yakni kedelai. Yah, kain kasmir ternyata terbuat dari serat protein kedelai yang tersisa dari olahan kedelai yang dijadikan makanan. Karenanya, serat kain kasmir sangat aman, ramah lingkungan dan melalui proses produksi organik.

 

  1. Poliester Daur Ulang

Wah, ternyata ada kain poliester yang ramah lingkungan. Kain ini merupakan hasil proses pengolahan dari kain poliester bekas dan botol minuman. Untuk diketahui bahwa serat kain dari poliester daur ulang menghasilkan 75% jejak karbon yang lebih rendah daripada poliester biasa.

Kain yang dihasilkan dari proses ini sudah pasti ramah lingkungan. Sejumlah perusahaan juga sedang mengupayakan untuk mengeluarkan antimon beracun yang terkandung di dalam serat poliester daur ulang.

 

Selain 5 jenis kain di atas, kain hemp juga termasuk ramah lingkungan. Kain dengan serat alami, akan bisa terurai dua sampai 20 tahun tergantung jenisnya.

 

*sumber:

https://www.print-tekstil.com/blog/Kain-organik-vs-polyester-ilusi-ramah-lingkungan-dari-industri