Bisnis Kuliner Tahu Sumedang Sukaati Bandung, Tak Lekang Oleh Zaman. Tahu sumedang merupakan makanan berbahan dasar kedelai yang berasal dari tanah Sumedang

Bisnis Kuliner Tahu Sumedang Sukaati Bandung, Tak Lekang Oleh Zaman

Produk tahu ini sudah terkenal hampir di seluruh wilayah pulau Jawa. Perbedaan dari tahu lainnya, dengan tekstur lembut, warna coklat, dan rasa yang sedikit asam menjadi ciri dari tahu ini. Terlebih ditambah dengan kecap pedas atau cabai hijau sebagai pelengkap makanan ini.

Usaha ini nyatanya tidak hanya berkembang di daerah Sumedang saja. Jusup seorang pengusaha tahu membuka usaha tahunya di Kota Bandung, tepatnya Jl. Sukaati Raya Blok F & G No.13, Pasirluyu, Regol, Bandung, Jawa Barat 40254. Bersama istrinya, Sulastri, Jusup mengembangkan usaha tahu sumedang hingga mampu menjual sekitar 5000 tahu setiap harinya.

“Kalau di weekend bisa sampai 10.000 tahu kadang” ujar salah satu pegawai sambil melayani pelangganya.

Usaha yang digelutinya dari tahun 2004 ternyata mampu dipasarkan hingga ke beberapa daerah di Kota Bandung, diantarnya adalah daerah Batununggal, Tegalega dan Waas.

Proses pembuatan tahu sumedang yang dilakukan oleh Jusup bersama para pegawainya mampu menghabiskan sekitar 100 kilogram kedelai setiap harinya. Kedelai ini kemudian diolah dalam satu ember sebanyak 7 kilogram setiap embernya. Proses produksinya sendiri biasanya dimulai dari sekitar pukul 3 pagi hari hingga pukul 8 pagi. Kemudian akan dimulai produksi kembali sekitar pukul 1 siang hingga sore hari.

Produk yang dibuat oleh Jusup merupakan salah satu bentuk industri rumahan. Tahu sumedang yang dijual oleh Jusup juga telah bersertifikasi halal dan mempunya merk yang legal sejak tahun 2008. Tahu sumedang ini juga hanya dijual dalam bentuk matang. Tidak hanya itu, dalam proses produksinya tahu sumedang Jusup sama sekali tidak menggunakan pengawet dan bahan perasa lainnya. Rasa asam yang dihasilkan berasal dari proses alami yang diolah pada dapur produksi Jusup.

“Iya, jadi rasa asam ini diperoleh dari air hasil rebusan kedelai yang didiamkan selama 1-2 hari, kemudian kita gunakan kembali untuk merebus pada proses pembuatan tahu.” jelas Ayi, karyawan asal Sumedang yang telah bekerja lebih dari 10 tahun bersama Jusup.

Keunikan dari usaha yang dirintisnya sejak 11 April 2004 ini adalah mampu bertahan keasliannya dan diwariskan hingga menuju generasi kelima. Jusup dan istrinya merupakan pemegang generasi keempat dari trah keluarganya. Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga menjelaskan bahwa istrinya lah yang berasal dari Sumedang dan mampu membuat tahu tersebut.

“Sebenarnya ide nya datang dari almarhum ayah istri saya, namun baru sempat terealisasi dengan saya dan istri saya.” ujar Jusup.

Dalam mengembangkan usahanya Jusup tidak segan untuk berbagi pengalaman dan prinsip kepada siapapun. Dengan berbagai pengalaman yang didapatnya, Jusup justru tidak hanya memberikan ilmu yang bisa diterapkan dalam dunia usaha, namun filosofi dan motivasi hidup serta prinsip yang mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ia yakini akan secara otomatis tidak hanya menunjang kehidupannya, namun juga masyarakat dan perekonomian di Indonesia melalui usaha yang dijalankannya. Jusup bahkan berbagi bagaimana ia mampu mempertahankan usahanya hingga menuju pada generasi kelima, yaitu anaknya.

Bisnis Kuliner Tahu Sumedang Sukaati Bandung, Tak Lekang Oleh Zaman

Sumber: Ariwarta