Begini 11 Pola Makan dan Kebiasaan untuk Cegah Serangan Demensia. Demensia termasuk kondisi progresif dan membatasi hidup, yang berarti gejala semakin memburuk dari waktu ke waktu akan memperpendek hidup. Meski demikian, ada beberapa cara untuk membantu mencegah risiko demensia.

Anda dapat mengurangi risiko demensia. Meskipun ada beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah, banyak juga yang dapat diubah. Ini tidak berarti Anda pasti tidak mengembangkan kondisi tersebut tetapi dapat membuatnya kemungkinan lebih kecil. Alzheimer’s Society mencatat ada banyak faktor risiko demensia.

Begini 11 Pola Makan dan Kebiasaan untuk Cegah Serangan Demensia

Satu studi yang diterbitkan dalam Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care menunjukkan, ada kaitan antara diet yang mengandung gula dengan penyakit alzheimer.

Alzheimer adalah salah satu tipe demensia yang menyerang memori, pemikiran, dan tingkah laku.

Penyakit alzheimer juga dapat terjadi akibat pola makan yang sarat akan lemak trans, berdasarkan studi yang diambil dalam jurnal Neurobiology of Aging.

Demi mencegah demensia, beberapa pola diet yang populer seperti diet Mediterania atau diet MIND dapat dicoba. Pola diet tersebut membantu memenuhi asupan nutrisi secara seimbang, serta menjaga ketajaman otak seiring bertambahnya usia.

Begini caranya menyesuaikan pola makan dan kebiasaan untuk memertahankan kesehatan otak dan terhindar dari demensia di kemudian hari.

  1. Konsumsi sayuran berdaun hijau

Sayuran berdaun hijau menyediakan nutrisi dalam jumlah besar, serta berpotensi melindungi otak dari demensia. Fakta itu terlihat dari studi yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition.

Dalam studi itu, para ilmuwan memindai otak peserta yang mengikuti diet Mediterania versi nabati dan versi reguler. Hasilnya, peserta yang mengonsumsi makanan kaya akan sayuran berdaun hijau menunjukkan tanda-tanda penurunan mental paling sedikit.

Hasil ini dibandingkan dengan peserta yang tidak memakan sayuran berdaun hijau.

  1. Tambahkan ikan dalam menu diet sehari-hari
Baca Juga :  Arti Bayi Tabung dan Pentingnya Pendampingan Psikologis

Asam lemak omega-3 yang terdapat pada ikan tampaknya dapat menjaga otak tetap dalam kondisi prima.

Sebuah studi tahun 2009 yang diambil dari jurnal PLEFA mengaitkan penurunan kadar lemak omega-3 dengan penurunan mental dan risiko demensia atau alzheimer yang lebih tinggi.

Sementara itu, studi lain yang dimuat dalam jurnal Archives of Neurology sampai pada kesimpulan yang sama setelah meneliti kelompok komunitas besar. Peneliti studi menemukan, peserta yang makan lebih banyak asam lemak omega-3 dapat melindungi otak mereka.

Perlu diingat, asupan asam lemak omega-3 dari suplemen tidak dapat dibandingkan dengan asam lemak omega-3 yang diserap ketika kita makan ikan. Intinya, makanlah ikan demi mendapatkan manfaat dari nutrisi asam lemak omega-3, bukan hanya mengandalkan suplemen.

  1. Gunakan minyak zaitun

Guna menjaga ketajaman otak di masa tua, gantilah minyak berlemak dengan minyak zaitun. Satu studi terbaru di tahun 2022 yang dimuat dalam Journal of American College of Cardiology meneliti sebanyak 92.000 peserta.

Ditemukan, peserta yang makan minyak zaitun dalam jumlah tinggi memiliki risiko 29 persen lebih rendah untuk mengalami kematian akibat demensia atau penyakit lain yang berkaitan dengan sistem saraf. Hasil itu dibandingkan dengan peserta yang tidak memakan minyak zaitun dalam diet mereka.

  1. Menyantap makanan berwarna-warni

Para ahli sepakat, senyawa flavonoid membantu mencegah degenerasi otak. Agar kita dapat memeroleh senyawa ini dalam jumlah banyak, makanlah buah dan sayuran berwarna-warni.

Dalam studi tahun 2021 yang diambil dari jurnal Neurology, peneliti memantau sebanyak 77.000 peserta selama kurun waktu 20 tahun untuk memelajari pola diet mereka.

Peneliti kemudian menemukan, peserta yang mengonsumsi flavonoid dalam jumlah tinggi (dari buah dan sayuran berwarna-warni) memiliki kesehatan sistem saraf yang lebih baik seiring bertambahnya usia.

  1. Perbanyak buah beri
Baca Juga :  Jawaban Apakah Boleh Minum Kopi Ketika Sahur?

Studi yang diterbitkan dalam situs web Rutgers membuktikan, buah beri mengandung senyawa antioksidan dan flavonoid yang tidak hanya memperlambat penurunan mental, melainkan juga melawan demensia.

Buah beri mampu mencegah oksidasi (proses hilangnya satu atau lebih elektron dalam suatu zat) dan menghilangkan banyak hal negatif dari diet tinggi lemak.

Adapun studi terpisah yang diambil dari jurnal Annals of Neurology juga memberikan kesimpulan serupa. Semakin banyak buah beri yang dikonsumsi individu, kondisi mental mereka akan semakin lambat menurun.

  1. Makan kacang kenari

Menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nutrients, kacang kenari mampu menangkal demensia, depresi, dan kondisi neurologis lainnya.

Studi lain dalam jurnal Advances in Nutrition membuktikan, pencegahan penurunan fungsi kognitif hanya terjadi ketika peserta memakan kacang kenari, bukan kacang jenis lain.

Lalu, studi dari The Journal of Nutrition, Health, dan Aging mengungkap, kacang-kacangan secara umum berpotensi mencegah penurunan mental pada wanita berusia lanjut.

Namun sebaiknya, pastikan kita mengonsumsi kacang kenari untuk mendapatkan manfaat maksimal.

  1. Menambahkan kacang polong atau legume

Studi yang dimuat dalam Journal of Translational Medicine melacak 200 peserta di Italia berusia di atas 65 tahun. Terungkap, mereka yang makan kacang dan lentil dalam jumlah lebih tinggi mendapat skor lebih baik pada tes kesehatan kognitif.

  1. Rutin berolahraga

Olahraga rutin adalah cara paling efektif untuk mencegah penurunan kognitif akibat demensia dan mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Terlebih, pola hidup sehat ini juga bisa memperlambat kerusakan saraf otak lebih lanjut, pada orang-orang yang sudah terlanjur mengembangkan masalah kognitif. Sebab, olahraga dapat merangsang kemampuan otak untuk mempertahankan koneksi saraf yang lama dan juga membuat yang baru.

Sesi olahraga yang baik dilakukan sebaiknya terdiri dari variasi latihan kardio, latihan kekuatan (beban), dan keseimbangan atau kelenturan tubuh. Latihan kardio dapat membantu jantung memompa lebih banyak darah segar ke otak yang bisa digunakan sebagai energi.

Baca Juga :  Efek Ginjal Ketika Kita Berpuasa 13 Jam Sehari

Latihan kekuatan bermanfaat untuk membangun massa otot untuk memompa kerja otak. Sementara latihan keseimbangan dan koordinasi dapat menjaga ketangkasan dan menghindari jatuh yang bisa menyebabkan cedera kepala.

  1. Jaga Berat Badan Ideal

Obesitas bisa meningkatkan tekanan darah, yang meningkatkan risiko terkena demensia. Selain itu, menjaga berat badan yang ideal dan sehat juga akan mengurangi risiko diabetes tipe 2, stroke, penyakit jantung, hingga demensia.

  1. Hindari Rokok

Jika sudah merokok, cobalah untuk berhenti. Sebab, merokok dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena demensia.

  1. Tidur yang Cukup

Jika mood sedang sangat buruk seakan dunia berakhir ketika kurang tidur, waspadalah. Kamu mungkin berisiko lebih tinggi untuk terkena gejala demensia. Sebab, sudah umum bagi pengidap demensia untuk mengalami insomnia atau masalah tidur lainnya.

Meski begitu, penelitian baru menunjukkan bahwa gangguan tidur bukan hanya timbul sebagai gejala Alzheimer, tetapi juga faktor risikonya. Kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan produksi protein “sampah” beta-amiloid di otak, yang terkait dengan perkembangan gejala demensia dan Alzheimer.

Selain itu, tidur nyenyak terutama diperlukan untuk membuang racun otak dan pembentukan ingatan yang lebih kuat. Jika kamu mengalami kesulitan tidur, cobalah lakukan meditasi dan jauhkan gadget ketika menjelang waktu tidur.

Begini 11 Pola Makan dan Kebiasaan untuk Cegah Serangan Demensia

Sumber :

https://kompas.com/

https://tempo.co/

https://www.halodoc.com/


Live Streaming