Bagaimana dengan Investasi? Dana Darurat Penting di Tengah Pandemi Covid-19. Pada masa pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran, terutama dalam hal ekonomi mengenai pengelolaan uang. Menurut perencana keuangan ZAP Finance Prita Hapsari Gozie, krisis ekonomi yang dipicu oleh bencana kesehatan itu telah mengajarkan betapa pentingnya dana darurat.

“Fakta menunjukkan dana darurat yang dibentuk sejak jauh-jauh hari dan dilakukan secara konsisten, telah menjadi penyelamat keuangan banyak keluarga selama pandemi,” kata Prita dalam siaran pers, Minggu (31/10/2021).

Bagaimana dengan Investasi? Dana Darurat Penting di Tengah Pandemi Covid-19

Dana darurat adalah dana yang disimpan dan dialokasikan secara rutin untuk mengantisipasi situasi terburuk, semisal menjadi korban pemutusan hubungan kera (PHK), bencana alam atau anjloknya pertumbuhan ekonomi secara masif yang berdampak pada penurunan pendapatan.

Menurut Prita, pembentukan dana darurat adalah sebesar 10 persen hingga 15 persen dari penghasilan yang disisihkan secara rutin. Ada juga yang menghitung besaran ideal dana darurat sebesar 10 kali gaji bulanan.

Baca Juga :  Kode Redeem Game Super Sus 25 Maret 2024 Terbaru dan Valid, SImak Cara Mainnya

Prita bilang, jika dana darurat sudah terpenuhi dan ada dana lebih, menabung dan berinvestasi bisa dilakukan agar rencana masa depan bisa tercapai dengan mudah.

“Memastikan kebutuhan dasar terpenuhi dengan penghasilan yang ada, kemudian juga mengalokasikan untuk tabungan, investasi dan proteksi,” kata Prita.

Selain kesadaran menyiapkan dana darurat, pandemi juga menumbuhkan minat tinggi generasi milenial terhadap investasi, baik investasi saham, reksadana, emas bahkan bitcoin.

Fenomena ini menjamur karena generasi milenial memiliki kelebihan likuiditas akibat berkurangnya aktivitas plesiran, belanja dan hang out. Survei McKenzie tahun 2020 lalu memperlihatkan, kebiasaan baru yang muncul akibat pandemi akan terus bertahan, sekalipun krisis telah berlalu. Termasuk budaya baru masyarakat indonesia dalam berinvestasi.

Fakta menunjukkan jumlah investor ritel bertambah signifikan selama pandemi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan di masa pandemi Covid-19, jumlah investor pasar modal di tanah air terus bertumbuh.

Baca Juga :  Info Jadwal Libur Sekolah Lebaran 2024 di 38 Provinsi

Sampai dengan Juli 2021, investor pasar modal sudah mencapai 5,82 juta. Jumlah itu meningkat 93 persen secara tahunan yang didominasi oleh investor ritel milenial, atau yang berusia kurang dari 30 tahun.

Jika mengacu ke riset McKenzie, maka investor generasi corona ini akan tetap setia berinvestasi di pasar modal meskipun kehidupan sudah berangsur normal.

Menurut ekonom CELIOS Bhima Yudhistira, tingginya kesadaran berinvestasi dipicu oleh semakin mudahnya akses masyarakat terhadap produk keuangan. Berkat digitalisasi, investasi semakin mudah dijangkau, berbiaya murah dan simple.

“Digitalisasi meningkatkan literasi dan membawa pemahaman masyarakat kita ke level lebih tinggi. Masyarakat semakin sadar, manajemen keuangan semakin penting untuk menuju ketahanan dan kemandirian finansial,” kata Bhima.

Baca Juga :  KODE REDEEM Mobile Legends 25 Maret 2024 Terbaru

Bhima yakin, investasi menggunakan kanal digital akan semakin semarak apabila institusi perbankan mampu mengintegrasikan dirinya dengan ekosistem pasar modal. Integrasi ini bukan hanya menciptakan kemudahan, juga kedisiplinan dalam pengelolaan uang.

“Ini akan menjadi tantangan buat perbankan dalam memudahkan nasabahnya melakukan manajemen keuangan. Bank menjadi penting karena disinilah masyarakat menyimpan dananya. Jika rekening bank bisa terintegrasi dengan produk dan layanan investasi, hasilnya akan baik,” kata Bhima.

Bagaimana dengan Investasi? Dana Darurat Penting di Tengah Pandemi Covid-19

Sumber : https://kompas.com/